Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Sarkasme: Penyebab, Contoh, dan Efek Psikologis Orang Lain

Myles Bannister

Sarkasme adalah cara memberikan kritik dengan kata-kata dan nada humoris agar tidak terlalu menyakitkan. Pelajari tentang sifat sarkasme, penyebabnya, contohnya, dan efek psikologisnya pada orang lain. Semuanya akan dijelaskan dengan lengkap dalam artikel ini.

Apa Itu Sarkasme?

Sarkasme adalah penggunaan kata-kata untuk menyakiti perasaan atau mengkritik dengan cara humoris. Sarkasme dapat berupa ucapan ironis, tajam, pedas, dan pahit yang menyindir orang lain.

Contoh sarkasme, seperti mengatakan “kamu pasti sangat sibuk hingga tidak sempat membersihkan kamar,” padahal maksud sebenarnya adalah “kamu sangat malas untuk membersihkan kamar yang berantakan dan kotor.” Kalimat sarkasme memiliki arti terselubung dan satir, bergantung pada konteksnya.

Banyak orang menggunakan sarkasme sebagai lelucon, tetapi terkadang kalimat sarkastik dapat menyakiti perasaan orang lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang bersarkasme percaya bahwa kalimat mereka lucu dan tidak menyakitkan, namun orang yang menjadi korban berpikir sebaliknya.

Penyebab Orang Suka Sarkasme

Sarkasme dianggap sebagai humor yang cerdas karena membutuhkan pemikiran tinggi untuk memahaminya. Orang dengan sikap sarkastik juga dianggap lebih pintar, tetapi apakah itu benar?

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering menggunakan lelucon sarkastik tidak selalu pintar, mereka hanya menguasai teori pikiran untuk mendeteksi kondisi mental, perasaan, dan pikiran orang lain. Sayangnya, beberapa orang menggunakan sarkasme untuk menyerang orang lain.

Lalu, mengapa orang menggunakan sarkasme? Berikut adalah beberapa alasan:

1. Ketidakamanan

Ketidakamanan adalah salah satu alasan seseorang menggunakan nada sarkastik untuk menghindari konfrontasi. Seseorang yang takut meminta apa yang diinginkannya atau merasa akan ditolak cenderung menggunakan kata-kata sarkastik.

2. Kemarahan

Kalimat sarkastik bisa menjadi bentuk kemarahan. Seseorang bisa menggunakan ucapan sarkastik terselubung untuk menunjukkan dominasi dan kemarahan.

Contoh sarkasme, Budi lupa membuang sampah dan Ani mengatakan, “Ah, memang ya rumah yang banyak sampahnya sangat harum dan terasa nyaman.” Itu adalah contoh sarkasme.

3. Kecanggungan Sosial

Seseorang mungkin menggunakan kalimat sarkastik untuk mencoba mengurangi kecanggungan sosial, tetapi seringkali situasinya menjadi salah konteks dan tidak lucu. Misalnya, seorang teman datang terlambat dan teman lainnya mengatakan, “Wah, mungkin Budi sedang rapat dengan Presiden Argentina dulu.”

4. Menutupi Perasaan atau Sesuatu

Orang sarkastik seringkali menggunakan lelucon sarkastik untuk menutupi perasaan marah, iri, tidak suka, atau ketidakcakapan mereka sendiri tanpa terlihat jelas. Sarkasme dianggap akan lebih dihargai dan diterima oleh orang lain.

Efek Psikologi dari Sarkasme

Sarkasme adalah sindiran tajam dengan balutan humor, namun seringkali menyebabkan efek psikologis pada orang lain. Ketika kalimat sarkastik terlalu pedas, lelucon tersebut tidak lagi lucu tetapi menyakiti orang lain. Beberapa efek psikologis yang mungkin terjadi ketika Anda menyampaikan sarkasme yang tidak tepat:

1. Menyakiti Orang Lain

Anda mungkin menganggapnya sebagai lelucon, tetapi orang lain yang mendengarkannya bisa merasa tersakiti. Candaan yang berlebihan seringkali menyakiti dan menghina.

2. Menghancurkan Hubungan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sarkasme dapat digunakan untuk menghina orang lain secara tidak langsung atau terselubung. Beberapa orang bahkan sengaja menggunakan ucapan sarkastik untuk menyerang orang yang tidak disukai, jauh dari konteks humoris. Akibatnya, satu-dua kalimat pedas bisa menghancurkan hubungan sosial dengan orang lain.

3. Salah Paham

Penelitian lain menunjukkan bahwa sarkasme dapat disalahartikan dengan negatif terutama jika dilakukan secara online atau melalui media elektronik. Kesalahpahaman atau salah tafsir dapat merusak hubungan emosional antara individu. Kata-kata yang terlalu pedas juga dapat merusak keadaan psikologis seseorang.

Banyak peneliti menyebutkan bahwa sarkasme sebagian besar bersifat ringan, lucu, atau menggoda (Gibbs, 2000), tetapi ada juga catatan tentang ucapan sarkastik yang sangat merusak dan merusak hubungan (Anolli & Infantino, 1997; Leggitt & Gibbs, 2000).

Cara Mengatasi Orang yang Sarkastik

Jika teman Anda bisa membuat lelucon sarkastik yang lucu dan menghibur, itu adalah cara yang tepat. Namun, jika seseorang terus-menerus membuat sarkasme yang tidak lucu dan menyakiti orang di sekitarnya, Anda perlu tahu cara meresponsnya.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi sarkasme yang tidak sesuai konteks dari orang lain:

1. Jawab Secara Harfiah

Jika Anda merasa tidak nyaman dengan sikap sarkastik seseorang, Anda bisa menjawab lelucon tersebut secara harfiah untuk mematikannya.

Misalnya, jika Anda baru belajar memasak dan menyadari bahwa hasil masakan Anda terlalu asin. Teman Anda mencoba makan dan mengatakan, “Wah, makanan asin memang makanan favoritku!” Itu adalah contoh sarkasme yang kurang menyenangkan. Anda bisa menjawab, “Bagus sekali. Kalau begitu, silakan habiskan semua makanan asin ini! Kamu pasti suka!”

2. Abaikan

Anda juga bisa mengabaikan orang yang terus-menerus membuat lelucon sarkastik yang tidak lucu. Jika Anda sudah mengenal orang tersebut, lelucon sarkastik mereka mungkin tidak akan menyakiti Anda. Jika Anda terganggu, jangan memberi tanggapan dan fokus pada hal-hal lain.

3. Berikan Saran

Sarkasme yang baik adalah sarkasme yang bisa membuat orang tertawa bersama, bukan kalimat yang membuat orang lain ditertawakan. Orang sarkastik seringkali terlalu percaya diri bahwa lelucon mereka lucu, padahal itu menyakitkan. Anda bisa memberikan saran secara langsung agar orang tersebut meningkatkan level humornya dengan cara yang positif.

Referensi

  1. Cambridge Dictionary. 2020. Sarkasm. https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/sarcasm. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  2. Hendriksen, Ellen, Ph.D. 2016. 3 Ways to Stay Cool in the Face of Sarcasm. https://www.psychologytoday.com/us/blog/how-be-yourself/201609/3-ways-stay-cool-in-the-face-sarcasm. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  3. Science of People. 2020. Sarcasm: What It Is and Why It Hurts Us. https://www.scienceofpeople.com/sarcasm-why-it-hurts-us/. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  4. Lazarus, Clifford Ph.D. 2012. Think Sarcasm is Funny? Think Again. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/think-well/201206/think-sarcasm-is-funny-think-again. (Diakses pada 28 Januari 2021).

About The Author

Seberapa Penting Tablet Penambah Darah untuk Ibu Hamil?

10 Cara Menghilangkan Gatal di Penis (Pria Wajib Baca!)