Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Risiko Kesehatan Social Smoker

Myles Bannister

Selain perokok aktif dan perokok pasif, muncul istilah baru “social smoker”. Apakah social smoker ini lebih berbahaya bagi kesehatan? Simak penjelasannya!

Apa itu Social Smoker?

Social smoker adalah orang yang merokok hanya saat berkumpul dengan teman, bukan setiap hari. Mereka merokok untuk merasa nyaman dalam situasi sosial, terutama saat ada minuman beralkohol terlibat.

Orang dari segala usia bisa menjadi social smoker, tapi lebih umum terjadi pada orang dewasa muda. Mereka biasanya menganggap diri mereka sebagai perokok atau kecanduan rokok.

Ada beberapa tanda bahwa seseorang adalah social smoker:

  • Rokok hanya saat bersama teman atau dalam kelompok.
  • Rokok saat berpesta atau di cafe.
  • Rokok untuk merasa nyaman dalam situasi sosial.
  • Mendapatkan rokok dari orang lain, bukan membeli sendiri.
  • Rokok di akhir pekan, sore hari, atau malam hari.
  • Rokok di rumah orang lain.

Apa yang Menyebabkan Social Smoker?

Orang yang menjadi social smoker biasanya tidak menganggap diri mereka sebagai perokok dan mungkin memiliki alasan yang berbeda dari perokok biasa.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan social smoker:

  • Menganggap merokok sesekali lebih aman daripada merokok rutin.
  • Stigma sosial yang lebih sedikit dibanding perokok biasa.
  • Merasa lebih nyaman dan diterima dalam situasi sosial.
  • Memiliki teman atau keluarga yang merokok sosial.
  • Terpicu oleh kondisi sekitar, seperti saat pesta atau minum alkohol.

Bahaya Social Smoker bagi Kesehatan

Berapa pun jumlah rokok yang dikonsumsi, baik oleh perokok aktif maupun social smoker, bisa berdampak buruk pada kesehatan, termasuk:

1. Mengganggu Kesehatan Mental

Meskipun merokok sesekali bertujuan mengurangi stres, namun dapat meningkatkan ketegangan dan kecemasan.

Hubungan antara merokok dan depresi perlu penelitian lebih lanjut. Beberapa orang mungkin merokok karena depresi, atau merokok itu sendiri dapat menyebabkan depresi.

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan mental, merokok hanya akan memperburuk gejalanya.

2. Nikotin

Nikotin adalah senyawa kimia yang membuat perokok kecanduan dan berdampak langsung pada tubuh. Beberapa efeknya meliputi:

  • Meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan laju pernapasan.
  • Menyempitkan arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung).
  • Meningkatkan pengerasan arteri.
  • Menyebabkan masalah pada bayi yang belum lahir, seperti persalinan prematur dan masalah pernapasan saat lahir.

3. Kecanduan Merokok

Salah satu bahaya merokok adalah kandungan nikotin yang sangat adiktif. Nikotin dapat memengaruhi otak dan suasana hati sehingga membuat Anda kecanduan.

Tidak semua social smoker mengembangkan kecanduan rokok, tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa dari mereka bisa menjadi perokok biasa.

Disamping nikotin, rokok juga mengandung senyawa lain yang membuat kecanduan, seperti:

  • Bronkodilator, yang membuat udara lebih mudah masuk ke paru-paru.
  • Gula dan perasa, seperti cokelat yang membuat rokok lebih menarik.
  • Asetaldehida, bahan kimia yang membuat nikotin lebih adiktif.
  • Senyawa amonia, yang mempercepat pergerakan nikotin menuju otak.

4. Bahan Kimia Beracun Lainnya

Sebatang rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Saat menghirup asap rokok, bahan kimia ini langsung mencapai otak dan organ dalam hitungan detik.

Berikut beberapa bahan kimia dalam rokok yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker:

  • Arsenik.
  • Benzena.
  • 1,3-Butadiena.
  • Logam seperti kadmium, kromium, dan timbal.
  • Karbon monoksida.
  • Formaldehida.
  • Hidrokarbon aromatik polisiklik.
  • Tar.
  • Nitrosamin (tobacco specific nitrosamin – TSNA).

Cara Berhenti Menjadi Social Smoker

Social smoker terkait dengan situasi dan pemicu sosial tertentu. Jika ingin berhenti, langkah pertama adalah mengenali kapan dan mengapa Anda merokok. Buatlah jurnal tentang kebiasaan merokok Anda.

Melakukan hal-hal berikut dapat membantu Anda berhenti menjadi social smoker:

  • Menghabiskan waktu bersama teman yang bukan perokok dan memiliki minat yang sama dengan Anda.
  • Minta teman untuk mencegah Anda merokok.
  • Menghabiskan waktu di tempat yang melarang merokok.
  • Hindari minuman beralkohol saat berhenti merokok.
  • Hindari rokok elektrik dan produk tembakau lainnya.

Referensi

  1. Anonim. “Social Smoking”. https://smokefree.gov/challenges-when-quitting/cravings-triggers/social-smoking. (Diakses pada 27 September 2022)
  2. Martin, Terry. 2021. “Is It Safe to Be a Social Smoker?”. https://www.verywellmind.com/social-smoking-facts-you-should-know-4121186. (Diakses pada 27 September 2022)
  3. Robinson, Maria. 2021. “Is It Safe to Be a Social Smoker?”. https://www.goodrx.com/well-being/substance-use/social-smoker. (Diakses pada 27 September 2022)

About The Author

Sindrom Hiperstimulasi Ovarium: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

12 Cara Menghilangkan Bau Jengkol di Mulut