Mie instan kerap dianggap tidak sehat karena mengandung banyak bahan pengawet. Hal itu membuat makanan ini sering dikaitkan dengan kanker pada sistem pencernaan. Bagaimana dunia medis melihatnya? Simak penjelasan lengkap di bawah ini.
Kaitan antara Mi Instan dengan Kanker Perut
Sebelum menjelaskan kaitan mie dengan kanker, hal penting yang harus dipahami adalah kandungan di dalamnya.
Pada umumnya, dalam satu bungkus mi instan (sekitar 81 gram) mengandung 14 gram lemak total dan 6,58 gram lemak jenuh. Makanan ini termasuk makanan yang rendah serat, vitamin, mineral, dan protein. Rata-rata mi instan juga tinggi kalori dan sedikit nutrisi.
Selain itu, mi instan biasanya diawetkan dengan salah satu zat pengawet yaitu tersier butil hidrokuinon (TBHQ) yang sulit dicerna tubuh dan sering ditemukan dalam pestisida. Hal ini membuat mie membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh sistem pencernaan.
Selain itu, mie instan dianggap berbahaya karena mengandung monosodium glutamate (MSG) atau penyedap rasa, yang jika terlalu sering dikonsumsi dapat menimbulkan sindrom metabolik.
Sindrom metabolik merupakan gangguan kesehatan yang ditandai dengan naiknya tekanan darah, meningkatkan kadar gula darah, lemak berlebih dalam tubuh, serta kolesterol yang jauh dari batas normal. Kondisi ini umumnya dipicu oleh kandungan sodium yang tinggi dan asam lemak tak jenuh dalam mie instan.
Meski mi instan dapat memicu sel kanker menjadi aktif—sama halnya dengan makanan olahan lainnya—risiko kanker tidak langsung meningkat. Anda harus mengonsumsinya secara terus-menerus atau dalam jumlah yang banyak dalam jangka panjang, barulah risiko terkena kanker ini akan meningkat dengan signifikan.
Selain itu, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kebiasaan makan mi instan terkait langsung dengan kanker lambung atau perut.
Pada akhirnya, makan mie menyebabkan kanker tidak benar namun juga belum tentu salah. Satu hal yang pasti, Anda harus membatasi konsumsinya demi menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Dampak Makan Mie Instan Terlalu Sering
Selain diduga bisa menyebabkan kanker, pakar kesehatan menyebut ada banyak hal lain yang bisa terjadi jika Anda terlalu sering makan mie instan. Berikut adalah berbagai dampak yang bisa terjadi, di antaranya:
1. Memengaruhi Kesehatan Otak
Kandungan kimia berbahaya di dalam mie instan jika dikonsumsi terlalu sering akan terus menumpuk dan dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan sel-sel saraf otak. Selain mengganggu fungsinya, berbagai zat kimia tersebut diduga memicu datangnya stroke atau kelumpuhan.
2. Gangguan Metabolisme
Terlalu sering makan mi instan juga akan menyebabkan gangguan metabolisme yang bisa berimbas pada meningkatnya berat badan atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
3. Obesitas
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, makan mie instan terlalu sering bisa meningkatkan berat badan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar kalori, lemak, dan natrium di dalam mie instan. Masalahnya adalah obesitas bisa berlanjut menjadi kondisi yang jauh lebih serius dan mematikan.
4. Membahayakan Beberapa Organ Tubuh
Di dalam mie instan terdapat kandungan propylene glycol yang bisa memberikan dampak buruk bagi jantung, ginjal, dan hati. Organ-organ tersebut sangatlah penting bagi kesehatan tubuh dan tentu akan memberikan dampak buruk jika sampai rusak.
5. Meningkatkan Risiko Hipertensi
Tingginya kadar natrium di dalam mi instan bisa memicu hipertensi jika dikonsumsi dengan berlebihan. Hal ini dikarenakan bumbu instan yang digunakan memiliki kandungan garam yang sangat tinggi, tepatnya sekitar 50-60% dari kebutuhan garam harian.
Padahal, kebutuhan garam harian yang seharusnya tidak boleh melebihi satu sendok teh dalam sehari.
Tips Makan Mi Instan agar Lebih Sehat
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar lebih sehat saat mengonsumsi mi instan, di antaranya:
- Mengganti bumbu mie instan (bungkus bumbu natrium yang mengkilap) dengan kaldu ayam atau kaldu tulang asli.
- Untuk menambahkan rasa dan tekstur, Anda bisa masukkan potongan daging ayam.
- Menambahkan sayuran cincang sebagai pelengkap, seperti kubis, sawi, wortel, atau jamur.
Meski belum ada penelitian tentang bagaimana dampak makan mi instan yang diberi tambahan makanan sehat seperti sayuran, namun kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya dapat membantu melancarkan buang air besar sehingga berbagai zat karsinogen pemicu kanker tidak akan lama berada di dalam usus.
Selain itu, di dalam sayuran juga tinggi antioksidan yang bisa membantu tubuh melawan paparan buruk radikal bebas pemicu kanker.
Referensi
- Anonim. 2019. Metabolic Syndrome. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10783-metabolic-syndrome. (Diakses 10 Februari 2023)
- Anonim. Metabolic Syndrome. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/metabolic-syndrome. (Diakses 10 Februari 2023)
- Kubala, Jillian. 2018. Are Instant Ramen Noodles Bad for You, or Good?. https://www.healthline.com/nutrition/ramen-noodles. (Diakses pada 10 Februari 2023)
- Methanisa, Katyusha. 2017. Will Eating Instant Noodles Every Single Day Give Me Cancer?. https://www.vice.com/en/article/j55vpp/will-eating-instant-noodles-every-single-day-give-me-cancer. (Diakses 10 Februari 2023)
- Ray, Harris Nicklya. 2022. What to Know About Ramen Noodles. https://www.webmd.com/diet/what-to-know-about-ramen-noodles. (Diakses 10 Februari 2023)