Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Gigitan Serangga: Jenis, Gejala, dan Cara Mengobati

Myles Bannister

Gigitan serangga umumnya hanya menimbulkan gejala atau iritasi ringan di kulit. Namun, beberapa gigitan serangga dapat mengancam jiwa. Berikut ini adalah berbagai jenis gigitan serangga, cara mengobatinya, dan langkah-langkah pencegahannya.

Jenis Gigitan Serangga

Banyak serangga tidak akan menyengat jika tidak diganggu. Namun, beberapa serangga sengaja menyengat untuk mengisap darah manusia atau memangsa hewan lain. Beberapa jenis serangga yang bisa membahayakan manusia dan menimbulkan gejala ringan hingga serius adalah sebagai berikut:

  • Lalat: Lalat dapat membawa bakteri, virus, telur parasit, dan penyakit lain yang dapat mengancam jika hinggap pada makanan.
  • Nyamuk: Selain mengganggu, beberapa jenis nyamuk dapat menyebarkan penyakit seperti demam berdarah dan malaria.
  • Kutu liar: Ditemukan di alam terbuka, umumnya tidak membahayakan namun bisa membawa virus penyebab penyakit Lyme dan Rocky Mountain spotted fever.
  • Kutu kepala: Kutu rambut dapat menyebabkan rasa gatal dan ketidaknyamanan di kulit kepala, serta dapat menyebabkan infeksi dan kerontokan rambut jika digaruk berlebihan.
  • Tungau: Serangga ini bersembunyi di balik kasur atau karpet. Gigitannya dapat menyebabkan gatal, kemerahan, dan ketidaknyamanan di kulit.
  • Lebah: Sengatan lebah dapat menyebabkan infeksi, dan sengatan yang kuat dapat menyebabkan kematian.
  • Semut api: Gigitan semut api dapat menyebabkan rasa gatal, bengkak, dan perih.
  • Kecoa: Kecoa menyebarkan penyakit salmonella yang dapat memicu reaksi alergi dan asma.
  • Kalajengking: Serangga ini paling berbahaya dan umumnya ditemukan di alam liar.

Gigitan serangga tersebut dapat menimbulkan reaksi mulai dari iritasi ringan seperti rasa gatal, kemerahan, bentol, atau ruam sampai gejala serius yang membahayakan.

Gejala Gigitan Serangga

Reaksi setiap orang terhadap gigitan serangga dapat berbeda-beda, mulai dari gatal ringan hingga infeksi serius. Gejala umum yang sering terjadi akibat gigitan serangga adalah:

  • Kulit perih.
  • Bengkak.
  • Bentol.
  • Gatal.
  • Nyeri.
  • Ruam merah.
  • Sensasi melepuh.
  • Muncul seperti jerawat bernanah pada gigitan semut api.
  • Gagal ginjal akibat sengatan lebah dalam jumlah yang banyak.

Pada beberapa kasus, gigitan serangga bisa menyebabkan reaksi alergi parah atau syok anafilaksis. Gejala yang dapat muncul antara lain gatal-gatal, sesak napas, pingsan, hingga kematian dalam waktu 30 menit.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut setelah beraktivitas di luar ruangan, segera gunakan krim atau salep untuk meredakan efek gigitan serangga.

Penyebab Gigitan Serangga

Gigitan serangga dapat menimbulkan rasa gatal, bengkak, dan reaksi lainnya yang membuat Anda tidak nyaman. Berikut ini adalah penyebab gigitan serangga berdasarkan jenisnya:

  • Lebah: Lebah akan menyengat jika diganggu. Lebah akan menyerang dengan seluruh alat penyengatnya dan kemudian mati.
  • Semut api: Semut api akan menggigit dengan rahangnya dan menyuntikkan racun berkali-kali.
  • Tawon: Tawon tidak akan menyengat secara kuat karena tidak ingin kehilangan alat penyengatnya. Jika tawon kehilangan alat penyengatnya, maka tawon akan mati.
  • Nyamuk: Nyamuk menyengat untuk mengisap darah manusia. Beberapa jenis nyamuk seperti malaria dan aedes aegypti juga dapat menyebarkan virus ke manusia.

Contoh serangga lainnya adalah lalat, yang dapat menyebarkan infeksi ketika hinggap pada makanan.

Cara Mengobati Gigitan Serangga

Gejala ringan akibat gigitan serangga seperti gatal, bengkak, atau ruam merah biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, Anda dapat mengurangi risiko lebih lanjut dengan mengobati gigitan serangga menggunakan cara-cara berikut:

  • Kompres dengan air dingin pada area kulit yang terkena gigitan.
  • Gunakan krim atau salep anti-serangga yang khusus.
  • Oleskan secara merata sampai gejalanya mereda.
  • Jangan menggaruk kulit yang gatal karena hal tersebut dapat menyebabkan infeksi.
  • Jika muncul reaksi lokal yang besar, dokter biasanya akan memberikan steroid oral.

Jika gejala gigitan serangga semakin parah, segera cari bantuan medis dan lakukan tes lebih lanjut untuk mendiagnosis apakah gigitan serangga tersebut menularkan virus atau bakteri yang membahayakan.

Anda juga dapat mencoba cara alami mengobati gigitan serangga, seperti:

  • Mengompres area yang terkena sengatan dengan es batu untuk meredakan rasa gatal dan nyeri.
  • Menggunakan lidah buaya karena memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu meredakan gatal dan bentol di kulit.
  • Menggunakan bawang yang memiliki sifat antifungal untuk meredakan iritasi kulit. Potong bawang dan oleskan pada area yang terkena gigitan.

Itulah cara mengobati gigitan serangga yang dapat Anda lakukan. Jika kondisi kulit yang digigit semakin buruk, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mencegah penularan penyakit melalui gigitan serangga.

Cara Mencegah Gigitan Serangga

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah gigitan serangga:

  • Gunakan losion atau salep anti-serangga.
  • Anda juga dapat menggunakan minyak telon atau minyak kayu putih.
  • Hindari wilayah berhutan atau penuh semak-semak.
  • Jika beraktivitas di wilayah dengan banyak serangga, gunakan pakaian yang melindungi seperti lengan panjang, kaos kaki, sarung tangan, topi, dan masker.
  • Gunakan pelindung khusus jika perlu untuk menghindari serangga.
  • Apabila Anda menemukan sarang lebah atau sarang tawon, jangan panik. Jika Anda panik, kemungkinan lebah dan tawon akan menyerang.
  • Jangan mengganggu sarang serangga-serangga tersebut.
  • Jalani hidup sehat, bersihkan ruangan, dan hindari memberi tempat bagi serangga seperti nyamuk dan kecoa untuk berkembang biak.
  • Lakukan pemberantasan nyamuk dan kecoa secara berkala dengan fogging.

Orang yang bekerja di luar ruangan memiliki risiko lebih tinggi terkena gigitan serangga, terutama di wilayah tropis. Jika Anda merasa terkena gigitan serangga, segera gunakan salep atau krim pertolongan pertama dan hindari menggaruknya.

Referensi

  1. Anonim. 2019. Insect bites and stings. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/injuries/skin-injuries/insect-bites-and-stings. Diakses pada 8 Oktober 2019.
  2. Anonim. 2019. Bad Bugs Slideshow: Identifying Bugs and Their Bites. https://www.webmd.com/allergies/ss/slideshow-bad-bugs. Diakses pada 8 Oktober 2019.
  3. Brazier, Yvette. 2019. Insect and spider bites and how to deal with them. https://www.medicalnewstoday.com/articles/174229.php. Diakses pada 8 Oktober 2019.
  4. Patrick Davis, Charles MD, PhD. 2019. Insect Bites. https://www.emedicinehealth.com/insect_bites/article_em.htm#facts_on_insect_bites. Diakses pada 8 Oktober 2019.
  5. Selner, Marissa, Elijah Wolfson, Marijane Leonard, dan Kathryn Watson. 2016. Bug Bites and Stings. https://www.healthline.com/health/bug-bites. Diakses pada 8 Oktober 2019.

About The Author

Calamine – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Normalkah Jika Badan Terasa Lemas Saat Hamil?