Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Osteoporosis membuat tulang menjadi lemah dan rapuh. Kondisi ini terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak sejalan dengan hilangnya tulang lama. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasi di bawah ini.

Apa itu Osteoporosis?

Osteoporosis adalah kondisi yang memengaruhi kekuatan tulang. Saat tidak terjadi osteoporosis, tulang memiliki lubang-lubang kecil di bagian dalamnya (seperti sarang lebah). Namun pada osteoporosis, lubang-lubang kecil tersebut membesar sehingga menyebabkan hilangnya kekuatan dan kepadatan tulang. Selain itu, tulang bagian luar juga menjadi semakin lemah dan tipis.

Gejala Osteoporosis

Pada tahap awal pengeroposan tulang, biasanya tidak ada gejala yang muncul. Namun, saat tulang mulai melemah, Anda mungkin mengalami gejala berikut:

  • Nyeri punggung karena tulang belakang retak atau hancur
  • Kehilangan tinggi badan seiring berjalannya waktu
  • Postur tubuh membungkuk
  • Kuku yang lemah dan rapuh

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Dalam banyak kasus, penderita tidak menyadari bahwa mereka mengalami osteoporosis hingga mengalami patah tulang. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami menopause dini, mengonsumsi kortikosteroid selama beberapa bulan, atau memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis.

Penyebab Osteoporosis

Osteoporosis terjadi ketika tulang kehilangan kepadatan kalsium dan mineral lainnya. Pada usia sekitar 35 tahun, kepadatan tulang akan menurun secara alami. Namun, pada orang dengan osteoporosis, kepadatan tulangnya menurun lebih cepat dari yang seharusnya. Kondisi ini juga dapat diturunkan dalam keluarga.

Faktor Risiko Osteoporosis

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan osteoporosis, termasuk usia, ras, gaya hidup, kondisi kesehatan, dan pengobatan yang sedang dijalani. Beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain:

Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diubah

Beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi:

  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko mengembangkan osteoporosis daripada pria.
  • Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko terkena osteoporosis.
  • Ras. Orang dengan kulit putih atau keturunan Asia memiliki risiko yang lebih tinggi.
  • Riwayat keluarga. Jika orang tua atau saudara kandung Anda pernah menderita osteoporosis, maka Anda berisiko lebih tinggi.
  • Ukuran tubuh. Orang dengan tubuh kecil cenderung memiliki risiko lebih tinggi karena memiliki massa tulang yang lebih sedikit.

Tingkat Hormon

Kadar hormon tubuh yang tidak seimbang dapat menyebabkan osteoporosis. Penurunan kadar estrogen pada wanita saat menopause adalah salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko. Pengobatan untuk kanker prostat pada pria dan kanker payudara pada wanita juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis dengan menurunkan kadar hormon tertentu.

Pola Diet

Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Asupan kalsium yang rendah dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Selain itu, gangguan makan yang parah dan kekurangan berat badan dapat melemahkan tulang baik pada pria maupun wanita.

Steroid dan Obat Lainnya

Penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid oral atau suntik seperti prednison dan kortison dapat mengganggu proses pembentukan tulang. Beberapa pengobatan lain juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis, seperti pengobatan kejang, asam lambung, kanker, dan penolakan transplantasi.

Masalah Kesehatan

Beberapa masalah kesehatan juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis, termasuk penyakit celiac, kanker, lupus, penyakit radang usus, multiple myeloma, rheumatoid arthritis, serta masalah pada ginjal atau hati.

Diagnosis Osteoporosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah serta tes urine untuk memeriksa kondisi yang dapat menyebabkan osteoporosis. Jika diduga terjadi osteoporosis, maka tes kepadatan tulang atau dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA) mungkin direkomendasikan.

Pengobatan Osteoporosis

Jika didiagnosis mengalami osteoporosis, dokter akan merencanakan pengobatan yang sesuai. Pengobatan biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan olahraga yang tepat.

Perlu diingat bahwa tidak ada obat yang dapat menyembuhkan osteoporosis. Pengobatan bertujuan untuk memperlambat kerusakan tulang dan merangsang pertumbuhan tulang baru.

Obat Osteoporosis

Obat yang umum digunakan untuk mengobati osteoporosis adalah bifosfonat, yang dapat diminum atau disuntikkan. Beberapa obat lain juga digunakan untuk mencegah hilangnya massa tulang atau merangsang pertumbuhan tulang.

Komplikasi Osteoporosis

Patah tulang, terutama di tulang belakang atau pinggul, adalah komplikasi yang serius. Patah tulang pinggul dapat menyebabkan kecacatan dan meningkatkan risiko kematian dalam setahun setelah cedera. Tulang belakang yang melemah juga dapat menyebabkan sakit punggung, kehilangan tinggi badan, dan postur tubuh membungkuk.

Pencegahan Osteoporosis

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis, termasuk:

  • Mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup setiap hari.
  • Melakukan weight-bearing exercise.
  • Berhenti merokok.

Jika Anda berisiko mengalami osteoporosis, konsultasikan kepada dokter mengenai langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Referensi

  1. Anonim. Osteoporosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968. (Diakses pada 16 Oktober 2020).
  2. Anonim. Osteoporosis. https://www.healthdirect.gov.au/osteoporosis. (Diakses pada 16 Oktober 2020).
  3. Stang, Debra. 2019. What Do You Want to Know About Osteoporosis? https://www.healthline.com/health/osteoporosis. (Diakses pada 16 Oktober 2020).

About The Author

Manfaat Lada Hitam bagi Kesehatan (No. 11 Jarang Diketahui)

Masturbasi Berlebihan Bisa Bikin Bodoh, Mitos Apa Fakta?