Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Obsessive Love Disorder (OLD): Penyebab, Gejala, Penanganan

Myles Bannister

Apa Itu Obsessive Love Disorder (OLD)?

Obsessive Love Disorder (OLD) adalah kondisi di mana seseorang terobsesi dengan seseorang yang diyakini dicintainya. Individu dengan OLD merasa perlu untuk menjaga dan melindungi orang yang mereka cintai secara obsesif.

Sikap ini dapat berkembang menjadi keinginan untuk mengendalikan orang yang mereka cintai. Meskipun belum ada klasifikasi medis dan psikologis yang spesifik untuk kondisi ini, OCD sering kali dikaitkan dengan gangguan mental lainnya.

Orang yang mengalami gejala OLD harus segera mendapatkan penanganan yang tepat, karena jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu hubungan yang tidak sehat dengan pasangan mereka. Perawatan OLD bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan memperbaiki hubungan.

Penyebab Obsessive Love Disorder

Tidak ada penyebab yang pasti untuk OLD, dan kondisi ini hampir selalu terkait dengan gangguan mental lainnya.

Berikut adalah beberapa gangguan mental yang dapat menjadi pemicu OLD:

1. Attachment disorder

Attachment disorder adalah kelompok gangguan mental yang merujuk pada individu yang mengalami masalah dalam membentuk ikatan emosional, seperti kurangnya empati atau obsesi terhadap orang lain.

Gangguan yang termasuk dalam attachment disorder termasuk disinhibited social engagement disorder (DSED) dan reactive attachment disorder (RAD). DSED dapat membuat seseorang terlalu ramah dan tidak berhati-hati dengan orang asing, sedangkan RAD dapat menyebabkan seseorang merasa ketegangan dan sulit berinteraksi sosial.

Kondisi ini dapat terbentuk selama masa perkembangan anak karena pengalaman negatif dengan orang tua atau pengaruh lingkungan anak.

2. Borderline disorder (gangguan kepribadian ambang)

Gangguan kepribadian ditandai dengan citra diri yang terganggu dan perubahan suasana hati yang ekstrem.

Kondisi ini dapat menyebabkan individu merasa marah hingga sangat bahagia dalam waktu yang singkat. Ketika terkait dengan OLD, gangguan kepribadian ambang dapat menyebabkan peralihan antara perasaan cinta berlebihan dan meremehkan yang berlebihan.

3. Cemburu delusional

Cemburu delusional menyebabkan individu percaya pada kejadian atau fakta yang sebenarnya tidak ada. Ketika terkait dengan cinta yang obsesif, individu dengan gangguan ini dapat yakin bahwa orang yang mereka cintai merasakan hal yang sama, meskipun kenyataannya sebaliknya.

4. Erotomania

Erotomania adalah jenis gangguan delusi.

Gangguan ini membuat individu percaya bahwa seseorang (yang terkenal atau memiliki status sosial yang lebih tinggi) tertarik atau mencintainya. Individu dengan erotomania dapat menghantui target obsesinya dengan muncul tiba-tiba di rumah atau tempat kerja mereka.

5. Obsessive-compulsive disorder (OCD)

OCD adalah kombinasi pikiran obsesif dan tindakan berulang-ulang (ritual).

Kondisi ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari individu. Ketika terkait dengan OLD, OCD dapat membuat individu terus-menerus mencari kepastian dalam hubungan mereka, yang dapat mengganggu hubungan tersebut.

Gejala Obsessive Love Disorder

Gejala Obsessive Love Disorder mungkin tidak muncul pada awal hubungan, tetapi dapat berkembang seiring berjalannya waktu.

Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin ditunjukkan oleh individu yang mengalami Obsessive Love Disorder:

  • Memiliki pikiran obsesif terhadap satu orang, yang dapat mempengaruhi hubungan dengan orang lain di sekitarnya. Individu dengan OLD sulit menjaga pertemanan dan hubungan keluarga karena terlalu terfokus pada obsesinya terhadap satu orang.
  • Memiliki ketertarikan yang mendalam pada orang yang mereka obsesikan. Mereka cenderung ingin selalu menghabiskan waktu bersama orang tersebut, bahkan dalam jumlah yang berlebihan.
  • Merasa perlu untuk melindungi orang tersebut.
  • Berpikir dan bertindak secara posesif. Ini dapat ditunjukkan dengan keinginan konstan untuk mengetahui keberadaan, kegiatan, dan siapa yang pasangan mereka habiskan waktu dengan. Mereka mungkin terus menerus menghubungi pasangan dan ingin mengetahui semua kegiatan pasangan mereka.
  • Cemburu berlebihan ketika pasangan mereka berinteraksi dengan orang lain.
  • Sulit menerima penolakan dari pasangan mereka.
  • Mempunyai rendahnya rasa percaya diri.

Diagnosis Obsessive Love Disorder

Diagnosis Obsessive Love Disorder dapat dilakukan oleh psikiater atau profesional kesehatan mental dengan mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh.

Pertama-tama, pasien akan diwawancarai untuk membicarakan gejala dan hubungan percintaan mereka. Dan, psikiater mungkin juga akan menanyakan tentang keluarga dan riwayat penyakit mental pasien. Diagnosis dokter diperlukan untuk mengeliminasi kemungkinan penyebab lain.

Saat ini, Obsessive Love Disorder belum masuk ke dalam klasifikasi American Psychological Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Oleh karena itu, psikiater dapat mendiagnosis gangguan mental lain yang menjadi pemicu dari kondisi ini.

Penanganan Obsessive Love Disorder

Obsessive Love Disorder harus ditangani dengan tepat agar tidak semakin memburuk dan membahayakan individu serta pasangan mereka. Berikut adalah beberapa cara mengatasi Obsessive Love Disorder:

  • Mencari bantuan dari profesional. Terapis atau konselor dapat merekomendasikan beberapa jenis terapi seperti terapi perilaku kognitif, terapi bicara, atau terapi perilaku dialektik untuk membantu mengatasi gangguan yang dapat memicu Obsessive Love Disorder.
  • Menggunakan obat-obatan seperti antidepresan, antikecemasan, antipsikotik, atau obat stabilisasi suasana hati tergantung pada gejala yang dialami. Penggunaan obat harus diawasi oleh dokter.
  • Menghindari individu atau objek yang menyebabkan obsesi. Ini mungkin sulit dilakukan, tetapi seperti halnya kecanduan, seseorang harus menghindari hal-hal yang membuatnya kecanduan.
  • Mencari hobi atau kegiatan baru. Ini akan membantu mengalihkan perhatian individu dari obsesi pada satu orang saja. Selain itu, ini juga bisa meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan pengalaman baru.

Sumber:

  1. Obsessive Love Disorder – https://www.healthline.com/health/obsessive-love-disorder diakses 19 Juni 2019
  2. The Difference Between Healthy and Obsessive Love – https://www.medicinenet.com/confusing_love_with_obsession/views.htm diakses 19 Juni 2019

About The Author

Apakah Sering Makan Mi Instan Bisa Picu Kanker Perut? Cek Faktanya

Helium, ‘Gas Balon’ yang Berguna dan Berbahaya!