Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Muntah Kuning atau Kehijauan Terasa Pahit, Berbahayakah?

Myles Bannister

Pada masalah pencernaan, muntah kuning atau kuning kehijauan dengan rasa pahit dapat terjadi. Namun, apakah muntah cairan kuning ini berbahaya?

Apa Itu Muntah Menurut Pakar Kesehatan?

Pakar kesehatan menjelaskan bahwa muntah adalah kondisi ketika isi perut dipaksa keluar melalui mulut. Setelah isi perut habis, muntah biasanya berhenti. Namun, dalam kasus yang lebih parah seperti keracunan makanan, mungkin akan terjadi muntah cairan kuning. Cairan kuning ini adalah sisa makanan yang telah tercampur dengan asam lambung dan cairan empedu yang dilepaskan oleh hati. Inilah yang menyebabkan rasa pahit pada muntah tersebut.

Apa Saja Penyebab Muntah Kuning?

Beberapa masalah kesehatan yang dapat menyebabkan muntah kuning yang parah adalah maag atau penyakit asam lambung, infeksi saluran pencernaan, peradangan atau penyumbatan pada usus, gangguan hati atau kantung empedu, stres, atau morning sickness saat hamil. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab muntah cairan kuning:

1. Asam Lambung

Refluks asam lambung terjadi ketika asam lambung naik kembali melalui kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan muntah kuning. Kondisi ini dapat menyebabkan iritasi pada dinding kerongkongan.

Refluks asam lambung adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan setidaknya dua kali seminggu. Refluks asam lambung yang lebih parah dapat terjadi setidaknya sekali seminggu.

2. Infeksi Saluran Pencernaan

Infeksi saluran pencernaan adalah penyakit akut atau kronis yang biasanya ditandai dengan diare dan dapat menyebabkan muntah atau muntah cairan kuning. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus, seperti norovirus, namun bakteri dan parasit juga dapat menjadi pemicu infeksi saluran pencernaan.

3. Obstruksi Usus Halus

Usus halus adalah saluran pencernaan yang menghubungkan lambung dengan usus besar. Jika usus halus tersumbat, makanan dan cairan tidak dapat masuk dan menyebabkan penumpukan. Kondisi ini termasuk ke dalam darurat medis.

Beberapa penyebab penyumbatan usus halus meliputi jaringan parut yang disebut adhesi yang terbentuk setelah operasi perut, peradangan akibat penyakit Crohn atau divertikulitis, serta hernia atau tumor.

Gejalanya mencakup ketidakmampuan buang air besar atau gas, kram perut, pembengkakan, kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah kuning.

4. Refluks Empedu

Empedu dan makanan dalam usus duabelas jari masuk ke usus kecil melalui katup pilorus. Katup ini biasanya sedikit terbuka sehingga dapat melepaskan sejumlah kecil makanan cair pada satu waktu. Namun, jika katup tidak menutup dengan baik, empedu dapat kembali ke perut dan menyebabkan gastritis refluks empedu, yang menjadi penyebab muntah.

5. Morning Sickness

Muntah kuning yang terasa pahit pada ibu hamil sering terjadi pada pagi hari sebelum makan. Pada saat perut kosong, cairan dalam perut mengandung enzim untuk mencerna makanan. Muntah kuning atau kuning kehijauan mungkin akan terjadi dalam kondisi ini. Muntah juga dapat berupa cairan jernih, berbusa, atau berlendir jika hanya minum air putih.

Selama kehamilan, mual dan muntah biasa terjadi pada pagi hari, terutama pada trimester pertama. Gejalanya umumnya mereda pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa wanita mungkin berlanjut hingga persalinan.

6. Cyclic Vomiting Syndrome

Kondisi ini ditandai dengan muntah parah yang penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Muntah ini dapat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari dan terjadi secara bergantian dengan periode tanpa gejala.

Jika tubuh masih merasa tidak enak meskipun telah muntah, bisa jadi ada masalah kesehatan serius yang harus segera diperiksa oleh dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Jika mengalami muntah disertai dengan bercak darah, darah kecoklatan atau kehitaman, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau mencari bantuan medis segera.

Jika muntah disertai dengan pusing, pernapasan cepat atau dangkal, atau tanda-tanda syok lainnya, segera ke rumah sakit terdekat.

Muntah kuning atau kuning kehijauan juga dapat menjadi pertanda kondisi yang lebih serius, seperti refluks empedu. Jika memiliki faktor risiko atau mengalami gejala lain yang terkait, segera periksakan diri ke dokter.

Hubungi dokter jika mengalami gejala berikut:

  1. Muntah berlangsung selama 48 jam dan tidak kunjung membaik.
  2. Munculnya tanda-tanda dehidrasi, seperti pusing atau sakit kepala.
  3. Mengalami penurunan berat badan akibat muntah.
  4. Penderita diabetes yang muntah secara berulang dapat memengaruhi kadar gula darah.
  5. Mengalami nyeri dada yang parah, yang dapat mengindikasikan serangan jantung.

Jika sering mengalami muntah cairan kuning, segera konsultasikan dengan dokter. Kondisi ini dapat menjadi indikasi sindrom muntah siklik yang disebabkan oleh kondisi neurologis tertentu. Sindrom muntah siklik menyebabkan muntah pada waktu tertentu setiap hari dalam periode waktu tertentu.

Bagaimana Cara Mengatasi Muntah Kuning?

Untuk menghindari sensasi mual atau muntah, disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat dan menghindari pemicu muntah, seperti:

1. Makan Teratur

Selalu makan secara teratur setiap hari dan menghindari kebiasaan makan terlalu lambat atau melewatkan waktu makan. Jika perut mudah terasa tidak nyaman setelah makan, cobalah makan dengan porsi lebih kecil namun lebih sering.

2. Hindari Makanan dan Minuman Tertentu

Kurangi konsumsi makanan pedas, berlemak, asam, atau yang dapat menyebabkan produksi gas berlebihan dalam perut karena dapat memicu mual dan muntah. Jika perut sensitif, hindari minuman berkafein seperti kopi atau minuman bersoda.

3. Hindari Faktor Pemicu Lainnya

Hindari kebiasaan langsung berbaring saat tidur, terpapar aroma yang menyengat, atau mengalami stres berlebihan agar mengurangi risiko mual dan muntah yang parah.

Pengobatan Muntah Kuning

Pengobatan untuk muntah berwarna kuning tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh keracunan makanan atau konsumsi alkohol berlebihan, mungkin perlu perawatan di rumah sakit seperti pemberian cairan intravena dan elektrolit. Jika disebabkan oleh refluks empedu, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berikut:

Ursodeoxycholic Acid

Obat ini dapat mengubah komposisi empedu sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti diare.

Bile Acid Sequestrants

Obat ini dapat mengikat asam empedu untuk dikeluarkan dari tubuh dan dapat menyebabkan efek samping seperti kembung.

Jika pengobatan dengan obat-obatan tersebut tidak efektif, tindakan bedah mungkin menjadi pilihan lainnya. Beberapa contoh pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengobati refluks empedu adalah Roux-en-Y gastric bypass. Proses ini menciptakan saluran baru ke usus kecil untuk mencegah aliran empedu ke perut.

Untuk adhesi atau penyumbatan usus, tindakan bedah akan dilakukan untuk menghilangkan penyebab penyumbatan dan mengembalikan fungsi usus yang normal. Kadang-kadang diperlukan pengangkatan bagian usus yang rusak. Selain itu, dapat dipasang stent di dalam usus untuk menjaga area yang terbuka dan mengurangi penyumbatan.

Pencegahan Muntah Kuning

Muntah atau muntah cairan kuning dapat dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup, di antaranya:

  1. Jangan minum lebih dari satu atau dua minuman beralkohol per hari untuk mengurangi risiko muntah akibat alkohol.
  2. Makan makanan yang banyak mengandung buah dan sayur, tidak merokok, dan menjalani skrining kesehatan seperti kolonoskopi atau tes lain jika berusia 50 tahun atau lebih untuk mengurangi risiko kanker usus besar.
  3. Hindari mengangkat beban berat untuk mengurangi risiko hernia.
  4. Makan makanan tinggi serat untuk mengurangi risiko divertikulitis.

Jika sering mengalami muntah atau muntah kuning, segera periksa diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi:

About The Author

Sindrom Eisenmenger: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan