Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Bruxism: Ciri-Ciri, Penyebab, Diagnosis, Penanganan, dll

Myles Bannister

Tanpa disadari, Anda mungkin mengidap bruxism. Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari ciri-ciri, penyebab, hingga komplikasi yang mungkin ditimbulkan.

Apa Itu Bruxism?

Bruxism adalah suatu kondisi ketika seseorang menggemeretak, menggesek, atau mengerat giginya sendiri. Biasanya terjadi di malam hari (sleep bruxism). Kondisi ini juga berkaitan dengan gangguan kesehatan lainnya seperti mendengkur dan sleep apnea.

Bruxism—disebut juga bruxomania—tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan masalah pada gigi, tulang rahang, dan gejala sakit kepala. Banyak pengidapnya tidak menyadari hingga masalah muncul.

Ciri dan Gejala Bruxism

Beberapa ciri atau gejala bruxism adalah gigi patah, enamel gigi terkikis, sensitivitas gigi, nyeri gigi dan telinga, nyeri rahang hingga wajah dan leher, fleksibilitas otot rahang berkurang, sakit kepala, dan sulit tidur.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Periksa ke dokter jika mengalami gejala bruxism yang berlangsung dalam waktu yang lama. Jika anak menggemeretak gigi, sebaiknya bawa ke dokter gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Bruxism

Penyebab bruxism belum dapat dipastikan, namun kondisi ini berkaitan dengan faktor fisik, psikis, dan genetik. Terbagi menjadi dua: awake bruxism (terjadi saat stres, cemas, atau berkonsentrasi) dan sleep bruxism (dipicu aktivitas alamiah gigi saat tidur).

Pada anak-anak, bruxism muncul ketika pertumbuhan gigi dan umumnya berhenti saat remaja.

Faktor Risiko Bruxism

Faktor risiko bruxism antara lain stres, usia anak-anak, kepribadian agresif, kompetitif, dan hiperaktif, terapi obat-obatan, riwayat keluarga, dan gangguan kesehatan seperti Parkinson, demensia, GERD, epilepsi, sleep apnea, dan ADHD.

Diagnosis Bruxism

Pemeriksaan bruxism meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik gigi, tulang rahang, dan otot, serta pemeriksaan penunjang seperti electromyographic untuk mengukur intensitas bruxism.

Penanganan Bruxism

Penanganan bruxism termasuk penggunaan mouthguard untuk melindungi gigi, penyesuaian ortodonti, dan penanganan masalah kesehatan yang mendasarinya. Untuk kasus ringan, bisa mengelola stres, relaksasi tubuh dan pikiran, menghindari makanan keras, dan memijat area wajah.

Komplikasi Bruxism

Tanpa penanganan, bruxism dapat menyebabkan kerusakan gigi, sakit kepala, nyeri rahang, dan masalah pada temporomandibular joint (TMJ) yang letaknya di depan telinga.

Referensi

  1. Anonim. Bruxism (Teeth Grinding). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bruxism/symptoms-causes/syc-20356095 (Diakses pada 26 Februari 2020)
  2. Blake, K. 2016. What Causes Teeth Grinding? https://www.healthline.com/symptom/teeth-grinding (Diakses pada 26 Februari 2020)
  3. Kraft, S. 2017. What is bruxism, or teeth grinding? https://www.medicalnewstoday.com/articles/190180 (Diakses pada 26 Februari 2020)

About The Author

5 Alasan Wanita Hamil Muda Dilarang Berhubungan Intim

3 Cara Mengatasi Bipolar Disorder Paling Efektif