Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Masturbasi Berlebihan Bisa Bikin Bodoh, Mitos Apa Fakta?

Myles Bannister

Selain pada pria, masturbasi juga dikenal di kalangan wanita, terutama wanita dewasa. Bedanya, jika pada pria masturbasi atau onani dilakukan sejak masih muda, perempuan biasanya baru akan melakukan aktivitas masturbasi jika sudah dewasa dan belum menikah. Untuk perempuan maupun laki-laki, aktivitas masturbasi dilakukan dengan cara memainkan alat kelamin dengan tangan maupun dengan menggunakan alat atau benda tertentu untuk merangsang hasrat hingga mencapai kepuasan seksual yang diinginkan.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa onani adalah hal yang umum di kalangan pria terutama yang belum menikah. Aktivitas ini dapat membentengi diri dari perilaku seks pranikah yang berbahaya. Sayangnya, melakukan masturbasi yang berlebihan juga dapat berbahaya bagi tubuh. Apakah bahaya itu sebenarnya adalah kebodohan?

Banyak mitos yang beredar di masyarakat terkait dengan aktivitas masturbasi. Salah satu isu yang sering muncul adalah bahwa aktivitas masturbasi dapat membuat pria menjadi bodoh terutama jika dilakukan secara berlebihan. Apakah hal tersebut benar? Berikut ini akan dibahas lebih lanjut.

Masturbasi, Amankah untuk Dilakukan?

Pada usia matang atau usia menikah, pria seharusnya mendapatkan aktivitas seks sebanyak 1-2 kali seminggu. Jika pria belum menikah, mereka dapat memenuhi kebutuhan seksual dengan melakukan masturbasi.

Secara umum, masturbasi tidak menimbulkan dampak buruk yang signifikan jika tidak dilakukan secara berlebihan. Jika tubuh dan tangan dalam keadaan bersih, masturbasi dapat dilakukan untuk mengurangi dorongan seksual berlebihan yang tidak tertahankan.

Masturbasi yang sehat dilakukan sebanyak 2-3 kali seminggu. Lebih dari itu dapat dikatakan berlebihan. Pria yang sering masturbasi biasanya terobsesi untuk mencapai kenikmatan. Jika tidak puas dan tidak mencapai ejakulasi, mereka sering merasa bingung. Ketika sedang tidak produktif atau sendirian, seseorang yang kecanduan masturbasi akan merasa terdorong untuk mencapai kepuasan seksual bagi diri sendiri.

Kecanduan masturbasi akan semakin buruk jika juga didukung dengan kecanduan pornografi. Kedua hal ini dapat membuat pria mengalami penurunan kualitas hidup. Jangka panjangnya, pria yang kecanduan masturbasi dapat mengalami disfungsi ereksi yang dapat berdampak pada kehidupan seksual. Hal ini tentu tidak diinginkan terutama jika pria tersebut sudah memiliki istri atau pasangan hidup, karena hal tersebut dapat mempengaruhi hubungan seks yang penting untuk keharmonisan rumah tangga.

Benarkah masturbasi membuat pria bodoh?

Bodoh di sini merujuk pada sulitnya menerima pelajaran dengan baik, terutama untuk anak sekolah. Masturbasi yang berlebihan dapat mengganggu pikiran dan membuat pria sulit untuk berkonsentrasi. Mereka hanya berpikir bagaimana bisa mencapai kenikmatan berulang kali. Hal ini akhirnya membuat pria kehilangan fokus dalam melakukan aktivitas. Kualitas hidup juga menurun karena kemampuan otak untuk berkonsentrasi terganggu, sehingga prestasi atau keberhasilan dalam pekerjaan menjadi terancam.

Pria yang sering masturbasi juga sering merasa lelah. Jika sudah lelah, mereka menjadi malas untuk melakukan apapun. Dampaknya, kehidupan menjadi tidak produktif. Dari sini, beberapa orang menyimpulkan bahwa masturbasi membuat pria menjadi bodoh. Padahal, sebenarnya masturbasi tidak membuat seseorang bodoh, melainkan membuatnya kesulitan untuk berkonsentrasi karena keinginannya untuk mencapai kepuasan terus menerus.

Di samping kesulitan berkonsentrasi, seseorang yang kecanduan masturbasi juga dapat mengalami beberapa dampak buruk masturbasi lainnya, seperti kemungkinan organ seksual mengalami luka atau infeksi karena tangan yang tidak bersih saat melakukan masturbasi, atau penggunaan benda berbahaya saat merangsang diri sendiri.

Secara umum, masturbasi tidak menimbulkan banyak dampak negatif jika dilakukan jarang sehingga menghindari risiko kecanduan. Agar tidak disebut “bodoh” hanya karena sulit berkonsentrasi akibat masturbasi yang terlalu banyak, sebaiknya seseorang mengalihkan perhatiannya saat ingin bermasturbasi dengan melakukan kegiatan yang produktif atau berolahraga.

Melakukan kegiatan yang produktif seperti menjalankan hobi, bekerja, atau berolahraga akan menghindarkan seseorang dari keinginan untuk terus-menerus melakukan masturbasi. Selain itu, menjalani kehidupan yang produktif akan meningkatkan kualitas hidup karena pencapaian di tempat kerja atau kampus yang akan didapatkan. Ketika dorongan untuk masturbasi sangat besar, jangan lupa untuk melakukannya dengan cara yang sehat dan tidak menggunakan benda berbahaya.

Bagi Teman Sehat yang belum menikah, bagaimana memenuhi kebutuhan seksual yang kadang muncul dalam kehidupan sehari-hari? Apakah melakukan masturbasi, sudah dengan porsi yang tepat atau tidak? Jawabannya tergantung pada diri masing-masing.

Bagi Teman Sehat yang belum menikah, bagaimana memenuhi kebutuhan seksual yang kadang muncul dalam kehidupan sehari-hari? Apakah melakukan masturbasi, sudah dengan porsi yang tepat atau tidak? Jawabannya tergantung pada diri masing-masing.

About The Author

Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Malaise: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pengobatan