Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ejakulasi Tertunda: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Myles Bannister

Ejakulasi tertunda adalah kondisi ketika pria membutuhkan waktu lebih lama, pun rangsangan seksual yang lebih intens untuk dapat mengeluarkan air mani dan mencapai orgasme. Bahkan, ada kasus di mana pria tidak dapat berejakulasi sama sekali. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas seksual pria dan pasangannya.

Lantas, apakah ejakulasi yang tertunda ini terjadi secara permanen? Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Bukan suatu masalah apabila masalah ini menimpa Anda untuk sementara waktu, namun jika terjadi terus-menerus, maka penanganan medis mungkin perlu dilakukan karena jika tidak, dapat memicu stres atau bahkan depresi.

Ejakulasi tertunda sendiri terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

  • Situational delayed ejaculation, yakni ketika pria lama atau tidak dapat berejakulasi ketika mendapat rangsangan seksual tertentu.
  • Lifelong delayed ejaculation, yakni ketika rangsangan seksual apa pun tidak mampu membuat pria untuk berejakulasi di waktu yang tepat atau bahkan tidak bisa ejakulasi sama sekali.

Gangguan seksual pria ini ditandai oleh beberapa gejala, yaitu:

  • Ejakulasi baru terjadi setelah 30 menit mendapat rangsangan seksual (beberapa kasus bahkan sampai membutuhkan waktu hingga 60 menit).
  • Tidak bisa ejakulasi sama sekali kendati sudah mencapai orgasme.

Tidak ada patokan waktu yang mengindikasikan seorang pria mengalami ejakulasi tertunda. Anda mungkin mengalami ejakulasi tertunda apabila hal ini sudah sampai menyebabkan stres, frustrasi, atau jika Anda harus menyudahi aktivitas seksual karena kelelahan, iritasi fisik, kehilangan ereksi, atau permintaan dari pasangan.

Gejala ejakulasi tertunda tergantung pada jenisnya, meliputi:

  • Seumur hidup vs diperoleh. Dengan ejakulasi tertunda seumur hidup, gangguan seksual sudah terjadi sejak kematangan seksual. Ejakulasi tertunda yang didapat terjadi setelah periode fungsi seksual normal.
  • Umum vs situasional. Ejakulasi tertunda umum tidak hanya pada pasangan seks tertentu atau jenis rangsangan tertentu. Sedangkan ejakulasi tertunda situasional hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Gejala tersebut dapat membantu dokter mendiagnosis penyebab yang mendasari dan menentukan pengobatan yang paling efektif.

Jika Anda mengalami ejakulasi tertunda dalam jangka waktu yang cukup lama dan sudah menyebabkan gangguan psikologis, sebaiknya periksakan diri ke dokter guna mendapat penanganan lebih lanjut.

Penyakit seksual ejakulasi tertunda disebabkan oleh beragam faktor, seperti:

1. Psikologis

Ejakulasi tertunda bisa dipicu oleh faktor-faktor psikologis, seperti stres, frustrasi, depresi, gangguan kecemasan, serangan panik, hilangnya kepercayaan diri, konflik dengan pasangan, fantasi seksual, dan trauma. Faktor juga termasuk pengaruh budaya, agama, dan sebagainya dalam konteks seksualitas.

2. Gangguan Medis

Ejakulasi tertunda juga dapat disebabkan oleh gangguan medis, seperti kerusakan saraf, gangguan jantung, stroke, kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon testosteron, infeksi kelenjar prostat, infeksi saluran kemih, riwayat operasi prostat, dan cacat lahir yang memengaruhi kemampuan ejakulasi.

3. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan ejakulasi tertunda, seperti diuretik, obat antihipertensi, obat antikejang, obat antipsikotik, dan obat antidepresan. Pengobatan ejakulasi tertunda bergantung pada penyebabnya. Pengobatan dapat melibatkan pengurangan dosis atau penggantian obat, dan juga terapi konseling psikologis.

Jika Anda mengalami ejakulasi tertunda dalam jangka waktu yang cukup lama dan sudah menyebabkan gangguan psikologis, sebaiknya periksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Ada beberapa pengobatan untuk ejakulasi tertunda, seperti obat-obatan dan konseling psikologis.

1. Obat-obatan

Jika Anda sedang mengonsumsi obat yang mungkin menjadi pemicu ejakulasi tertunda, disarankan untuk mengurangi dosis atau mengganti obat. Beberapa obat yang terkadang digunakan untuk mengatasi ejakulasi tertunda adalah amantadine, buspirone, dan cyproheptadine.

2. Konseling Psikologis

Konseling psikologi atau psikoterapi dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental yang mendasari ejakulasi tertunda, seperti depresi atau kecemasan. Terapi psikologis ini bisa dilakukan dengan menemui psikolog atau konselor kesehatan mental baik sendiri maupun bersama pasangan. Dalam beberapa kasus, terapis seks yang merupakan konselor kesehatan mental khusus terapi bicara untuk masalah seksual dapat memberikan manfaat yang besar.

Jika tidak ditangani dengan baik, ejakulasi tertunda dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi, seperti penurunan gairah seksual, infertilitas, stres, trauma, dan terganggunya hubungan dengan pasangan. Untuk mencegah ejakulasi tertunda, sebaiknya hindari konsumsi minuman beralkohol berlebihan atau penyalahgunaan obat-obatan. Jika masalah hubungan dengan pasangan menjadi faktor penyebab ejakulasi tertunda, penting untuk berkomunikasi secara jujur dan memperbaiki hubungan agar masalah ini tidak memburuk.

Sumber:

  1. Anonim. Delayed Ejaculation. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delayed-ejaculation/symptoms-causes/syc-20371358 (diakses pada 9 September 2020).
  2. Case-Lo, C. 2019. Delayed Ejaculation. https://www.healthline.com/health/delayed-ejaculation#dietand-de (diakses pada 9 September 2020).
  3. MacGill, M. 2018. What you need to know about delayed ejaculation. https://www.medicalnewstoday.com/articles/284679#Treatment (diakses pada 9 September 2020).
  4. NHS. Ejaculation Problems. https://www.nhs.uk/conditions/ejaculation-problems/ (diakses pada 9 September 2020).

About The Author

Sumber, Manfaat, dan Dampak Kekurangan Omega-3

Bahaya Makan Junk Food untuk Penderita Diabetes, Cek Efeknya di Sini