Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Batu Empedu

Myles Bannister

Batu empedu umumnya ditemukan pada wanita dan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi batu empedu bervariasi di berbagai negara dan di antara kelompok etnis yang berbeda. Gaya hidup seperti pola makan, obesitas, penurunan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi. Rasio penderita wanita dengan pria adalah tiga banding satu pada usia dewasa masa reproduktif dan kurang dari dua banding satu pada usia di atas 70 tahun.

Gejala
Sebagian besar batu empedu tidak menimbulkan gejala dalam jangka waktu yang lama, terutama jika batu tetap di dalam kandung empedu. Namun, kadang-kadang batu yang besar dapat mengikis dinding kandung empedu dan masuk ke usus halus atau usus besar, menyebabkan penyumbatan usus (ileus batu empedu). Yang lebih sering terjadi adalah batu empedu keluar dari kandung empedu dan masuk ke saluran empedu. Batu empedu dapat masuk ke usus halus atau tetap berada di saluran empedu tanpa mengganggu aliran empedu atau menimbulkan gejala. Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, penderita akan merasakan nyeri. Nyeri ini bisa hilang timbul dan dikenal sebagai nyeri kolik. Nyeri timbul secara perlahan, mencapai puncaknya, dan kemudian berkurang secara perlahan. Nyeri bersifat tajam dan hilang timbul, bisa berlangsung beberapa jam. Nyeri biasanya dirasakan di perut bagian atas sebelah kanan dan dapat menjalar ke bahu kanan. Penderita juga sering merasakan mual dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan dengan penyumbatan saluran, penderita dapat mengalami demam, menggigil, dan ikterus (sakit kuning). Penyumbatan saluran ini biasanya bersifat sementara dan jarang terjadi infeksi. Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan dari nyeri akibat penyumbatan kandung empedu. Penyumbatan yang berlangsung pada duktus sistikus menyebabkan peradangan kandung empedu (kolesistitis akut). Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus menyebabkan peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, ikterus, dan kemungkinan infeksi. Kadang-kadang nyeri yang hilang timbul kambuh setelah kandung empedu diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan oleh keberadaan batu empedu di dalam saluran empedu utama.

Penyebab
Batu empedu umumnya lebih sering ditemukan pada wanita dan faktor risikonya adalah:

  • Tua
  • Obesitas
  • Diet tinggi lemak
  • Faktor genetik

Batu empedu terutama terdiri dari kolesterol, dengan sedikit garam kalsium lainnya. Empedu mengandung jumlah besar kolesterol yang biasanya tetap cair. Jika cairan empedu menjadi jenuh dengan kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu. Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di saluran empedu berasal dari kandung empedu. Batu empedu dapat terbentuk di saluran empedu jika empedu mengalir mundur karena penyempitan saluran atau setelah kandung empedu diangkat. Batu empedu di saluran empedu dapat menyebabkan infeksi parah pada saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis), atau infeksi hati. Jika saluran empedu tersumbat, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan infeksi di dalam saluran maupun di bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Pengobatan
Jika tidak ada gejala, pengobatan tidak diperlukan. Nyeri yang hilang timbul dapat dihindari atau dikurangi dengan menghindari makanan berlemak.

Batu kandung empedu
Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri yang berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, disarankan untuk melakukan operasi pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi). Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan gizi dan setelah operasi tidak perlu membatasi makanan. Sekitar 1-5 dari setiap 1.000 orang yang menjalani kolesistektomi meninggal karena komplikasi. Kolesistektomi laparoskopi diperkenalkan pada tahun 1990 dan sekarang sekitar 90% kolesistektomi dilakukan dengan metode laparoskopi. Kandung empedu diangkat melalui tabung yang dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut.

Keuntungan dari teknik ini adalah:

  • Mengurangi rasa tidak nyaman setelah operasi
  • Memperpendek masa perawatan di rumah sakit

Teknik lain untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah:

  • Pelarutan dengan metil-butil-eter
  • Pemecahan dengan gelombang suara (litotripsi)
  • Pelarutan dengan terapi asam empedu berkelanjutan (asam kenodiol dan asam ursodeoksikolik).

Batu saluran empedu
Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah serius, oleh karena itu harus diangkat baik melalui operasi perut atau melalui prosedur yang disebut endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP). Pada ERCP, endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung, dan usus halus. Zat kontras radiopak dimasukkan ke saluran empedu melalui selang yang melewati sfingter Oddi. Dengan sfingterotomi, otot sfingter dibuka sedikit agar batu empedu yang menyumbat saluran dapat pindah ke usus halus. ERCP dan sfingterotomi berhasil dilakukan dalam 90% kasus. Angka kematian kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita, dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman dibandingkan operasi perut.

Komplikasi yang mungkin terjadi segera setelah prosedur adalah:

  • Perdarahan
  • Peradangan pankreas (pankreatitis)
  • Perforasi atau infeksi saluran empedu.

Pada 2-6% penderita, saluran akan menyempit kembali dan batu empedu dapat muncul kembali. Batu kandung empedu tidak dapat diangkat melalui prosedur ERCP. ERCP biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih tua, yang telah menjalani pengangkatan kandung empedu.

Pencegahan
Karena batu empedu terutama terdiri dari kolesterol, sebaiknya hindari makanan tinggi kolesterol yang umumnya berasal dari lemak hewani.

About The Author

Manfaat Air Rebusan Biji Ketumbar untuk Kesehatan

6 Fakta Tentang Kopi Instan, Sehat atau Tidak?