Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyebab dan Pencegahan KDRT

Myles Bannister

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memiliki dampak buruk bagi pasangan. Salah satu penyebab umum KDRT adalah faktor ekonomi. Untuk mencegah KDRT, mari cari tahu penyebab-penyebab lainnya serta langkah-langkah pencegahannya di bawah ini!

Apa Penyebab KDRT?

KDRT adalah pola perilaku dalam hubungan yang digunakan untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan dan kendali atas pasangan atau anak.

Jenis KDRT yang umum meliputi kekerasan fisik, verbal, seksual, emosional, dan finansial.

Sebagian besar korban KDRT adalah perempuan dan dampaknya bisa bertahan lama. Salah satu penyebab umumnya adalah faktor ekonomi.

Berikut ini merupakan beberapa penyebab KDRT:

1. Kekuasaan yang tidak seimbang

Kekuasaan suami sebagai kepala rumah tangga sering kali berakar pada norma-norma kebudayaan yang memberikan keuntungan pada suami.

Norma ini membuat suami merasa memiliki kuasa yang lebih dibanding istri, bahkan merendahkan dan meminjam istri sebagai pelayan atau obyek keinginan suami.

2. Ketergantungan finansial istri pada suami

Ketergantungan finansial istri pada suami, terutama jika istri tidak bekerja, dapat menjadi pemicu suami untuk bertindak sewenang-wenang dan bahkan melakukan kekerasan.

Kemandirian finansial istri kadang juga menjadi penyebab KDRT karena suami merasa cemburu atau merasa terancam oleh keberhasilan istri dalam bekerja, merasa bahwa istri mencari selingkuhan, atau merasa kehilangan peran sebagai tulang punggung keluarga.

3. Pasangan muda

Orang tua yang memiliki pengalaman pengasuhan yang belum matang atau masih muda seringkali menyalurkan stres, agresi, kemarahan, kecemasan, frustrasi, dan depresi mereka pada pasangan atau anak-anak mereka.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pasangan muda biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap instabilitas keuangan dan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Kondisi ini semakin memperburuk situasi yang sudah stres sebelumnya.

4. Kontroversi penyelesaian masalah

Dalam beberapa kasus, korban dan pelaku KDRT meyakini bahwa kekerasan dan pelecehan dapat memperbaiki hubungan mereka atau mempertahankannya.

Seperti itu pun keliru, tetapi perilaku ini seringkali terjadi dalam KDRT.

5. Rendahnya tingkat pendidikan

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan pendidikan menengah memiliki risiko yang lebih rendah terkena KDRT karena mereka lebih mampu melawan perilaku berbahaya dan bujukan seksual yang tidak diinginkan.

6. Rendahnya harga diri

Perasaan rendah diri dapat menjadi faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi risiko seseorang menjadi pelaku atau korban KDRT.

Korban KDRT sering kali percaya bahwa mereka tidak layak untuk dicintai. Di sisi lain, pelaku seringkali merendahkan orang lain untuk menutupi harga diri mereka yang rendah.

7. Gangguan mental

Penyakit mental sering kali berperan dalam siklus KDRT. Seseorang yang menderita gangguan bipolar atau skizofrenia mungkin tidak mampu mengendalikan kemarahannya, sehingga berisiko menjadi pelaku KDRT.

Pada sisi lain, orang yang mengalami depresi atau gangguan suasana hati juga rentan menjadi korban KDRT.

Bagaimana Mencegah KDRT?

Menurut survei yang dilakukan, sekitar 18,3% perempuan yang menikah antara usia 15-64 tahun mengalami kekerasan fisik atau seksual.

Setelah mengenali penyebab KDRT, langkah-langkah berikut dapat diambil untuk mencegahnya:

  • Mempelajari keterampilan hubungan yang sehat melalui program sosial-emosional bagi remaja dan program hubungan yang sehat bagi orang dewasa.
  • Melibatkan orang dewasa dan teman sebaya yang berpengaruh dalam program dan pendidikan keluarga.
  • Mengikuti program keterampilan mendidik anak dan perawatan untuk anak-anak.
  • Membentuk lingkungan yang aman dengan meningkatkan suasana di sekolah, tempat kerja, dan lingkungan sosial.
  • Menguatkan dukungan ekonomi keluarga melalui program ketenagakerjaan dan keamanan finansial.

Dukungan bagi para korban juga penting untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko. Ini dapat dilakukan melalui pemberian layanan dukungan bagi korban, program perumahan, dan perlindungan hukum.

Langkah pencegahan tersebut bertujuan untuk bekerja dengan populasi berisiko dan mengubah serta mendukung lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat agar mendorong keterampilan keluarga yang sehat dan perlindungan.

Terdapat faktor-faktor penting dalam masyarakat yang membentuk pencegahan KDRT, seperti koordinasi sumber daya dan layanan antara lembaga lokal, akses kepada bantuan ekonomi dan keuangan, akses kepada perawatan medis dan bantuan kesehatan mental, akses kepada perumahan yang aman dan stabil, serta rasa keterikatan di antara anggota masyarakat.

Penting untuk memperkenalkan hubungan yang sehat dan bebas kekerasan untuk mengurangi kasus KDRT.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Perempuan Rentan Jadi Korban KDRT, Kenali Faktor Penyebabnya. https://kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1742/perempuan-rentan-jadi-korban-kdrt-kenali-faktor-penyebabnya. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  2. Anonim. 2022. Korban Akibat Tindak Kekerasan Fisik Dalam Rumah Tangga. https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=650:korban-akibat-tindak-kekerasan-fisik-dalam-rumah-tangga&catid=101&Itemid=181. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  3. Anonim. 2022. Causes and Types of Domestic Violence – Essential Guide 2022. https://www.planstreetinc.com/causes-and-types-of-domestic-violence-essential-guide-2022/. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  4. Anonim. What Is Domestic Abuse?. https://www.un.org/en/coronavirus/what-is-domestic-abuse. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  5. Faubion, Darby. 2022. What Are The Causes Of Domestic Violence. https://www.betterhelp.com/advice/domestic-violence/what-are-the-causes-of-domestic-violence/. (Diakses pada 7 Juni 2022)

About The Author

Psikosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Manfaat Stretching bagi Tubuh dan Otot