Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hidronefrosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Penyebab Hidronefrosis

Penyebab umum hidronefrosis adalah sumbatan pada ureter (saluran kencing), yang terjadi tiba-tiba akibat batu ginjal.

Uretra yang tertahan dapat membuat urine mengalir kembali ke ginjal, menyebabkan pembengkakan ginjal. Hal ini disebut juga refluks vesikoureter (VUR).

Penyebab lain hidronefrosis meliputi:

  • Batu ginjal di ureter.
  • Tumor di dalam atau dekat ureter.
  • Penyempitan ureter karena cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi radiasi, atau pembedahan.
  • Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter.
  • Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih).
  • Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat, atau organ panggul lainnya.
  • Sumbatan yang menghalangi aliran urine dari kandung kemih ke uretra karena pembesaran prostat, peradangan, atau kanker.
  • Infeksi saluran kemih yang parah, yang sementara menghalangi kontraksi ureter.

Pada beberapa kasus, hidronefrosis juga dapat terjadi selama kehamilan karena tekanan rahim yang memampat ureter. Perubahan hormonal selama kehamilan dapat memperburuk kondisi ini dengan mengurangi kontraksi ureter yang normal. Hidronefrosis akan berakhir setelah kehamilan berakhir, meskipun pelvis renalis dan ureter dapat tetap sedikit melebar setelahnya.

Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot yang menyebabkan urine mengalir ke kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen ketika jaringan fibrosa menggantikan jaringan otot pada dinding ureter.

Gejala Hidronefrosis

Gejala hidronefrosis bergantung pada penyebab, lokasi, dan durasi penyumbatan. Hidronefrosis akut yang terjadi secara tiba-tiba biasanya menyebabkan kolik ginjal, yaitu nyeri hebat di area antara tulang rusuk dan tulang panggul di sisi ginjal yang terkena.

Hidronefrosis kronis yang berkembang perlahan tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul. Nyeri hilang dan muncul karena pelvis renalis sementara terisi atau ureter sementara tersumbat karena pergeseran ginjal ke bawah.

Gejala lain yang sering terjadi pada hidronefrosis meliputi:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Hematuria.
  • Nyeri saat buang air kecil (disuria).
  • Tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Produksi urine yang jarang atau lemah.

Jika urine berwarna gelap, aliran urine melemah, demam, atau terasa terbakar saat buang air kecil, ini menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.

Diagnosis Hidronefrosis

Langkah awal untuk mendiagnosis hidronefrosis adalah mengumpulkan riwayat medis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi adanya massa di area antara tulang rusuk dan tulang panggul, terutama jika ginjal sangat membesar.

Pemeriksaan untuk mendeteksi hidronefrosis pada pria dan wanita berbeda. Pada wanita, pemeriksaan panggul dilakukan untuk mengevaluasi rahim dan indung telur. Sedangkan pada pria, pemeriksaan rektal dilakukan untuk menilai ukuran prostat.

Tes tambahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Tes darah untuk mendeteksi infeksi.
  • Tes urine untuk melihat adanya darah atau infeksi.
  • USG atau CT scan untuk mendapatkan gambaran ginjal yang jelas.
  • Urografi intravena dengan menyuntikkan zat kontras ke aliran darah lalu dilakukan foto Rontgen untuk melihat kondisi saluran kemih.

Pengobatan Hidronefrosis

Pengobatan hidronefrosis bertujuan untuk mengalirkan urine dari ginjal, mengurangi pembengkakan dan tekanan yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.

Tindakan awal dilakukan untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi saluran kemih. Dalam beberapa kasus, intervensi bedah mungkin diperlukan.

Pengobatan hidronefrosis dapat meliputi:

  • Memasukkan kateter melalui kandung kemih dan ureter untuk memastikan urine dapat mengalir.
  • Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih.
  • Memasukkan pipa ke dalam ginjal melalui kulit untuk menghilangkan sumbatan. Jika diperlukan, pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat sumbatan.
  • Pemasangan kateter pada pelvis renalis jika terjadi sumbatan total, infeksi serius, atau batu ginjal. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.
  • Pembedahan untuk menghubungkan ureter kembali ke kandung kemih jika terjadi sumbatan pada sambungan ureter dan kandung kemih.

Penanganan operasi harus mempertimbangkan penyebab hidronefrosis, seperti tumor, obstruksi ureter, atau batu ginjal.

Jika hidronefrosis telah kronis dan menyebabkan gagal ginjal, dialisis atau transplantasi ginjal mungkin diperlukan. Keputusan untuk melakukan operasi sangat kompleks dan tergantung pada dilatasi yang persisten (dari hasil USG), obstruksi yang parah (dari pemindaian nuklir), atau fungsi ginjal yang hilang.

Pada orang dewasa, operasi perbaikan pelvis ginjal atau pieloplasti endoskopi dapat dilakukan melalui kandung kemih atau ginjal dengan tingkat keberhasilan 70-80 persen. Pada bayi dan anak-anak, pieloplasti terbuka adalah pilihan prosedur dengan tingkat keberhasilan mencapai 90 persen.

About The Author

Apakah Ibu Hamil Boleh Mewarnai Rambut? Ini Dia Faktanya!

Skoliosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan