Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Hipotensi – Penyebab

Myles Bannister

Berdasarkan pedoman American Heart Association, tekanan darah di atas 120/80 mmHg dianggap pra-hipertensi atau tekanan darah tinggi awal.

Pembacaan di bawah 120/80 mmHg mungkin normal tergantung pada situasi klinis yang dikeluhkan. Banyak orang memiliki tekanan darah sistolik di bawah 100 mmHg, tetapi tubuhnya sehat tanpa keluhan apapun. Namun, ada yang mengeluhkan pusing dan sebagainya.

Penyebab Hipotensi

Hipotensi bisa terjadi jika organ tubuh tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup. Saat tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya mungkin ada di salah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak memompa dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup cairan intravaskular.

Saat pompa dan sinyal-sinyal listrik di jantung mengalami masalah, itu bisa menyebabkan masalah dengan tekanan darah rendah. Berikut adalah hubungan antara jantung dan penyakit hipotensi.

  • Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah turun karena tidak ada cukup waktu bagi jantung untuk mengisi di antara setiap denyut (diastole). Jika jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak waktu yang dihabiskan di diastole ketika darah tidak mengalir.
  • Jika otot jantung rusak atau iritasi, kemungkinan tidak ada cukup kekuatan untuk mempertahankan tekanan darah. Pada serangan jantung (infark miokard), otot jantung mungkin akan diam sehingga jantung terlalu lemah untuk memompa secara efektif.
  • Katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah. Jika katup gagal berfungsi, darah dapat kembali mundur untuk meminimalkan jumlah aliran darah ke seluruh tubuh. Jika katup menyempit (stenosis), aliran darah dapat menurun. Situasi ini dapat menyebabkan hipotensi.

Sementara tekanan darah yang disebabkan oleh cairan intravaskular, di antaranya:

  • Dehidrasi, yaitu kondisi kehilangan air, mengurangi total volume di pembuluh darah. Hal ini dapat terlihat pada penyakit dengan peningkatan kehilangan air. Muntah dan diare adalah tanda-tanda kehilangan air.
  • Pasien dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih, terutama orang tua yang rentan terhadap dehidrasi.
  • Korban luka bakar bisa kehilangan sejumlah besar cairan dari luka bakarnya.
  • Pasien dengan demam juga dapat kehilangan cairan dalam tubuhnya.
  • Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan menyebabkan penurunan jumlah cairan di pembuluh darah dan tekanan darah rendah.

Selain kondisi jantung dan cairan intravaskular, kondisi dinding arteri juga bisa menjadi penyebab hipotensi. Seperti diketahui, adrenalin meningkatkan ketegangan, menyebabkan arteri menyempit, dan meningkatkan tekanan darah. Saat penyempitan terjadi, zat kimia penghantar rangsangan saraf yang disebut asetilkolin, melebarkan pembuluh darah dan akan menurunkan tekanan darah. Pada orang normal, kedua zat ini seharusnya memiliki kadar yang seimbang.

  • Kehilangan tonus simpatik dapat terjadi pada pasien dengan cedera tulang belakang dan kerusakan pada trunkus simpatikus, hal ini mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
  • Stimulasi saraf vagus yang berlebihan dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Situasi ini akan diatasi oleh tubuh sendiri melalui mekanisme yang disebut sinkop vasovagal (pingsan karena hipotensi akibat stimulasi berlebihan dari saraf vagus) sering terlihat ketika pasien menerima stimulus berbahaya. Ini bisa berupa stimulus fisik, seperti patah tulang, atau stimulus emosional seperti mahasiswa kedokteran yang melakukan operasi untuk pertama kalinya.

About The Author

Hiperkolesterolemia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Hal yang Harus Diketahui tentang Gigi Kelinci Alami dan Buatan