Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hal Penting Seputar Tes HIV di Puskesmas

Myles Bannister

Salah satu syarat yang dibutuhkan oleh pasangan yang ingin menikah adalah tes HIV di puskesmas. Meski aturan ini belum diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia, tes ini penting bagi kesehatan keluarga Anda di masa depan. Bagaimana cara dan berapa biaya tes HIV di puskesmas? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Tujuan Tes HIV?

Tes HIV di puskesmas atau dalam dunia medis populer dengan sebutan VCT (voluntary counselling and testing) diartikan sebagai konseling dan tes HIV secara sukarela (KTS). Pemeriksaan ini berguna untuk mencegah, merawat, dan mengobati HIV sebelum terlambat.

Jika Anda terlambat mendiagnosis HIV dan ternyata hasilnya positif, Anda akan mengeluarkan biaya pengobatan dan rawat inap yang jauh lebih besar.

Setiap orang yang aktif secara seksual perlu menjalani tes ini. Selain penting bagi calon pengantin, tes ini berguna bagi Anda yang merencanakan kehamilan dan wanita hamil penderita TB.

Prosedur Tes HIV di Puskesmas

Cara tes HIV di puskesmas sangat mudah. Yang pertama, daftarkan diri ke bagian administrasi. Bagi yang tidak memiliki kartu BPJS, keluarkan biaya administrasi sebesar Rp5.000–10.000 dan serahkan KTP untuk pendataan.

Bagi yang memiliki kartu BPJS Kesehatan atau peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), tes HIV di puskesmas tidak dikenakan biaya. Pemeriksaan ini gratis karena merupakan salah satu program pemerintah dalam menanggulangi HIV/AIDS.

Saat menjalani tes, ada tiga tahap yang harus dilalui:

  • Konseling pra-tes
  • Tes HIV
  • Konseling setelah tes

Pemeriksaan ini bersifat rahasia karena harus menandatangani lembar persetujuan tertulis sebelum tes dilakukan.

Tahapan-tahapan itu antara lain:

1. Konseling Pra-Tes

Konseling pra-tes adalah tahap pertama sebelum Anda menjalani tes HIV. Tahap ini diperlukan untuk mempersiapkan Anda menghadapi tes dan membantu mengantisipasi hasilnya, positif atau negatif.

Pada tahap ini, Anda diharapkan jujur menceritakan segala kegiatan yang dicurigai dapat membuat Anda terpapar virus HIV.

2. Tes HIV

Setelah mendapatkan penjelasan lengkap mengenai HIV dan AIDS, tahap selanjutnya adalah tes HIV. Pemeriksaan dilakukan dengan cara rapid test, tes yang mengharuskan petugas kesehatan mengambil darah pasien.

3. Konseling Setelah Tes

Usai tes dan mendapatkan hasilnya, seorang konselor akan menjelaskan hasil tes secara sederhana dalam sesi konseling.

Jika hasilnya positif, konselor akan memberi informasi mengenai langkah apa yang harus diambil, seperti pengobatan, menjaga pola hidup sehat, serta bagaimana agar tidak menularkannya ke orang lain.

Seberapa Efektifkah Tes VCT untuk Mendeteksi Virus HIV?

Efektivitas tes VCT untuk mendeteksi virus HIV bervariasi tergantung dari kelengkapan prosedur yang dijalani. Hal itu bisa dilihat dari kemampuan konselor meyakinkan pasien, menilai risiko infeksi sebelum dan sesudah konseling, hingga bagaimana melaporkan hasil tes pada pasien.

Tes VCT efektif dalam menurunkan risiko penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya. HIV dapat dikelola dengan pengobatan antiretroviral (ART) yang bertujuan untuk menekan perkembangan virus, termasuk memperkecil risiko penularan dari ibu ke janin.

Tes ini menjadi penting sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan sedini mungkin. Selain berguna sebagai langkah pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS, cara ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan daya tahan tubuh seseorang.

Referensi

  1. Anonim. Pemeriksaan VCT. https://puskesmaspejagoan.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/63/pemeriksaan-vct. (Diakses pada 13 Januari 2022).
  2. Siyahailatua, Sarah Ervina Dara. 2020. Jangan Takut, Begini Prosedur Tes HIV yang Mudah dan Nyaman. https://gaya.tempo.co/read/1316638/jangan-takut-begini-pro. (Diakses pada 13 Januari 2022).
  3. Sukardi, Muhammad. 2019. Sekarang Tes HIV Bisa di Puskesmas, Gratis!. https://lifestyle.okezone.com/read/2019/02/08/481/2015240/sekarang-tes-hiv-bisa-di-puskesmas-gratis. (Diakses pada 13 Januari 2022).

About The Author

Bolehkah Minum Susu Saat Perut Masih Kosong?

Malassezia Folliculitis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahan