Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Bahaya Makan Burger dan Minum Soda Bersamaan

Myles Bannister

Dampak makan burger dan minum soda di waktu yang bersamaan

Burger termasuk dalam makanan yang memiliki kadar kalori tinggi. Hal yang sama juga bisa kita temukan di dalam minuman bersoda. Kandungan kalori dan gulanya bahkan sangat tinggi. Hal ini berarti, mengonsumsi keduanya dalam waktu yang bersamaan bisa jadi akan meningkatkan kadar gula darah atau berat badan.

Burger memiliki kandungan protein yang tinggi. Kandungan protein ini sebenarnya bisa membangun massa otot. Hanya saja, kadar kalori dan lemaknya juga sangat tinggi sehingga dianggap kurang baik bagi kesehatan tubuh.

Jika kita mengonsumsi minuman tinggi gula seperti minuman bersoda setelah mengonsumsi makanan tinggi protein seperti burger, maka di dalam tubuh akan terjadi penurunan oksidasi lemak. Hal ini berarti, proses pemecahan lemak di dalam saluran pencernaan tidak akan berjalan dengan lancar. Selain itu, protein juga tidak akan diserap oleh tubuh sehingga kita pun tidak akan mendapatkan manfaatnya. Karena alasan ini makan burger dan minuman bersoda hanya akan meningkatkan timbunan lemak di dalam perut.

Makanan tinggi protein bisa membantu tubuh merasa kenyang lebih lama, namun jika kita mengonsumsi minuman bersoda setelahnya, sensasi kenyang ini akan lebih cepat menghilang. Kita pun akan cenderung lebih rentan makan secara berlebihan.

Selain minuman bersoda dan burger, kombinasi protein dan gula yang sebaiknya kita hindari adalah makanan daging seperti steak atau telur yang dikombinasikan dengan jus kemasan yang tinggi gula. Mengonsumsinya juga akan memberikan dampak buruk pada berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.

Tidak baik bagi kesehatan anak-anak

Selain bisa menyebabkan efek kesehatan buruk pada orang dewasa, kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda dan burger atau makanan cepat saji lainnya juga tidak baik bagi kesehatan anak-anak. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak dan remaja yang sering mengonsumsinya cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dan tidak bahagia.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Institute for Social and Economic Research pada tahun 2013, sekitar 5.000 anak dengan usia 10 hingga 15 tahun dilibatkan untuk mengetahui dampak dari kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda dan makanan cepat saji secara rutin. Hasilnya adalah, mereka yang sering mengonsumsinya memiliki risiko terkena depresi 2 kali lipat jika dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya.

Anak-anak yang terbiasa mengonsumsi sayur dan buah-buahan serta lebih rajin berolahraga ternyata memiliki kebahagiaan dua kali lipat. Sayangnya, sekitar 85 persen anak cenderung jarang mengonsumsi makanan tinggi serat tersebut dan justru lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji yang tidak sehat.

“Sayangnya, anak-anak yang sudah remaja cenderung memiliki ketertarikan yang lebih besar untuk mengonsumsi makanan cepat saji,” ungkap salah satu peneliti, dr. Cara Booker.

Anak-anak yang dilibatkan dalam penelitian ini diminta untuk mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan dan kebiasaan sehari-hari yang bisa mengungkap kebahagiaan mereka. Hasilnya adalah, anak yang makan sayur lima kali dalam sehari cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan anak yang makan sayur dengan frekuensi lebih rendah. Sementara itu, anak-anak yang lebih sering makan junk food memiliki tingkat kebahagiaan yang paling buruk.

Selain junk food, kebiasaan merokok dan minum alkohol juga cenderung memicu gangguan mental seperti depresi pada anak-anak dan remaja. Sayangnya, banyak dari mereka yang mencobanya karena faktor pergaulan yang kurang baik.

About The Author

4 Kombinasi Sup Rendah Kalori, Cocok untuk Diet!

Penyebab Jantung Berdebar Saat Bangun Tidur