Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Binge Eating Disorder (BED): Ringkasan Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Myles Bannister

Binge eating disorder (BED) adalah gangguan makan serius di mana seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar tanpa bisa berhenti. Ketahui apa itu BED, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya dalam pembahasan ini.

Apa Itu BED?

BED adalah gangguan makan parah di mana seseorang kebiasaan makan dalam porsi besar dalam waktu tertentu, misalnya dalam periode 2 jam.

Penderitanya merasa tidak dapat mengontrol nafsu makannya bahkan saat ia tidak lapar. Kondisi emosional menjadi faktor terbesar penyebab gangguan ini.

Gejala BED

Orang dengan BED menunjukkan gejala perilaku dan fisik, seperti:

Gejala perilaku dan emosional:

  • Makan dalam porsi besar dalam waktu tertentu.
  • Tidak nyaman makan bersama orang lain.
  • Takut makan di tempat umum atau bersama orang lain.
  • Menciptakan gaya hidup untuk binge eating.
  • Rasa ketidakpercayaan diri karena berat badan dan bentuk tubuh.
  • Menarik diri dari pergaulan.
  • Sering berdiet.
  • Merasa minder dan tidak percaya diri.

Gejala fisik:

  • Fluktuasi berat badan.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Keluhan sakit perut, konstipasi, asam lambung, dan gangguan pencernaan lainnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasi ke dokter bila memiliki ciri-ciri gangguan makan seperti yang sudah disebutkan. Juga konsultasikan pada dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater) jika mengalami masalah kesehatan mental yang tidak stabil yang memicu perubahan pola makan ekstrim, diikuti dengan kenaikan berat badan ekstrim.

Penyebab BED

Belum ada penyebab pasti terjadinya BED, namun gangguan ini merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, sosial, dan psikis yang saling berkaitan. Gangguan ini juga banyak terjadi pada seseorang dengan gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi, kecanduan, gangguan bipolar, dan masalah mental lainnya.

Faktor Risiko BED

Penyebab BED belum diketahui, namun beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko menderita gangguan tersebut adalah:

  • Keturunan.
  • Jenis kelamin.
  • Perubahan struktur otak.
  • Ukuran tubuh.
  • Riwayat binge eating.
  • Trauma emosional.
  • Kondisi psikis lainnya.

Diagnosis BED

Untuk bisa didiagnosis menderita BED, seseorang harus memenuhi beberapa kriteria berikut:

Episode binge eating yang terus menerus dengan ciri-ciri:

  • Makan dalam porsi besar dalam waktu tertentu.
  • Kehilangan kendali atas diri sendiri saat makan.

Selama episode binge eating muncul setidaknya 3 (atau lebih) hal berikut:

  • Makan lebih cepat dari biasanya.
  • Makan hingga merasa kekenyangan dan perut tidak nyaman.
  • Makan dalam porsi yang sangat besar meskipun tidak lapar.
  • Makan sendirian karena malu dengan porsi makannya.
  • Merasa bersalah setelah makan.

Kriteria diagnosis BED lainnya:

  • Stres yang disebabkan oleh binge eating.
  • Episode binge eating terjadi setidaknya seminggu sekali selama 3 bulan.
  • Tidak muntah setelah makan dalam porsi besar.
  • Tidak sedang mengalami bulimia atau anoreksia.

Cara Mengatasi BED

Apabila menunjukkan gejala BED, segera cari pertolongan medis. Lamanya mengidap BED bervariasi, bisa singkat, kambuh, hingga berlangsung dalam waktu lama. Konsultasikan kondisi dengan dokter atau psikiater tentang keluhan yang dirasakan.

Perawatan BED tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan gangguan setiap orang. Perawatan yang dilakukan fokus pada perilaku makan, kelebihan berat badan, masalah kesehatan, atau kombinasi dari semua hal tersebut.

Berikut ini beberapa terapi yang dapat diberikan kepada penderita BED:

Cognitive behavioral therapy (CBT)

Terapi ini fokus pada analisis hubungan antara pikiran, perilaku, dan perasaan negatif terhadap kebiasaan makan, berat badan, dan bentuk tubuh. CBT yang dipandu oleh terapis profesional terbukti sebagai metode perawatan BED yang efektif.

Interpersonal psychotherapy (IPT)

Terapi ini didasarkan pada ide bahwa binge eating adalah mekanisme koping terhadap masalah pribadi seperti rasa duka mendalam, konflik hubungan, perubahan hidup signifikan, dan masalah sosial tersembunyi. Terapi ini biasanya dikombinasikan dengan CBT.

Weight loss therapy

Terapi ini bertujuan mengarahkan penderita pada gaya hidup yang lebih sehat melalui diet dan olahraga, serta pemantauan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam sehari. Diharapkan ada penurunan berat badan sekitar 0,5 kg dalam seminggu selama terapi.

Komplikasi BED

BED dikaitkan dengan risiko fisik, psikis, dan sosial yang cukup signifikan. Hampir 50% orang dengan BED mengalami obesitas. Hal ini karena BED sendiri merupakan salah satu faktor pemicu naiknya berat badan hingga obesitas dengan banyaknya kalori yang masuk ke dalam tubuh selama episode binge eating.

Obesitas meningkatkan risiko penyakit lain seperti jantung, stroke, diabetes tipe II, dan kanker. Orang dengan BED memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit, dibandingkan orang tanpa BED dengan berat badan yang sama.

Risiko kesehatan lain yang dipicu BED adalah gangguan tidur, nyeri kronis, asma, dan sindrom iritasi usus besar. Pada wanita, kondisi ini dikaitkan dengan masalah kesuburan, komplikasi selama kehamilan, dan polycystic ovary syndrome (PCOS).

Cara Mencegah BED

Meskipun belum ada cara pencegahan BED yang pasti, dokter dan psikiater akan menyarankan beberapa solusi untuk mencegahnya. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Memberikan pemahaman tentang tubuh yang sehat, tanpa melihat ukuran dan bentuk.
  • Mendeteksi kelainan pada kebiasaan makan sejak dini dan segera berkonsultasi pada dokter jika ditemukan gejala BED.

Itulah pembahasan tentang apa itu Binge eating disorder (BED), sebuah gangguan makan di mana penderitanya tidak bisa berhenti makan walaupun tidak lapar. Konsultasi ke dokter bila menyadari gejalanya. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

About The Author

Manfaat Melakukan Foreplay sebelum Berhubungan Intim

15 Manfaat Buah Kecapi bagi Kesehatan (No. 10 Terbaik)