Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Retinopati Prematuritas: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Myles Bannister

Kelahiran prematur membuat bayi rentan terhadap retinopati prematuritas. Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani. Apa itu retinopati prematuritas?

Apa Itu Retinopati Prematuritas?

Retinopati prematuritas adalah penyakit mata yang menyerang bayi yang lahir prematur dengan berat 1,25 kilogram atau kurang (semakin ringan berat badan, semakin besar risikonya). Retinopati prematuritas atau Retinopathy of prematurity (ROP) biasanya terjadi di kedua mata. Penyakit ini disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah mata saat bayi masih dalam kandungan.

Pada kondisi ini, pembuluh darah terbentuk secara tidak normal, mengganggu aliran oksigen ke mata. Oksigen sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mata. Akibatnya, terjadi retinopati prematuritas.

Seberapa Umum Kasus Retinopati Prematuritas?

Laporan dari The National Eye Institute menyebutkan bahwa dari total 3,9 juta bayi yang lahir prematur setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 14-16 ribu di antaranya didiagnosis dengan retinopati prematuritas. Sebagian besar kasus termasuk dalam ROP ringan.

Meskipun demikian, fakta bahwa masih ada sekitar 1.100-1.500 bayi lain yang mengalami ROP dengan tingkat yang lebih parah tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua yang melahirkan bayi prematur untuk segera mendapatkan perawatan medis guna mengurangi risiko ROP yang lebih serius.

Ciri dan Gejala Retinopati Prematuritas

Retinopati prematuritas biasanya memerlukan pemeriksaan mata khusus untuk mendeteksi gejalanya. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada bayi yang lahir prematur dan berpotensi mengalami ROP.

Bayi memiliki kemungkinan besar mengalami ROP jika ditemukan beberapa ciri-ciri berikut selama pemeriksaan:

  • Pupil berwarna putih
  • Mata juling
  • Gerakan mata tidak normal
  • Pembengkakan pembuluh darah mata
  • Pembuluh darah mata pecah

Penyebab Retinopati Prematuritas

Retinopati prematuritas disebabkan oleh abnormalitas pembuluh darah mata yang menyebabkan pembuluh darah tersebut menyebar ke retina. Kelemahan pada pembuluh darah ini membuatnya rentan pecah dan menyebabkan kerusakan pada retina serta terlepas dari dinding mata.

ROP terjadi karena kelahiran prematur. Pada usia kehamilan sekitar 16 minggu, pembuluh darah mulai tumbuh di saraf optik mata janin. Pembuluh darah terus berkembang dan mendekati tepi retina. Pembuluh darah tersebut berperan sebagai suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan saat pembentukan mata.

Pada bayi yang lahir pada waktu yang tepat, proses berkembangnya pembuluh darah sudah hampir selesai dan retina akan terbentuk dengan sempurna sekitar 1 bulan setelah kelahiran.

Pada bayi yang lahir prematur, pembuluh darah mata belum terbentuk dengan sempurna karena proses pertumbuhannya terhenti sebelum mencapai tepi retina. Akibatnya, pembuluh mata tidak berfungsi dengan baik dalam mengalirkan oksigen ke mata yang sangat dibutuhkan.

Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat mengakibatkan pelepasan retina dari bola mata dan menyebabkan kehilangan penglihatan permanen, yang disebut ablasi retina.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Penanganan medis segera penting untuk penderita retinopati prematuritas guna mencegah komplikasi yang lebih buruk. Oleh karena itu, jika Anda melahirkan prematur, segera berkonsultasi dengan dokter untuk langkah-langkah selanjutnya. Jangan menunda kunjungan ke dokter jika ditemukan gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini pada bayi Anda.

Diagnosis Retinopati Prematuritas

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan mata berkala pada bayi untuk mendiagnosis ROP. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setiap 1-2 minggu (juga berlaku untuk kasus ROP ringan) dan dimulai saat bayi berusia 1 bulan. Pemeriksaan lanjutan akan dilakukan setiap 4-6 minggu jika ROP tidak sembuh.

Salah satu metode yang digunakan dokter saat pemeriksaan adalah pencairan cairan khusus untuk melebarkan pupil. Ini membantu dokter melihat mata dan bagian-bagiannya dengan lebih jelas.

Tujuan dari diagnosis ini adalah mengetahui lokasi dan tingkat keparahan pembuluh darah yang abnormal. Dengan prosedur ini, dokter dapat menentukan stadium ROP dan metode pengobatan yang tepat.

Stadium Retinopati Prematuritas

Berdasarkan hasil diagnosa, dokter akan menentukan stadium ROP yang diderita pasien. Terdapat 5 stadium keparahan penyakit ini, yaitu:

  • Stadium I: ROP ringan dengan abnormalitas minor pada pembuluh darah
  • Stadium II: ROP dengan tingkat abnormalitas pembuluh darah yang lebih tinggi, tetapi masih tergolong ringan
  • Stadium III: ROP dengan abnormalitas pembuluh darah parah dan memerlukan penanganan khusus
  • Stadium IV: ROP dengan retina terlepas sebagian
  • Stadium V: ROP dengan retina yang terlepas seluruhnya

Tingkat keparahan ROP menentukan metode pengobatan yang tepat serta peluang kesembuhan pasien.

Pengobatan Retinopati Prematuritas

Pada kasus ROP ringan, pengobatan khusus umumnya tidak diperlukan karena kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Namun, jika ROP termasuk dalam stadium tinggi (stadium III-V), dokter akan memberikan penanganan medis khusus, antara lain:

1. Terapi Laser

Metode ini melibatkan pemancaran sinar laser dengan intensitas rendah ke retina. Tujuannya adalah menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal dengan menghancurkan tepi retina. Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 30-45 menit untuk setiap mata.

Meskipun sebagian besar operasi laser berjalan dengan lancar, ada kemungkinan hilangnya penglihatan perifer sebagai komplikasi.

2. Krioterapi

Metode ini melibatkan penggunaan bahan beku pada mata untuk menghancurkan tepi retina dan menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal. Krioterapi merupakan metode pengobatan ROP yang lebih tua. Seperti terapi laser, tindakan ini juga dapat menyebabkan hilangnya penglihatan perifer.

3. Injeksi

Injeksi adalah metode pengobatan ROP yang relatif baru. Obat antikanker seperti avastin disuntikkan ke mata untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal pada retina. Namun, metode ini masih dalam penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanannya dalam mengobati ROP.

4. Scleral Buckling

Scleral buckling melibatkan pemasangan karet silikon pada bagian putih mata untuk mencegah jaringan parut menarik retina dan mengembalikannya ke posisi semula. Karet ini akan dilepas setelah beberapa bulan atau tahun untuk mencegah rabun jauh karena pertumbuhan mata yang terus berlanjut.

5. Vitrektomi

Prosedur ini melibatkan pengangkatan vitreous dan penggantinya dengan larutan garam. Retina yang terlepas akan dipotong untuk kemudian ditempatkan kembali ke dinding mata. Vitrektomi dilakukan jika ROP sudah mencapai stadium IV-V.

Komplikasi Retinopati Prematuritas

Retinopati prematuritas yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Mata juling (strabismus)
  • Rabun jauh
  • Rabun dekat
  • Ambliopia
  • Glaukoma
  • Buta permanen

Biasanya, komplikasi-komplikasi tersebut muncul pada masa anak-anak atau dewasa.

Pencegahan Retinopati Prematuritas

Pencegahan retinopati prematuritas dapat dilakukan dengan menghindari kelahiran prematur. Kelahiran prematur dipengaruhi oleh faktor risiko seperti:

1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah

  • Usia ibu 17 tahun atau di atas 35 tahun
  • Orang Afrika memiliki risiko lebih tinggi

2. Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Kehamilan dan Reproduksi

  • Riwayat kelahiran prematur
  • Riwayat keluarga dengan kelahiran prematur
  • Kejadian hamil anak kembar
  • Interval kehamilan kurang dari 18 bulan
  • Penggunaan teknologi reproduksi
  • Gangguan pada serviks dan uterus

3. Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Masalah Kesehatan Umum

  • Gangguan pola makan
  • Obesitas
  • Kekurangan berat badan
  • Diabetes
  • Trombofilia
  • Tekanan darah tinggi
  • Preeklampsia

4. Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Gaya Hidup

  • Stres
  • Merokok atau terpapar asap rokok
  • Konsumsi alkohol
  • Penggunaan narkoba

Tindakan kekerasan fisik atau mental juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan kelahiran prematur, jadi hindari risiko tersebut.

Konsultasikan dengan dokter mengenai kemungkinan kelahiran prematur. Teratur melakukan pemeriksaan medis dan menjaga kesehatan selama kehamilan adalah langkah penting untuk mencegah retinopati prematuritas. Semoga bermanfaat!

Referensi:

  1. Anonim. What is Retinopathy of Prematurity? (Diakses pada 19 Februari 2020)
  2. Wells, D. 2018. Eye and Ear Problems in Premature Babies. (Diakses pada 19 Februari 2020)

About The Author

Pemeriksaan Malaria: Pengertian, Prosedur, Hasil

Sumber Vitamin A dan C, Manfaat Jus Mangga untuk Kesehatan