Penyakit diabetes tipe dua atau kencing manis umum terjadi dan menyebabkan penurunan fungsi insulin dalam tubuh. Salah satu obat pengontrol gula darah yang digunakan adalah Glibenclamide atau Glyburide. Glibenclamide berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah. Selain itu, obat ini juga dapat merangsang tubuh untuk mengeluarkan insulin lebih banyak dari biasanya sehingga glukosa di dalam aliran darah dapat diikat. Penggunaan obat Glibenclamide pada penderita diabetes tipe dua harus di bawah pengawasan dokter.
Glibenclamide atau Glyburide terdapat dalam obat diabetes Diabeta dan Glynase, yang termasuk dalam kelas antidiabetes sulfonilurea.
Dosis Glibenclamide dan Indikasi Obat Glibenclamide
Obat Glibenclamide digunakan untuk pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2. Berikut adalah dosis yang direkomendasikan:
Tablet reguler
- Dosis awal: 2.5-5 mg PO setiap hari
- Dosis rutin: 1.25-20 mg peroral setiap hari atau setiap 12 jam
- Jangan melebihi 20 mg/hari
- Pertimbangkan pemberian dosis setiap 12 jam sebanyak >10 mg/hari
Tablet mikronisasi
- Dosis awal: 1.5-3 mg peroral setiap hari
- Dosis rutin: 0.75-12 mg peroral setiap hari
- Jangan melebihi 12 mg/hari
- Risiko pasien untuk hipoglikemia: 75 mg peroral setiap hari
Mengganti terapi insulin dengan Glibenclamide
- Jika dosis insulin sekarang 20-40 unit: Hentikan insulin dan mulai terapi Glyburide dengan dosis 5 mg/hari (reguler) atau 3 mg/hari (mikronisasi)
- Jika dosis insulin sekarang >40 unit: Kurangi dosis insulin 50% lalu mulai dosis Glyburide 5 mg/hari (reguler) atau 3 mg/hari (mikronisasi); tingkatkan dosis Glibenclamide 1.25-2.5 mg (reguler) atau 0.75-1.5 mg/hari(mikronisasi); kurangi dosis insulin secara bertahap, berdasarkan respon pasien terhadap kenaikan dosis Glyburide
Modifikasi dosis Glibenclamide
- Gangguan ginjal: Jika CrCl
- Gangguan hati: Hindari pada gangguan hati berat. Pada gangguan hati ringan, dapat gunakan dosis awal dan dosis rutin biasa.
Efek Samping Obat Glibenclamide
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi:
- Angioedema
- Urtikaria
- Ruam
- Erupsi morbiliformis
- Pruritus
- Reaksi fotosensitivitas
- Mulas
- Vaskulitis
- Reaksi disulfiram-like
- Hiponatremia
- Nokturia
- Agranulositosis
- Anemia hemolitik
- Pansitopenia
- Trombositopenia
- Porfiria kutanea tarda
- Arthralgia
- Parestheia
- Mialgia
- Penglihatan kabur
- Efek diuretik
- Hipoglikemia
- Mual/muntah
- Ikterus kolestatik dan hepatitis
Peringatan Penggunaan Obat Glibenclamide
- Adanya hipersensitivitas; alergi sulfa
- Diabetes tipe 1
- Diabetic ketoacidosis
- Pemberian bersamaan dengan bosentan
Perhatian
- Pasien dengan risiko hipoglikemia berat
- Pasien dengan stress
- Perhatian untuk insufisiensi ginjal atau hati
- Perhatian pada pasien hamil/menyusui
- Pemberian obat hipoglikemia oral
- Anemia hemolitik dapat terjadi pada pasien defisiensi glukosa 5-fosfat dehidrogenase (G6PD)
- Tidak ada penelitian klinis yang membuktikan penurunan risiko makrovaskuler
- Semua sulfonilurea mampu menyebabkan hipoglikemia berat
Penggunaan Obat pada Kehamilan dan Menyusui
Obat Glibenclamide termasuk dalam Kategori C untuk kehamilan. Kategori obat untuk kehamilan adalah:
- Kategori A: Secara umum dapat diterima
- Kategori B: Mungkin dapat diterima
- Kategori C: Digunakan dengan hati-hati
- Kategori D: Digunakan jika tidak ada obat lain yang dapat digunakan
- Kategori X: Jangan digunakan pada kehamilan
- Kategori NA: Tidak ada informasi
Tidak direkomendasikan pada ibu menyusui karena belum ada data penelitian memadai mengenai apakah obat memasuki ASI atau tidak.