Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Autofagi: Manfaat, Efek Samping, dan Kaitannya dengan Berpuasa

Myles Bannister

Autofagi adalah cara tubuh membersihkan sel yang rusak dengan meregenerasi sel yang lebih sehat. Ketahui penjelasan lengkap mengenai manfaat, efek samping, dan kaitannya dengan puasa.

Apa Itu Autofagi?

Istilah autofagi atau autophagy sendiri berasal dari Yunani kuno yang berarti ‘self-eating’. Pada dasarnya tubuh manusia mengandung triliunan sel, seiring waktu molekul yang tidak diinginkan dapat menumpuk sehingga dapat merusak beberapa bagian sel. Selama proses ini, sel menghilangkan molekul yang tidak diinginkan dan bagian yang tidak berfungsi. Selain itu, sel juga mampu mendaur ulang bagian-bagian ini menjadi komponen baru.

Manfaat Autofagi bagi Kesehatan Tubuh

Manfaat utama adalah memecah cellular material dan menggunakannya kembali untuk proses yang diperlukan. Proses ini menciptakan sel yang lebih muda. Pada tingkat sel, manfaatnya adalah:

  • Menghilangkan protein beracun dari sel yang dikaitkan dengan penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer.
  • Mendaur ulang protein sisa.
  • Menyediakan energi dan bahan penyusun untuk sel yang masih bisa mendapatkan keuntungan dari proses ini.
  • Dalam skala yang lebih besar, proses ini mendorong regenerasi sel dan terbentuknya sel-sel sehat.

Beberapa peneliti juga melihat proses ini dapat mencegah atau mengobati kanker, meski belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.

Efek Samping Autofagi bagi Kesehatan Tubuh

Terdapat penelitian yang mengaitkan proses ini dengan gangguan kesehatan, akan tetapi cellular process ini adalah sesuatu yang rumit, sehingga menarik sebuah kesimpulan adalah sebuah tantangan terbesar.

Sebuah studi mensurvei penelitian yang ada tentang autophagy dan kanker menemukan bahwa proses ini dapat membantu menghentikan perkembangan sel kanker, tetapi juga dapat meningkatkan pertumbuhannya, tergantung pada stadium tumor.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa autophagy berperan dalam banyak fungsi hati dan dapat mencegah perkembangan beberapa kondisi yang terkait dengan kesehatan hati.

Namun, sebagian besar penelitian tentang autophagy dilakukan di laboratorium atau hewan percobaan, sehingga perlu dilakukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk menentukan bagaimana proses ini memengaruhi pengobatan.

Kaitan Autofagi dengan Puasa

Proses ini terjadi secara alami di dalam tubuh, namun banyak yang bertanya apakah kondisi ini dapat dipicu oleh puasa. Puasa adalah kemungkinan pemicu autofagi.

Berpuasa dan membatasi asupan kalori membuat sel-sel tubuh stres. Saat seseorang membatasi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya, sel-selnya menerima lebih sedikit kalori daripada yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan benar.

Hal ini menyebabkan sel bekerja lebih efisien, membersihkan dan mendaur ulang bagian yang tidak perlu atau rusak.

Namun, para ilmuwan tidak yakin mengenai sel mana yang merespons puasa dan pembatasan kalori dengan cara ini. Penting untuk diketahui bahwa metode ini mungkin tidak menargetkan sel lemak.

Para peneliti masih memperdebatkan apakah puasa dapat menyebabkan autophagy di otak. Satu penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa jangka pendek dapat menyebabkan autophagy di sel otak.

Perubahan Pola Makan yang dapat Meningkatkan Autofagi

Puasa intermiten dan diet ketogenik diketahui memicu proses ini, sehingga disebut self-eating. Dengan tidak membebani tubuh dengan beban eksternal, proses ini memberi tubuh istirahat untuk fokus pada kesehatan dan perbaikannya sendiri.

Dalam diet keto, Anda mendapatkan sekitar 75 persen kalori harian dari lemak, dan 5 hingga 10 persen kalori dari karbohidrat. Pergeseran sumber kalori ini menyebabkan tubuh mengubah jalur metabolisme. Proses metabolisme akan menggunakan lemak untuk bahan bakar, bukan glukosa yang berasal dari karbohidrat.

Perubahan pola makan ini juga dapat membuat tubuh memproduksi ketone bodies yang memberikan banyak efek perlindungan bagi tubuh, salah satunya adalah menjaga kesehatan saraf.

Kedua diet ini juga membuat kadar glukosa rendah sehingga terkait dengan insulin rendah dan kadar glukagon tinggi. Tingginya kadar glukagon adalah salah satu cara memulai proses ini. Glukagon adalah hormon yang diproduksi pankreas dan dibutuhkan tubuh untuk mengubah glukosa menjadi energi.

Saat tubuh kekurangan gula melalui puasa atau ketosis, hal tersebut menyebabkan stres positif yang menyebabkan mode perbaikan pada tubuh.

Perbedaan Autofagi dan Apoptosis

Autofagi adalah mekanisme tubuh untuk menyingkirkan mesin sel tua yang rusak ketika tidak ada lagi energi yang cukup untuk menopangnya.

Terdapat proses serupa yang dikenal dengan apoptosis atau kematian sel terprogram. Setelah pembelahan sel terjadi, sel diprogram untuk mati. Proses ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Proses ini melibatkan penyingkiran sel yang tidak berfungsi dengan efisien dan menggantinya dengan sel sehat baru.

Referensi

About The Author

9 Cara Agar Haid Cepat Selesai, Amankah untuk Dilakukan?

11 Kesalahan dalam Diet yang Bisa Berbahaya