Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Abses Perianal – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Myles Bannister

Abses perianal muncul dalam bentuk lepuh berisi nanah dan pembengkakan di daerah anus. Pembengkakan ini terasa hangat dan berwarna kemerahan.

Pengobatan untuk mengevakuasi nanah keluar dari lokasi tersebut adalah dengan insisi, sebuah operasi yang membuat nanah memiliki jalan keluar.

Abses perianal bisa terjadi lebih banyak karena higiene yang kurang dalam perawatan luka operasi, adanya penyakit penyulit penyembuhan luka seperti diabetes, maupun asupan gizi yang kurang.

Lokasi abses perianal terletak di dekat anus yang menyebabkan bisul di anus rentan untuk terpapar kotoran yang dapat menyebabkan infeksi ulangan.

Penyebab Abses Perianal

Penyebab abses anus dapat berbeda-beda. Namun, kondisi ini umumnya dapat disebabkan oleh hal berikut:

  • Infeksi fistula anal (celah kecil pada kulit di saluran anus).
  • Adanya infeksi menular seksual.
  • Tersumbatnya kelenjar anal.

Faktor risiko abses perianal lebih besar terjadi jika seseorang menderita:

  • Kolitis (radang usus).
  • Penyakit usus inflamasi seperti penyakit Crohn’s atau kolitis ulseratif.
  • Diabetes.
  • Divertikulitis (peradangan pada saluran pencernaan).
  • Penyakit radang panggul.
  • Menjadi ‘reseptor’ dari tindakan seks anal.
  • Penggunaan obat seperti prednisone.

Untuk mencegah terjadinya abses perianal, penggunaan kondom selama melakukan kegiatan seksual (termasuk seks anal) adalah penting bagi orang dewasa. Sementara itu, pada bayi dan balita, penggantian popok secara rutin dan sering membersihkan dubur ketika mengganti popok dapat mencegah fistula anal dan abses perianal.

Gejala Abses Perianal

Gejala abses perianal berbeda bergantung pada lokasi munculnya abses. Jika abses terjadi di daerah perianal, gejala yang muncul adalah:

  • Nyeri, terutama ketika duduk.
  • Iritasi kulit sekitar anus, yang meliputi pembengkakan dan kemerahan.
  • Abes anus mengeluarkan nanah.
  • Sembelit atau nyeri saat buang air besar.

Sementara itu, pada abses yang terjadi di daerah anus yang lebih dalam, seperti abses supralevator, gejala yang dapat muncul antara lain:

Diagnosis Abses Perianal

Abses perianal sering kali tidak menimbulkan gejala sistemis, namun dapat didiagnosis melalui penelusuran gejala dan pemeriksaan kondisi anus. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi terkait, seperti:

  • Penyakit infeksi menular seksual.
  • Penyakit divertikulum.
  • Kanker rektum
  • Penyakit peradangan saluran pencernaan.

Pada pasien yang dicurigai menderita abses anus di bagian dalam, seperti pada abses superelevator, diagnosis dapat dilakukan dengan metode pemindaian seperti USG, MRI, dan CT scan.

Pada beberapa kasus abses anus yang kompleks, dilakukan pemeriksaan dengan endoskopi untuk melihat abses dan fistula, serta menentukan letak, penyebaran, dan ukurannya.

Pengobatan Abses Perianal

Abses perianal dapat diatasi dengan pembedahan menggunakan anestesi lokal. Setelah prosedur pembedahan dilakukan, pasien akan diberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.

Pada orang sehat, antibiotik biasanya tidak digunakan. Namun, antibiotik mungkin diperlukan pada orang dengan diabetes atau penurunan imunitas.

Kadang-kadang operasi fistula dapat dilakukan bersamaan dengan pembedahan abses. Namun, fistula sering kali terjadi 4-6 minggu setelah abses dikeluarkan.

Setelah abses atau fistula anal sembuh sepenuhnya, kemungkinan kekambuhan masih ada. Oleh karena itu, penting untuk melakukan kontrol rutin dengan dokter untuk memantau penyembuhan luka pembedahan dan mengontrol kemungkinan munculnya fistula pada pasien.

About The Author

7 Tips Mengatasi Mood Swing pada Ibu Hamil

Apakah Penderita Miom Masih Bisa Hamil? Ini Jawabannya