Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Vagina Kering: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Vagina kering adalah masalah umum pada wanita dewasa saat memasuki menopause. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita muda dalam kondisi tertentu. Simak penjelasan mengenai penyebab dan pengobatan dalam ulasan berikut.

Apa itu Vagina Kering?

Pada umumnya, vagina wanita memiliki pelumas alami berupa cairan bening yang melembapkan vagina. Cairan ini dibentuk oleh hormon estrogen. Namun, kekurangan hormon estrogen dapat menyebabkan kekeringan vagina karena produksi cairan yang sedikit.

Penyebab vagina kering tidak hanya karena hormon. Ada kemungkinan penyebab lain yang perlu diperhatikan.

Gejala Vagina Kering

Vagina kering dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada vagina dan area sekitar pinggul. Gejala yang bisa terjadi antara lain:

  • Sensasi kulit terbakar di sekitar vagina.
  • Nyeri vagina.
  • Gatal.
  • Lebih sering buang air kecil dari biasanya.
  • Mengalami infeksi saluran kemih (ISK).
  • Gairah seksual menurun.
  • Rasa sakit saat berhubungan seksual.
  • Pendarahan ringan saat hubungan seksual.

Selain gejala di atas, ada kemungkinan gejala lain yang dapat dirasakan.

Vagina kering bisa menurunkan kepercayaan diri wanita, terutama saat berhubungan seksual. Kondisi ini juga bisa menyebabkan sakit saat berhubungan intim.

Kapan Harus ke Dokter?

Kondisi ini umumnya tidak memicu kondisi medis yang serius. Namun, Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter jika ketidaknyamanan pada vagina berlangsung lama.

Pertimbangkan juga untuk berkonsultasi dengan dokter karena kekeringan pada organ intim Anda dapat memengaruhi kualitas hubungan seksual.

Segera hubungi dokter jika gejala kekeringan vagina disertai pendarahan parah. Dokter akan mengambil sampel dinding vagina dan memeriksa apakah ada penipisan dinding rahim. Dokter juga akan memeriksa sampel cairan keputihan untuk mendeteksi infeksi bakteri tertentu.

Penyebab Vagina Kering

Berdasarkan penelitian, sekitar 40-50 persen wanita dalam masa perimenopause dan postmenopause mengalami gejala vagina kering.

Penyebab umum kekeringan vagina adalah menopause, yang terjadi akibat penurunan kadar hormon estrogen.

Penyebab lain kekeringan vagina meliputi: baru melahirkan, sedang menyusui, stres berlebihan, depresi, perokok, olahraga berlebihan, efek samping radiasi atau kemoterapi, efek pascapengangkatan ovarium, efek samping obat anti-estrogen, sindrom Sjögren, alergi terhadap obat tertentu, penggunaan douching yang berlebihan, dan kekurangan foreplay sebelum berhubungan seksual.

Faktor Risiko

Wanita lebih berisiko mengalami vagina kering jika memiliki kondisi berikut:

  • Perokok aktif.
  • Olahraga berlebihan.
  • Terlalu banyak pikiran sehingga stres.
  • Baru menjalani operasi pengangkatan ovarium.

Diagnosis Vagina Kering

Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan dan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dialami.

Pastikan memberikan informasi selengkap mungkin mengenai keluhan yang dirasakan. Hal ini penting untuk menegakkan diagnosis.

Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan panggul, pemeriksaan sampel sel atau keputihan, dan pap smear.

Pengobatan Vagina Kering

Cara mengobati vagina kering umumnya dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Ada juga perawatan rumahan yang dapat membantu mengatasi keluhan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Cincin (Estring)

Dokter memasukkan cincin lembut dan fleksibel ke dalam vagina. Cincin ini melepaskan estrogen langsung ke jaringan vagina.

2. Tablet (Vagifem)

Aplikator sekali pakai digunakan untuk memasukkan tablet ke dalam vagina. Tablet ini digunakan dalam jangka waktu tertentu.

3. Krim (Estrace, Premarin)

Krim topikal membantu kelembapan vagina dan digunakan dalam jangka waktu tertentu.

Konsultasikan dengan dokter untuk pilihan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Perawatan di Rumah

1. Hubungan Seksual

Berhubungan seksual secara teratur dan melakukan foreplay dapat mengatasi kekeringan vagina dan memelihara kelembapan vagina secara alami.

2. Hindari Produk Kebersihan Wanita

Beberapa produk perawatan wanita mengandung bahan kimia yang dapat membuat kulit kering termasuk bagian intim.

3. Konsumsi Makanan yang Mengandung Fitoestrogen

Makanan seperti kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian mengandung fitoestrogen yang membantu mengatasi kekeringan vagina.

4. Gunakan Pakaian Dalam yang Tepat

Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang tidak terlalu ketat untuk mengurangi gejala vagina kering.

5. Gunakan Minyak Pelumas

Gunakan pelumas berbasis air untuk mengatasi kekeringan vagina saat berhubungan seksual. Hindari pelumas dengan bahan tambahan yang dapat menyebabkan iritasi.

Pencegahan Vagina Kering

Kekeringan vagina akibat menopause mungkin sulit dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi faktor risikonya dengan tidak menggunakan douching terlalu sering, menghindari kondom yang mengandung nonoxynol-9, dan tidak menggunakan produk kebersihan vagina yang mengandung bahan kimia.

Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup.

Jika mengalami vagina kering, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Vaginal Dryness. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21027-vaginal-dryness. (Diakses pada 7 April 2020).
  2. Anonim. 2023. Vaginal Dryness: Causes and Moisturizing Treatments. https://www.webmd.com/women/vaginal-dryness-causes-moisturizing-treatments#1-4. (Diakses pada 7 April 2020).
  3. Johnson, Shannon. 2023. What are the Possible Causes of Vaginal Dryness? https://www.medicalnewstoday.com/articles/321615. (Diakses pada 14 Agustus 2023).
  4. Nall, Rachel. 2019. What Causes Vaginal Dryness? https://www.healthline.com/health/vaginal-dryness. (Diakses pada 7 April 2020).

About The Author

15 Pengganti Garam untuk Bumbu Masakan

Anatomi Tubuh: Mengenal Sistem dan Struktur Tubuh Manusia