Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Keguguran: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Myles Bannister

Keguguran adalah berhentinya kehamilan spontan yang umumnya terjadi pada masa awal kehamilan. Ketahui lebih lanjut tentang keadaan ini mulai dari penyebab, faktor risiko, gejala, perawatan, hingga pencegahannya.

Apa Itu Keguguran?

Keguguran adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Istilah medisnya adalah abortus spontaneous. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester awal kehamilan, bahkan sebelum seseorang menyadari bahwa dirinya hamil.

Abortus spontaneous sebenarnya sangat umum terjadi. Sekitar 50% kehamilan berakhir dengan kondisi ini. Umumnya anak gugur sebelum kehamilan diketahui. Jika kehamilan telah diketahui, kasus tersebut berjumlah sekitar 15-25%.

Keguguran tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga secara psikologis bagi ibu yang mengalaminya. Memahami berbagai faktor risiko dapat membantu dalam pencegahan kondisi ini.

Jenis Keguguran

Keguguran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan usia kehamilan dan gejala yang dialami. Dokter mungkin akan mendiagnosis Anda dengan salah satu jenis keguguran berikut:

1. Keguguran Terancam (Threatened Miscarriage)

Keguguran terancam ditandai dengan perdarahan uterus pada awal kehamilan yang disertai dengan kram dan nyeri punggung bagian bawah.

Pada kondisi ini, leher rahim masih tertutup. Pendarahan ini sering kali terjadi akibat implantasi (proses penanaman janin pada dinding rahim).

2. Keguguran yang Tidak Komplit (Inevitable or Incomplete Miscarriage)

Keguguran tidak komplit ditandai dengan nyeri perut atau punggung yang disertai dengan perdarahan dan serviks yang terbuka.

Keguguran ini tidak dapat dihindari jika serviks melebar atau menipis dan/atau membran pecah. Jika keguguran tidak lengkap, perdarahan dan kram akan terus terjadi.

3. Keguguran Komplit (Complete Miscarriage)

Keguguran komplit terjadi ketika embrio telah keluar dari rahim.

Perdarahan dan kram biasanya mereda dengan cepat. Dokter akan memastikan kondisi ini melalui pemeriksaan ultrasonografi atau dengan melakukan prosedur kuretase bedah atau D&C (dilation and curettage).

4. Keguguran Tak Terduga (Silent or Missed Miscarriage)

Keguguran tak terduga dapat terjadi tanpa disadari. Missed miscarriage adalah kondisi di mana janin mati, tetapi masih berada di dalam rahim. Kondisi ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi yang menunjukkan tidak adanya detak jantung pada janin.

5. Keguguran Berulang (Recurrent Miscarriage)

Keguguran berulang terjadi ketika seorang wanita mengalami 3 kali atau lebih abortus spontaneous pada trimester pertama secara berturut-turut. Kondisi ini dapat mempengaruhi sekitar 1% pasangan yang mencoba untuk hamil.

6. Kehamilan Anembrionik (Blighted Ovum)

Kehamilan anembrionik terjadi ketika telur yang telah dibuahi ditanamkan ke rahim, tetapi perkembangan janin tidak terjadi. Terkadang terbentuk kantung kehamilan, tetapi tidak ada pertumbuhan janin di dalamnya.

7. Keguguran Septik (Septic Miscarriage)

Keguguran septik terjadi akibat infeksi di rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi parah dan membutuhkan perawatan medis segera.

Gejala Keguguran

Gejala keguguran dapat bervariasi tergantung pada usia kehamilan. Beberapa gejala umum yang mungkin terjadi termasuk perdarahan vagina dan nyeri perut bagian bawah.

Berikut adalah tanda-tanda keguguran yang perlu diketahui:

1. Kram Perut

Salah satu tanda keguguran adalah nyeri dan kram perut pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.

Nyeri dan kram pada area perut atau panggul sebenarnya umum terjadi sebelum menstruasi. Namun, jika mengalami rasa sakit yang lebih parah dari biasanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

2. Cairan dan Jaringan Keluar dari Vagina

Salah satu tanda keguguran adalah keluarnya cairan merah muda atau jaringan dari vagina. Cairan ini mungkin berasal dari darah yang menggumpal saat janin masih berupa jaringan.

Jika mengalami hal ini, simpan cairan merah muda atau jaringan tersebut di wadah bersih dan konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis lebih lanjut.

3. Flek Kecokelatan (Bercak-bercak) atau Pendarahan Vagina

Bercak-bercak saat kehamilan merupakan hal yang normal. Sekitar 25% wanita mengalami bercak-bercak vagina selama 12 minggu kehamilan, terutama pada usia kehamilan 6-7 minggu.

Bercak-bercak dari vagina tidak selalu menunjukkan keguguran. Namun, jika bercak ini disertai dengan gejala lain seperti keluarnya jaringan dan pendarahan vagina, nyeri perut, dan perasaan kehilangan tanda-tanda kehamilan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.

4. Nyeri Punggung

Nyeri pada punggung, panggul, dan perut bagian bawah adalah kondisi umum pada awal kehamilan akibat perubahan tubuh dan hormon pada wanita hamil. Namun, dalam beberapa kasus, keguguran juga dapat disertai dengan nyeri punggung yang lebih intens.

Jika mengalami nyeri yang tidak biasa atau mengkhawatirkan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kesehatan kehamilan Anda.

5. Kehilangan Gejala Kehamilan

Tanda-tanda keguguran yang paling jelas adalah ketika Anda tidak lagi merasakan gejala kehamilan seperti perubahan pada payudara, mual dan muntah (morning sickness), perubahan suasana hati, dll.

Anda mungkin juga tidak lagi merasakan aktivitas, gerakan, detak, atau sensasi perkembangan janin di perut Anda. Segera periksakan kehamilan Anda jika mengalami gejala ini.

Kapan Harus ke Dokter?

Wanita hamil mungkin mengalami bercak kecokelatan pada awal kehamilan. Namun, Anda perlu waspada jika mengalami pendarahan parah pada trimester pertama kehamilan karena ini bisa menjadi tanda keguguran.

Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala berikut pada trimester pertama kehamilan:

  • Muntah hingga tidak bisa makan dan minum sama sekali
  • Keputihan
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Demam

Penyebab Keguguran

Penyebab keguguran sangat beragam. Abortus spontaneous pada trimester pertama umumnya terjadi akibat perkembangan janin yang tidak normal, sementara keguguran setelah trimester pertama dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu pada ibu.

Abortus spontaneous pada akhir kehamilan juga dapat terjadi akibat infeksi yang menyebabkan ketuban pecah lebih awal atau karena pembukaan rahim yang terlalu cepat.

Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab keguguran:

1. Masalah Genetik atau Kromosom

Pada janin yang sedang berkembang, satu set kromosom berasal dari ibu dan satu set lainnya berasal dari ayah. Beberapa masalah kromosom yang dapat terjadi dan menyebabkan keguguran termasuk:

  • Intrauterine fetal death (IUFD). Embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang sebelum gejala keguguran muncul.
  • Blighted ovum. Embrio tidak terbentuk sama sekali.
  • Kehamilan mola atau hamil anggur. Tidak ada perkembangan janin. Hal ini dapat terjadi jika 2 sperma membuahi satu sel telur atau sperma membuahi sel telur yang tidak matang.
  • Kehamilan mola parsial. Masih terdapat kromosom dari ibu, tetapi ayah tetap memberikan dua set kromosom.

2. Kelainan pada Plasenta

Plasenta adalah organ yang menghubungkan suplai darah dari ibu ke bayi. Masalah pada perkembangan plasenta dapat mempengaruhi perkembangan bayi dan menyebabkan keguguran.

3. Kondisi Kronis

Kondisi medis kronis yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan keguguran. Beberapa kondisi yang dapat menjadi faktor risiko keguguran meliputi:

  • Diabetes yang tidak terkontrol
  • Tekanan darah tinggi saat kehamilan
  • Lupus
  • Penyakit ginjal
  • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif
  • Sindrom Hughes

4. Infeksi

Keguguran dapat disebabkan oleh infeksi seperti:

5. Keracunan Makanan

Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan keracunan makanan yang dapat memicu keguguran. Beberapa kondisi keracunan makanan yang dapat menjadi penyebab keguguran termasuk:

  • Bakteri listeria yang dapat ditemukan di produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Infeksi yang disebabkan parasit Toxoplasma gondii, yang ditemukan di daging mentah atau tidak dimasak secara matang.
  • Bakteri Salmonella dapat ditemukan di telur mentah atau setengah matang.

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari selama kehamilan.

6. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan keguguran. Beberapa obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi selama kehamilan meliputi:

  • Misoprostol. Obat ini digunakan untuk mengatasi kondisi seperti rheumatoid arthritis.
  • Retinoid. Obat ini digunakan untuk mengatasi eksim dan jerawat.
  • Methotrexate. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi kondisi seperti rheumatoid arthritis.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini digunakan untuk mengatasi rasa nyeri dan peradangan.

Selain itu, penggunaan jenis obat-obatan lain selama kehamilan sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter sebelumnya.

7. Struktur Rahim

Masalah dan kelainan pada rahim juga dapat menjadi penyebab keguguran. Gangguan ini dapat meliputi bentuk rahim yang tidak normal atau adanya pertumbuhan non-kanker di dalam rahim yang dikenal sebagai fibroid rahim.

8. Serviks Melemah

Otot leher rahim dapat melemah dibandingkan biasanya, kondisi ini disebut inkompetensi serviks.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh riwayat cedera pada daerah serviks, yang umumnya terjadi akibat prosedur pembedahan. Lemahnya otot serviks ini menyebabkan leher rahim terbuka terlalu cepat selama kehamilan sehingga menyebabkan keguguran.

9. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kondisi yang menyebabkan indung telur lebih besar dari normal.

PCOS dapat disebabkan oleh perubahan hormon dalam ovarium. Kondisi ini sering dikaitkan dengan infertilitas pada wanita. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kondisi ini juga dapat menjadi faktor risiko keguguran pada wanita subur.

Faktor Risiko Keguguran

About The Author

5 Manfaat Kesehatan Minum Cokelat Panas

3 Resep Terong Ungu Sehat untuk Menu Hari Ini