Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mikosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Mikosis adalah infeksi jamur pada kulit dan organ dalam. Infeksi ini umumnya terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Berikut ini informasi mengenai definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan mikosis.

Apa itu Mikosis?

Mikosis, atau lebih dikenal sebagai infeksi jamur, adalah kondisi yang sering terjadi pada kulit dan organ dalam tubuh manusia. Infeksi ini terjadi ketika jumlah jamur dalam tubuh menjadi berlebihan, sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawannya.

Beberapa jenis jamur yang hidup pada tubuh manusia juga dapat ditemukan di udara, tanah, air, dan tumbuhan. Terkadang, jamur ini dapat menyebabkan masalah kulit seperti ruam atau benjolan.

Infeksi jamur yang umum terjadi adalah tinea dan candida, atau lebih dikenal sebagai candidiasis. Tinea adalah infeksi jamur pada kulit, sedangkan candida adalah infeksi jamur pada organ dalam tubuh.

Gejala Mikosis

Gejala infeksi jamur dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya, serta area tubuh yang terinfeksi dan faktor individu.

Beberapa gejala umum infeksi jamur meliputi:

  • Iritasi.
  • Kulit bersisik, pecah-pecah, atau mengelupas.
  • Kemerahan.
  • Gatal.
  • Pembengkakan.
  • Melepuh.

Jenis dan Gejala Mikosis

Gejala infeksi jamur dapat berbeda-beda tergantung pada jenis infeksi dan tingkat keparahannya, lokasi infeksi pada tubuh, dan faktor individu.

Berikut ini adalah gejala mikosis berdasarkan jenis infeksinya:

1. Mikosis Superfisial

Mikosis superfisial adalah infeksi jamur yang terjadi pada lapisan kulit paling luar (stratum corneum) dan tumbuh di sepanjang batang rambut.

  • Gejala kutu air (athlete’s foot). Kutu air adalah infeksi jamur yang terjadi pada kulit kaki, biasanya di sela-sela jari kaki. Gejala kutu air meliputi gatal pada kaki, timbul melepuh, terasa terbakar, kulit memerah, bersisik, dan mengelupas.
  • Gejala panu (tinea versicolor). Panu, atau dikenal juga sebagai pityriasis versicolor, adalah infeksi jamur pada lapisan kulit bagian atas (epidermis). Gejala panu meliputi munculnya bercak terang pada kulit, biasanya di punggung, dada, leher, dan lengan atas. Bercak tersebut mungkin tampak lebih terang atau lebih gelap dari kulit sekitarnya dan dapat disertai gatal ringan dan kulit berkerak.
  • Kurap (tinea corporis). Kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang meliputi jaringan yang sudah mati, termasuk kulit, rambut, dan kuku. Gejala kurap meliputi munculnya ruam berbentuk cincin, bercak merah, gatal, melepuh, bersisik, dan luka bernanah.
  • Jock itch atau tinea cruris. Jock itch adalah infeksi jamur pada kulit di selangkangan dan paha, yang umumnya terjadi pada pria. Gejala utama jock itch adalah kulit merah, gatal, iritasi, sensasi terbakar, kulit bersisik, pecah-pecah, dan mengelupas.
  • Yeast infection. Ini adalah infeksi jamur pada vagina yang merupakan bentuk umum dari pertumbuhan Candida pada wanita. Gejalanya termasuk gatal dan bengkak di sekitar vagina, sensasi terbakar, nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual, kulit merah, dan keputihan abnormal.
  • Infeksi jamur di mulut. Infeksi terjadi ketika jamur berkumpul di dalam mulut. Infeksi ini sering terjadi pada bayi, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan mereka yang menggunakan steroid. Gejala infeksi jamur di mulut meliputi bercak atau luka berwarna kuning atau putih di dalam mulut, nyeri, perih, gusi berdarah, dan kesulitan menelan.

2. Mikosis Profunda

Mikosis profunda adalah infeksi jamur yang terjadi pada organ dalam tubuh, termasuk saluran pencernaan hingga paru-paru.

  • Fungal gastroenteritis. Infeksi jamur yang memengaruhi saluran pencernaan. Gejalanya meliputi diare, kesulitan menelan, mual, dan muntah.
  • Fungal pulmonary. Infeksi jamur pada saluran pernapasan, seperti paru-paru. Gejala infeksi jamur pada paru-paru meliputi sesak napas, batuk, dan penurunan berat badan.

Kapan Harus ke Dokter?

Pada sebagian besar kasus, mikosis merupakan penyakit yang dapat diobati pada individu yang umumnya sehat. Namun, infeksi jamur lebih mungkin terjadi dan sulit diobati pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi seperti HIV/AIDS, diabetes, transplantasi organ, atau penggunaan obat steroid atau kemoterapi.

Pada kondisi tersebut, komplikasi infeksi jamur dapat berakibat fatal atau mengancam nyawa. Infeksi jamur yang berulang juga dapat menjadi tanda penyakit serius yang belum terdiagnosis, seperti HIV/AIDS atau diabetes.

Untuk itu, sangat penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika mengalami infeksi jamur berulang, termasuk infeksi jamur vagina.

Penyebab Mikosis

Penyebab mikosis tergantung pada jenis jamur yang menyebabkan infeksi jamur, di antaranya:

  • Kutu air (athlete’s foot), jock itch (tinea cruris), dan kurap (tinea corporis) disebabkan oleh jamur yang disebut tinea.
  • Sebagian besar infeksi jamur, seperti infeksi jamur vagina, infeksi jamur di mulut, fungal gastroenteritis, dan fungal pulmonary, disebabkan oleh jamur yang disebut Candida albicans.

Faktor atau kondisi tertentu dapat menyebabkan pertumbuhan jamur berlebih di tubuh, termasuk:

  • Minum antibiotik dapat membunuh bakteri baik dalam tubuh serta bakteri yang menyebabkan penyakit. Ketika antibiotik membunuh bakteri baik, keseimbangan mikroorganisme normal di mulut, vagina, usus, dan organ tubuh lainnya dalam tubuh dapat terganggu, sehingga menyebabkan pertumbuhan berlebih Candida albicans atau jamur lainnya.
  • Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi tertentu, seperti HIV/AIDS, transplantasi organ, atau penggunaan obat steroid atau kemoterapi.
  • Mempunyai kadar gula darah tinggi karena diabetes yang mengakibatkan pertumbuhan berlebih Candida albicans.

Infeksi jamur juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayi selama persalinan normal atau menyusui.

Faktor Risiko Mikosis

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena infeksi jamur. Namun, tidak semua orang dengan faktor risiko tersebut akan mengalami infeksi jamur.

Berikut ini beberapa faktor risiko mikosis:

  • Usia anak-anak dan lansia.
  • Paparan jamur pada permukaan yang terkontaminasi, terutama pada keran, kolam renang, bak mandi air panas, atau spa.
  • Berkeringat secara berlebihan.
  • Mempunyai diabetes.
  • Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah yang disebabkan oleh HIV/AIDS dan penggunaan obat steroid atau kemoterapi.
  • Menerima transplantasi organ.
  • Kurang menjaga kebersihan diri.
  • Mengonsumsi antibiotik yang kuat, terutama dalam jangka waktu yang lama.
  • Memakai pakaian dalam yang ketat, celana dalam jenis thong, atau jeans.

Diagnosis Mikosis

Jika dicurigai terkena infeksi jamur, dokter akan meminta informasi mengenai gejala dan memeriksa kulit yang terinfeksi. Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan tes lain tergantung pada lokasi infeksi jamur tersebut pada tubuh.

Mikosis Superfisial

Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mengesampingkan kondisi kulit lainnya yang tidak disebabkan oleh jamur, seperti dermatitis atopik atau psoriasis. Pemeriksaan kulit biasanya sudah cukup untuk membuat diagnosis.

Untuk memastikan keberadaan jamur, dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan yang terinfeksi dengan cara mengikis kulit. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk mendeteksi keberadaan jamur. Laboratorium mungkin akan melakukan tes kultur untuk melihat pertumbuhan jamur pada sampel tersebut.

Mikosis Profunda

Untuk memastikan organ dalam yang terinfeksi jamur, dokter akan mengambil sedikit sampel darah, dahak, jaringan organ, atau cairan tubuh. Sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

Jika dicurigai terinfeksi jamur pada paru-paru atau sinus, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan X-ray dada untuk melihat lokasi infeksi jamur.

Pengobatan Mikosis

Pengobatan mikosis dimulai dengan mencari perawatan medis yang rutin. Perawatan medis rutin memungkinkan dokter untuk menilai risiko terkena infeksi jamur dan melakukannya tes diagnostik untuk infeksi jamur dan kondisi yang mendasarinya, jika diperlukan.

Langkah-langkah ini sangat membantu dalam meningkatkan kemungkinan pendeteksian dan pengobatan dini infeksi jamur serta kondisi yang mendasarinya.

Berikut ini beberapa cara mengobati mikosis:

  • Menggunakan pembersih mulut antiseptik untuk sariawan.
  • Mengobati penyakit yang mendasari, seperti HIV/AIDS dan diabetes.
  • Mengontrol kadar gula darah tinggi pada diabetes. Hal ini dapat mengatasi infeksi saat ini dan juga sangat penting untuk mengurangi risiko terkena infeksi jamur berulang.
  • Mengonsumsi yogurt atau suplemen acidophilus, yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan mikroorganisme di mulut dan saluran pencernaan.
  • Mengonsumsi obat-obatan, baik obat antijamur yang dioleskan pada kulit atau diminum seperti flukonazol.

Pada sebagian besar kasus, infeksi jamur pada mulut (oral thrush) pada bayi dapat sembuh dalam waktu dua minggu dan mungkin tidak memerlukan pengobatan selain pemantauan perkembangan luka di mulut. Tetapi, jika bayi mengalami sariawan yang menyebabkan nyeri atau kesulitan makan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Komplikasi Mikosis

Komplikasi infeksi jamur dapat menjadi serius pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menggunakan obat steroid atau menjalani kemoterapi.

Pada kasus ini, infeksi jamur dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan infeksi jamur pada organ vital, seperti jantung dan otak. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, termasuk endokarditis, meningitis, nefritis, kegagalan organ, pembentukan abses, dan penolakan pada transplantasi organ.

Pencegahan Mikosis

Mikosis adalah penyakit yang dapat dicegah. Untuk mencegah perkembangan infeksi jamur pada kulit atau organ dalam, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

  • Jaga kebersihan dengan baik.
  • Tidak berbagi pakaian, handuk, atau barang pribadi lainnya.
  • Ganti pakaian bersih setiap hari, terutama kaus kaki dan pakaian dalam.
  • Pilih pakaian dan sepatu yang dapat mengalirkan udara dengan baik. Hindari pakaian atau sepatu yang terlalu ketat atau sempit.
  • Pastikan tubuh kering dengan benar setelah mandi atau berenang menggunakan handuk bersih dan kering.

    About The Author

Epexol – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

7 Obat Sembelit Alami yang Bantu Lancarkan BAB