Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Obat Penenang: Jenis, Fungsi, dan Efek Samping

Myles Bannister

Obat penenang sering disalahgunakan dan dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan dengan tidak tepat. Bagaimana sebenarnya obat ini bekerja? Anda dapat menemukan informasi lengkap mengenai jenis dan efek sampingnya di bawah ini.

Apa itu Obat Penenang?

Obat penenang adalah obat yang digunakan khusus untuk mengatasi masalah kesehatan psikologis seperti:

  • Gangguan kecemasan.
  • Insomnia.
  • Stres.
  • Depresi.

Obat ini umumnya efektif hanya untuk jangka pendek. Dokter tidak akan memberikan obat ini untuk digunakan secara terus-menerus karena dapat menyebabkan ketergantungan yang merugikan bagi tubuh.

Cara Kerja Obat Penenang

Obat penenang bekerja dengan merangsang reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak. GABA adalah senyawa neurotransmitter yang berfungsi sebagai penghubung antar sel-sel di otak.

GABA mengatur komunikasi sel-sel saraf di sistem saraf pusat otak, sehingga aktivitas di organ tersebut mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan efek kantuk dan rileks pada pengguna obat penenang.

Obat juga dapat meningkatkan jumlah serotonin, yang merupakan mekanisme kerja lainnya.

Macam-Macam Obat Penenang

Terdapat berbagai jenis obat penenang yang dapat dibeli di apotek. Golongan benzodiazepine, barbiturat, dan hipnotik sedatif (non-benzodiazepine) adalah jenis obat penenang yang paling umum diresepkan oleh dokter.

Berikut adalah informasi mengenai ketiga jenis obat tersebut:

1. Benzodiazepine

Benzodiazepine adalah obat anti-anxietas yang digunakan untuk mengatasi masalah psikologis seperti gangguan kecemasan, kepanikan, stres, dan depresi. Obat ini juga dapat membantu pasien yang sulit tidur.

Contoh-contoh obat benzodiazepine antara lain:

  • Alprazolam.
  • Chloral hidrat.
  • Chlordiazepoxide.
  • Clorazepate.
  • Clonazepam.
  • Diazepam.
  • Estazolam.
  • Flunitrazepam.
  • Flurazepam.
  • Lorazepam.
  • Midazolam.
  • Nitrazepam.
  • Oxazepam.
  • Temazepam.
  • Triazolam.
  • Zypraz.

Benzodiazepin adalah kelompok obat yang paling banyak digunakan karena lebih aman dan efektif. Obat ini memiliki efek hipnosis, antikonvulsan, dan relaksasi otot, tetapi tidak memiliki aktivitas analgesik atau antipsikotik.

2. Barbiturat

Barbiturat adalah obat antidepresan nonselektif yang digunakan sebelum adanya benzodiazepine untuk menenangkan pasien dengan gangguan kecemasan, kepanikan, stres, depresi, dan masalah tidur.

Barbiturat jarang digunakan karena dapat menyebabkan ketergantungan yang lebih serius.

Contoh-contoh obat barbiturat antara lain:

  • Thiopental.
  • Secobarbital.
  • Primidone.
  • Phenobarbitol.
  • Pentobarbital.
  • Methohexital.
  • Mephobarbital.
  • Butabarbital.
  • Aprobarbital.
  • Amobarbital.

3. Hipnotik Sedatif (Non-Benzodiazepine)

Obat hipnotik sedatif non-benzodiazepine memiliki struktur yang berbeda dengan benzodiazepin, tetapi memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan kelompok reseptor BZ1 benzodiazepin.

Obat ini juga dikenal sebagai ‘obat tidur’ karena sering diresepkan untuk pasien dengan masalah tidur.

Contoh-contoh obat hipnotik sedatif non-benzodiazepine antara lain:

  • Zopiclone.
  • Zolpidem.
  • Zaleplon.
  • Eszopiclone.

4. Antihistamin

Antihistamin awalnya dikembangkan untuk mengatasi reaksi alergi, tetapi beberapa jenis antihistamin generasi pertama juga dapat digunakan sebagai obat penenang untuk pasien dengan masalah tidur.

Contoh-contoh antihistamin generasi pertama yang bisa digunakan antara lain:

  • Trimeprazine.
  • Promethazine.
  • Diphenhydramine.
  • Dimenhydrinate.
  • Dexchlorpheniramine.
  • Chlorpheniramine.

Obat-obatan tersebut jarang digunakan dibandingkan dengan obat-obatan lainnya.

Efek Samping Obat Penenang

Obat penenang dapat membantu mengatasi gangguan kecemasan, serangan panik, atau insomnia. Namun, obat ini hanya boleh digunakan dalam jangka pendek.

Obat ini dapat menyebabkan ketergantungan. Selain itu, penggunaan obat ini juga dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk:

1. Efek Samping Umum

Beberapa efek samping umum setelah mengonsumsi obat ini antara lain:

  • Kantuk.
  • Kepala pusing.
  • Penglihatan kabur.
  • Refleks tubuh menurun.
  • Napas melambat.
  • Kurang fokus.
  • Gangguan berbicara.

2. Efek Samping Jangka Panjang

Penggunaan obat dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping berupa:

  • Gejala depresi (lelah, kurang semangat, pikiran untuk bunuh diri).
  • Penurunan daya ingat.
  • Kecemasan.
  • Gangguan fungsi hati.

3. Efek Samping Overdosis

Jika obat ini dikonsumsi dalam dosis berlebihan, dapat menyebabkan efek samping berbahaya berupa:

  • Gangguan pernapasan.
  • Mata mengecil.
  • Detak jantung melambat.
  • Kejang.

Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala-gejala berbahaya ini. Penanganan medis segera diperlukan karena komplikasi yang dapat mengancam jiwa bisa terjadi.

Cara Mendapatkan Resep Obat Penenang

Obat penenang termasuk dalam kategori obat keras dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

Untuk mendapatkan resep obat penenang, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami masalah psikologis.

Setelah mendapatkan diagnosis, Anda dapat membeli obat di apotek sesuai dengan resep dan dosis yang direkomendasikan oleh dokter.

Cara Mengatasi Kecanduan Obat Penenang

Jika Anda sudah mengalami kecanduan obat ini, Anda perlu mengendalikan keinginan untuk mengonsumsi obat dan segera berkonsultasi dengan dokter.

Proses penghentian konsumsi obat biasanya dilakukan secara bertahap di bawah pengawasan tenaga medis, termasuk psikiater. Pastikan untuk mengikuti semua instruksi yang diberikan agar terapi berjalan dengan baik.

Referensi

  1. Jewell, T. 2019. Everything You Want to Know About Sedatives. https://www.healthline.com/health/sedatives#takeaway. (Diakses pada 4 Agustus 2020)
  2. Kelser, E. 2016. What Are Sedatives? https://www.everydayhealth.com/sedatives/guide/. (Diakses pada 4 Agustus 2020)
  3. Mestrovic, T. List of Sedatives. https://www.news-medical.net/health/List-of-Sedatives.aspx. (Diakses pada 4 Agustus 2020)

About The Author

Tanda Bayi Lapar dan Sudah Kenyang

Gangguan Psikosomatis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi