Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Panjang! Apa Itu Hippopotomonstrosesquippedaliophobia?

Myles Bannister

Apakah phobia ini umum?

Hippopotomonstrosesquippedaliophobia adalah salah satu kata terpanjang dalam kamus yang menggambarkan takut akan kata-kata panjang. Ada juga istilah lain yang serupa, yaitu sesquipedalophobia.

American Psychiatric Association tidak mengakui resmi phobia ini. Namun, phobia ini dianggap sebagai phobia sosial.

DSM-5, buku panduan untuk diagnosa gangguan mental, memiliki kriteria yang spesifik untuk phobia sosial. Beberapa kriteria tersebut mencakup:

  • Takut atau cemas berlebihan terhadap situasi sosial seperti bertemu orang baru atau berbicara di depan umum
  • Takut atau cemas yang tidak semestinya dalam situasi sosial tersebut
  • Avoidance yang kronis terhadap situasi sosial tertentu
  • Tekanan klinis akibat takut atau cemas tersebut

Konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa mengalami phobia sosial. Mereka akan membantu untuk memastikan tidak ada kondisi lain yang menjadi penyebab rasa takut atau cemas, seperti gangguan panik.

Apa gejalanya?

Gejala dapat muncul saat melihat kata-kata panjang, seperti “antidisestablishmentarianism.” Ini bisa menyebabkan rasa takut dan kecemasan yang intens pada orang dengan Hippopotomonstrosesquippedaliophobia. Mereka juga mungkin menghindari membaca untuk menghindari kata-kata panjang yang akan memicu kepanikan.

Ketakutan akan kata-kata panjang juga dapat memicu rasa malu atau kecemasan saat mengucapkan atau membaca kata-kata tersebut.

Beberapa gejala lain yang mungkin timbul meliputi:

  • Gemetar
  • Berkeringat
  • Pusing
  • Pingsan
  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Kesulitan bernafas
  • Menghindari membaca karena rasa takut
  • Stres akademik atau pekerjaan yang melibatkan kata-kata panjang

Gejala phobia umum lainnya yang harus diwaspadai meliputi:

  • Menyadari bahwa phobia tidak beralasan namun merasa tidak berdaya mengontrol rasa takut
  • Tidak mampu berfungsi dengan normal karena phobia
  • Merasa mual

Apa yang bisa menyebabkan phobia ini?

Tidak banyak yang diketahui tentang penyebab phobia ini. Namun, ada beberapa faktor risiko yang umum terjadi pada phobia umum.

Faktor-faktor tersebut meliputi:

Kejadian negatif terkait: Misalnya, orang yang mengalami kesulitan mengucapkan kata-kata mungkin panik setiap kali melihat kata-kata panjang. Kesulitan belajar ini bisa menjadi pengalaman yang menakutkan dan traumatis.

Genetika: Orang yang memiliki riwayat keluarga phobia tertentu, gangguan kecemasan, atau kondisi kesehatan mental lainnya mungkin berisiko lebih tinggi mengalami phobia yang sama.

Lingkungan: Phobia bisa dipicu oleh pengalaman atau cerita negatif tentang phobia tertentu atau pengalaman traumatis.

Fungsi otak: Perubahan aktivitas otak juga dapat mempengaruhi terjadinya phobia tertentu.

Bagaimana phobia ini didiagnosis?

Sebagian besar individu dengan phobia ini cenderung tidak mencari pengobatan medis. Mereka mungkin menghindari situasi yang memicu phobia mereka.

Namun, jika gejalanya tidak tertahankan atau gejala lain muncul, dokter akan menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menentukan apakah Anda memiliki gangguan phobia atau kecemasan. Mereka juga akan meninjau riwayat medis dan keluarga serta mengacu pada DSM-5.

Karena phobia ini belum diakui secara resmi, maka secara teknis tidak ada diagnosis spesifik untuk kondisi ini. Namun, dokter bisa memberikan informasi umum tentang phobia dan merekomendasikan pengobatan.

Pilihan pengobatan apa yang tersedia?

Phobia umumnya dapat diobati dengan berbagai cara. Terapi paparan adalah bentuk perawatan yang umum dan efektif untuk mengatasi phobia. Terapi ini membantu mengubah respons terhadap objek, situasi, atau kata yang menjadi pemicu rasa takut dan kecemasan.

Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah bentuk pengobatan lain yang umum digunakan. CBT menggabungkan terapi paparan dengan teknik terapeutik lainnya untuk membantu mengatasi kecemasan serta membatasi pemikiran berlebihan.

Pengobatan telah terbukti membantu dalam mengelola berbagai gangguan kecemasan. Namun, belum banyak yang diketahui tentang keefektifan pengobatan untuk phobia ini.

Pilihan perawatan lain yang dapat membantu mengatasi phobia meliputi:

  • Terapi bicara dengan psikiater, konselor, atau pekerja sosial
  • Praktik perhatian penuh seperti pernapasan atau pengamatan sadar untuk mengatasi kecemasan
  • Menghadiri kelompok pendukung untuk terhubung dengan orang lain yang mengalami phobia serupa

Anda juga dapat mengelola gejala phobia dengan mengadopsi perubahan gaya hidup tertentu, seperti:

  • Mendapatkan tidur yang cukup
  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Menghindari zat yang memperparah kecemasan, seperti kafein
  • Menghadapi situasi yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan secara bertahap

Ketika Anda menghadapi kata-kata panjang, beberapa tips yang mungkin membantu adalah:

Menggunakan kata ganti: Menghindari penggunaan kata-kata panjang dapat membantu Anda mengatasi phobia, namun tidak selalu memungkinkan. Jika menghadapi kata yang panjang, coba gantikan dengan istilah yang lebih pendek. Anda juga dapat mencoba menggantikan nama teman lama dengan inisial atau nama panggilan mereka.

Membagi kata-kata menjadi bagian-bagian yang lebih kecil: Ketika membaca kata yang panjang, luangkan waktu untuk membagi kata tersebut menjadi bagian-bagian suku kata. Misalnya, jika Anda memiliki kata seperti “semiautobiographical,” coba baca sebagai “sem-i-au-to-bi-o-gra-phi-cal.”

Memanfaatkan teknologi: Komputer, ponsel cerdas, dan perangkat elektronik lainnya biasanya memiliki kamus otomatis dan fitur lain yang tersedia. Ini dapat membantu dalam ejaan dan pengucapan kata-kata panjang.

Kesimpulannya, phobia ini belum diakui secara resmi dan masih perlu penelitian lebih lanjut. Tetapi, bicarakanlah dengan dokter atau konselor jika Anda mengalami gejala. Mereka dapat membantu mencari akar masalah Anda, memahami gejala, dan merancang rencana pengobatan. Dukungan dari kelompok teman, keluarga, dan terapis juga dapat membantu Anda mengatasi phobia ini.

About The Author

7 Manfaat Puasa Daud yang Dahsyat

Manfaat Puasa untuk Anak, Melatih Disiplin hingga Empati