Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sindrom Kelelahan Kronis: Ciri-Ciri, Penyebab, Pengobatan

Myles Bannister

Sindrom kelelahan kronis adalah kondisi medis yang sering tidak disadari oleh banyak orang, meskipun mereka mengalaminya. Pelajari lebih lanjut tentang masalah medis ini, termasuk ciri-ciri, penyebab, serta langkah-langkah pengobatan dan pencegahannya.

Apa Itu Sindrom Kelelahan Kronis?

Sindrom kelelahan kronis atau Chronic Fatigue Syndrome (CFS) adalah gangguan medis yang menyebabkan penderitanya merasa lelah secara terus-menerus. Kelelahan adalah hal yang normal setelah melakukan aktivitas atau dalam keadaan sakit. Namun, dalam kasus CFS, rasa kelelahan terus muncul bahkan ketika tidak ada aktivitas atau setelah istirahat yang cukup.

CFS, juga dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis, mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Penderita CFS akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita berusia 40-50 tahun.

Ciri dan Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

Seseorang mungkin mengalami sindrom kelelahan kronis jika memiliki ciri-ciri berikut:

  • Kelelahan ekstrem, terutama setelah melakukan aktivitas fisik berat seperti olahraga.
  • Gangguan memori dan konsentrasi.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit kepala.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak.
  • Nyeri otot atau sendi yang tidak dapat dijelaskan.
  • Pusing saat berpindah dari posisi berbaring ke duduk atau berdiri.
  • Tidur tidak nyenyak.

Sindrom ini dapat bersifat siklus, dengan periode perasaan yang memburuk dan membaik. Gejalanya kadang-kadang dapat hilang sementara (remisi), namun kemungkinan gejala akan kambuh kembali di kemudian hari.

Kapan Harus Mengecek ke Dokter?

Jika mengalami kelelahan yang ekstrem dan berlangsung dalam jangka waktu lama, serta disertai dengan gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya, segera periksa ke dokter. Kelelahan pada tubuh biasanya adalah gejala dari suatu penyakit, seperti infeksi atau gangguan psikologis.

Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis

Para ahli medis masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab sindrom kelelahan kronis. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga terkait dengan kondisi ini:

  • Infeksi virus: Beberapa orang mengalami CFS setelah menderita infeksi virus tertentu seperti virus Epstein-Barr, human herpesvirus 6, Ross River Virus (RRV), dan virus rubella.
  • Masalah sistem kekebalan: Penderita CFS diketahui memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh, tetapi belum diketahui apakah ini merupakan penyebab langsung dari CFS.
  • Ketidakseimbangan hormon: Penderita CFS terkadang mengalami ketidakseimbangan kadar hormon di hipotalamus, kelenjar pituitari, atau kelenjar adrenal.
  • Trauma fisik atau emosional: Beberapa orang melaporkan mengalami cedera fisik atau tekanan emosional yang signifikan sebelum mengalami kelelahan ekstrem dalam jangka panjang.

Faktor Risiko Sindrom Kelelahan Kronis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom kelelahan kronis meliputi:

  • Usia: Sindrom kelelahan kronis dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada dewasa muda hingga paruh baya.
  • Jenis kelamin: Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami CFS dibandingkan pria.

Faktor lain yang juga berperan meliputi faktor genetik, alergi, stres, dan kondisi lingkungan sekitar.

Diagnosis Sindrom Kelelahan Kronis

Diagnosis sindrom kelelahan kronis menjadi sulit karena penyebabnya belum terkonfirmasi dan gejalanya mirip dengan kondisi medis lainnya. Dokter mungkin hanya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien mengenai gejala dan riwayat kesehatan. Terkadang dokter juga dapat melakukan pemeriksaan terkait masalah kesehatan lain yang dialami oleh penderita.

Pengobatan Sindrom Kelelahan Kronis

Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan CFS, namun terdapat tindakan medis yang dapat meredakan gejalanya dan membantu penderita menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. Beberapa tindakan pengobatan yang umum diterapkan antara lain:

1. Obat-obatan

Berikut adalah beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi sindrom kelelahan kronis:

  • Antidepresan: Obat antidepresan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan meredakan rasa sakit pada penderita CFS yang juga mengalami depresi.
  • Pengatur tekanan darah dan irama jantung: Obat untuk mengatur tekanan darah atau irama jantung dapat membantu penderita CFS yang sering pingsan atau mual saat berdiri atau duduk tegak.
  • Pereda nyeri: Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen dapat membantu meredakan sakit kepala dan nyeri otot.

2. Perubahan Gaya Hidup

Beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala CFS. Batasi asupan kafein, hindari atau batasi konsumsi rokok dan minuman beralkohol, hindari tidur siang jika mengganggu tidur malam, buat jadwal tidur yang teratur, dan pastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup.

Komplikasi Sindrom Kelelahan Kronis

Jika sindrom kelelahan kronis tidak dikendalikan, dapat menyebabkan menurunnya produktivitas, gangguan kehidupan sosial, dan depresi.

Referensi

  1. Anonim. Chronic Fatigue Syndrome. Mayo Clinic, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-fatigue-syndrome/symptoms-causes/syc-20360490 (accessed on 1 December 2020).
  2. Anonim. Chronic Fatgue Syndrome (CFS/ME). NHS, https://www.nhs.uk/conditions/chronic-fatigue-syndrome-cfs/ (accessed on 1 December 2020).
  3. Anonim. Myalgic Encephalomyelitis/Chronic Fatgue Syndrome. CDC, https://www.cdc.gov/me-cfs/index.html (accessed on 1 December 2020).
  4. Sampson, S. 2020. CFS (Chronic Fatigue Syndrome). Healthline, https://www.healthline.com/health/chronic-fatigue-syndrome#outlook (accessed on 1 December 2020).

About The Author

3 Resep Es Krim Buah yang Sehat dan Enak

Manfaat Potasium, Cegah Penyakit Stroke hingga Batu Ginjal