Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Aturan Berhubungan Intim Saat Hamil yang Aman dan Nyaman

Myles Bannister

Hasrat berhubungan seks saat hamil adalah wajar. Namun, banyak pasangan yang ragu tentang keamanannya. Bagaimana aturan berhubungan intim saat hamil? Simak penjelasan lengkapnya di bawah.

Bolehkah Berhubungan Intim saat Hamil?

Pada dasarnya, berhubungan seks saat hamil merupakan aktivitas yang aman jika tidak ada masalah kesehatan dan risiko kehamilan.

Banyak orang takut melakukannya karena takut membahayakan janin. Namun, itu hanya mitos. Berhubungan seks saat hamil tidak membahayakan janin.

Janin terlindungi dalam kantung ketuban dan otot rahim, jadi berhubungan saat hamil tidak akan melukai janin.

Perhatikan juga perubahan kondisi tubuh istri selama kehamilan seperti perubahan hormon, payudara yang membesar, mual, emosi yang tidak stabil, dan kelelahan.

Jaga komunikasi dengan pasangan untuk menciptakan hubungan seks yang aman dan nyaman selama kehamilan.

Usia Kehamilan yang Aman untuk Berhubungan Intim?

Berhubungan intim saat hamil dapat dilakukan kapan saja, dari trimester pertama hingga trimester terakhir, kecuali ada instruksi dokter atau bidan sebaliknya.

Pada trimester awal, perhatikan gejala seperti morning sickness dan kelelahan yang dapat mengurangi gairah seksual. Pada trimester kedua dan ketiga, perut yang membesar dapat membuat seks terasa tidak nyaman.

Pilih posisi seks yang aman dan nyaman untuk ibu hamil.

Manfaat Berhubungan Intim saat Hamil

Seks selama kehamilan memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Menjaga kebugaran dan pembakaran kalori
  • Menjaga kedekatan dengan pasangan
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  • Meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi stres
  • Pengalaman orgasme yang lebih baik

Posisi Berhubungan Intim saat Hamil yang Aman dan Nyaman

Tidak ada aturan khusus mengenai posisi seks yang aman selama kehamilan. Setiap pasangan memiliki preferensi masing-masing.

Berikut beberapa posisi seks yang dapat dicoba:

1. Woman on Top

Posisi paling aman dan nyaman sepanjang kehamilan.

2. Reverse Cowgirl

Posisi serupa dengan Woman on Top, tetapi dengan wanita membelakangi pria.

3. Misionaris Klasik

Posisi seks yang aman, terutama pada trimester pertama kehamilan.

4. Scissors

Posisi dengan penetrasi dangkal yang aman selama trimester pertama dan kedua.

5. Side Saddle

Posisi dengan penetrasi dangkal yang menghindari tekanan pada perut ibu hamil.

6. Spooning

Posisi dengan pria di belakang wanita, menghindari tekanan pada perut.

7. Doggy Style

Posisi ini cukup aman dan nyaman di semua trimester, tetapi perlu dilakukan dengan hati-hati.

Berapa Kali Berhubungan Intim saat Hamil Boleh Dilakukan?

Tidak disarankan berhubungan seks terlalu sering saat hamil. Disarankan tidak lebih dari 3 kali seminggu, terutama pada trimester pertama.

Sperma mengandung senyawa prostaglandin yang dapat memicu kontraksi, dan terlalu sering melakukan seks dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.

Kapan Berhubungan Intim saat Hamil Harus Dihindari?

Berhubungan seks saat hamil tidak dianjurkan jika memiliki riwayat keguguran, kondisi plasenta yang abnormal, ketuban pecah dini, perdarahan berat, kehamilan kembar, atau kondisi kesehatan tertentu.

Konsultasikan dengan dokter jika masih ragu atau memiliki kondisi khusus.

Jika tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan seks saat hamil, masih ada cara lain untuk menjaga keintiman dengan pasangan seperti obrolan, pelukan, dan ciuman.

Referensi

  1. Sex during pregnancy: What’s OK, what’s not. Diakses 23 Maret 2023.
  2. Sex in pregnancy. Diakses 23 Maret 2023.
  3. Can Sex in the First Trimester Cause Miscarriage? Early Pregnancy Sex Questions. Diakses pada 23 Maret 2023.
  4. What to know about sex during pregnancy. Diakses 23 Maret 2023.
  5. Sex positions for pregnancy: images. Diakses 23 Maret 2023.
  6. Pregnancy Sex Through the Trimesters. Diakses 23 Maret 2023.
  7. Will It Hurt the Baby? Plus 9 More Questions About Safe Pregnancy Sex. Diakses 23 Maret 2023.

About The Author

Infeksi Jamur Candidiasis – Gejala dan Tanda

TBC Usus: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll