Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Memahami Dopamine Detox, Puasa dari Hal yang Menyebabkan Kecanduan

Myles Bannister

Dopamine detox adalah istilah yang digunakan untuk mengurangi aktivitas yang menimbulkan kesenangan. Puasa dari hal-hal yang menyenangkan ini dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Apakah dopamine detox mampu mengurangi hal-hal yang memicu kecanduan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Dopamine Detox?

Seorang profesor klinis psikiatri dari University of California, San Francisco (UCSF), Cameron Sepah, adalah orang dibalik istilah dopamine detox atau dopamine fast. Sepah menggunakan teknik ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap rangsangan tertentu, seperti notifikasi dari media sosial.

Penelitian Sepah didasarkan pada terapi perilaku kognitif. Konsep di balik istilah ‘detox’ menurut Sepah adalah agar seseorang membiarkan dirinya merasa kesepian/bosan dan mencoba aktivitas yang lebih sederhana daripada aktivitas yang meningkatkan dopamin dengan cepat.

Seseorang yang menjalani metode ini, idealnya dapat beralih perhatian ke hal lain saat mendapatkan rangsangan dari sumber kesenangan.

Sepah mengidentifikasi enam perilaku kompulsif sebagai target dopamine detox, antara lain:

  • Makan emosional.
  • Penggunaan internet dan game yang berlebihan.
  • Perjudian dan belanja berlebihan.
  • Porno dan masturbasi.
  • Pencarian sensasi dan kebaruan.
  • Ketergantungan pada narkoba.

Ketika Anda berpuasa dari aktivitas yang memicu neurotransmitter otak, Anda tidak lagi tergantung pada kesenangan yang dihasilkan oleh dopamin, yang kadang-kadang dapat menyebabkan ketergantungan atau kecanduan.

Apakah Dopamine Detox Efektif Mengurangi Kecanduan?

Metode ini melibatkan menghindari pemicu dopamin selama jangka waktu tertentu, mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Teknik ini melibatkan menghindari segala jenis gairah, terutama dari pemicu kesenangan. Apa pun yang merangsang produksi dopamin dilarang selama proses detoksifikasi.

Pada akhir detoks, Anda akan merasa lebih terpusat, seimbang, dan tidak terlalu terpengaruh oleh pemicu dopamin yang biasa Anda lakukan. Namun, penting untuk dicatat bahwa metode ini tidak dapat sepenuhnya menghentikan semua aktivitas dopamin di otak. Tubuh manusia secara alami memproduksi dopamin, bahkan ketika tidak terkena rangsangan tertentu.

Menggunakan teknik ini dapat memiliki efek positif jika dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu. Namun, istilah dopamine detox pada dasarnya bermasalah dan tidak sesuai secara ilmiah. Sepah sendiri mengatakan istilah tersebut tidak dimaksudkan secara harfiah.

Apakah Dopamine Detox Memiliki Manfaat?

Detoksifikasi lengkap dan total dari dopamin yang terjadi secara alami tidak dapat dilakukan. Namun, keputusan untuk melepaskan diri dari perilaku impulsif tertentu mungkin memiliki beberapa manfaat kesehatan, salah satunya adalah potensi untuk fokus yang lebih tinggi dan kesehatan mental yang lebih baik.

Dopamin sering mengganggu dan mungkin menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk mencapai tujuan. Hal ini mendorong pengulangan perilaku tertentu secara berlebihan, yang menyebabkan seseorang lupa akan hal-hal yang bisa memberi mereka kepuasan.

Pada akhirnya, hal ini akan membantu Anda menggunakan waktu secara lebih produktif. Saat seseorang secara aktif menghindari gangguan ini, mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang lebih penting dalam hidup mereka.

Singkatnya, secara teknis, dopamine detox tidak mungkin terjadi dan bukti efek positifnya adalah murni anekdot.

Namun, dengan menghindari perilaku tertentu, seperti menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget, seseorang mungkin dapat mencapai kepuasan yang lebih besar. Misalnya, menghilangkan stres, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kualitas tidur.

Dopamine Detox dalam Sudut Pandang Medis

Apakah dopamine detox adalah metode yang dapat membantu mengatur ulang otak Anda terhadap rangsangan? Beberapa pakar mengatakan mungkin, tetapi bukan karena alasan yang banyak dipikirkan orang tentang cara memahami detox.

Menurut Kent Berridge, PhD, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Michigan, puasa dari aktivitas yang merangsang menghentikan sistem dopamin yang berulang kali diaktifkan dalam tubuh, sehingga metode ini tidak mereset otak dengan tepat.

Mencoba mengatur ulang kadar dopamin untuk meningkatkan kepuasan mungkin terjadi karena masih banyak kesalahpahaman tentang cara kerja dopamin. Beberapa dekade yang lalu, senyawa kimia dalam otak ini dianggap bertanggung jawab atas perasaan bahagia.

Sekarang, dopamin lebih dipahami sebagai senyawa kimia di otak yang terkait dengan motivasi, sehingga merupakan bagian penting dalam mengatasi kecanduan (meskipun sebenarnya lebih kompleks dari itu).

Meskipun dopamin meningkat sebagai respons terhadap hadiah atau aktivitas yang menyenangkan, itu sebenarnya tidak berkurang ketika Anda menghindari aktivitas yang merangsang produksi senyawa kimia ini. Jadi, metode ini tidak benar-benar menurunkan kadar dopamin.

Bisakah Dopamine Detox Mengatasi Kecanduan Terhadap Gadget?

Banyak orang mencari cara untuk melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang menghasilkan respons yang tidak menyenangkan, baik itu merasa sendirian atau makan berlebihan. Namun, ini bukanlah solusi. Namun, Berridge mencatat bahwa ini adalah salah satu elemen penting dalam melawan godaan.

Jika metode ini tidak dilakukan dengan serius, misalnya tetap menggunakan gadget atau terus berinteraksi dengan pemicu kesenangan, maka ini bukan merupakan solusi total untuk mengurangi kecanduan Anda terhadap sesuatu.

Melawan godaan, perasaan, atau perilaku negatif sebenarnya berbeda dengan dopamine detox. Untuk melakukannya, Berridge merekomendasikan berlatih perhatian penuh.

Perhatian penuh dapat membantu Anda menemukan cara untuk menghadapi hal-hal sulit yang akan Anda hadapi, sambil tetap menikmati kehidupan sehari-hari.

Jika Anda merasa bosan dan meraih gadget Anda untuk memeriksa media sosial, cobalah berhenti sebentar, catat apa yang Anda pikirkan, dan perhatikan bagaimana tubuh Anda meresponsnya. Kemudian, pilih aktivitas lain untuk dilakukan, seperti berjalan-jalan atau membuat teh.

Referensi

  1. Akers, Whitney. 2019. Is Dopamine Fasting a Way to Fix Your Brain or a Silicon Valley Fad?. https://www.healthline.com/health-news/what-is-dopamine-fasting. (Diakses pada 2 Agustus 2021).
  2. Todd, Lindsey. 2021. What to know about a dopamine detox. https://www.medicalnewstoday.com/articles/dopamine-detox. (Diakses pada 2 Agustus 2021).

About The Author

13 Cara Menghilangkan Mata Panda dengan Cepat dan Alami!

Perut Kembung sebagai Gejala Penyakit Jantung