Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

5 Tahap Kesedihan saat Mengalami Kejadian Buruk, Apa Saja?

Myles Bannister

Dalam bukunya yang berjudul On Death and Dying(1969), Elisabeth Kübler-Ross memperkenalkan 5 tahap kesedihan. Apa saja 5 tahap kesedihan menurut Kübler-Ross tersebut? Simak informasinya berikut ini!

Apa Itu Kesedihan?

Kesedihan adalah kondisi mental yang semua orang pasti pernah mengalaminya. Seseorang akan merasa sedih ketika sedang mengalami berbagai situasi seperti ditinggal orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain. Rasa sedih pun diekspresikan ke dalam berbagai cara seperti menangis, murung, hingga keinginan untuk menyendiri sementara waktu.

Kendati demikian, sedih adalah bagian dari kehidupan. Kita tidak bisa menghindari perasaan sedih karena di dalam hidup ini akan selalu ada momen di mana Anda harus mengalami masalah atau musibah.

5 Tahap Kesedihan

Rasa sedih dipicu oleh berbagai macam faktor, dan merujuk pada teori Kübler-Ross, seseorang akan melalui 5 (lima) tahapan manakala ia tengah dilanda rasa sedih. Kelima tahapan itu adalah penyangkalan (denial), marah (anger), menawar (bargaining), depresi (depression), dan menerima (acceptance).

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai 5 tahap kesedihan menurut Kübler-Ross tersebut.

1. Menyangkal (Denial)

Tahap kesedihan yang pertama adalah menyangkal. Ketika memasuki tahap ini, seseorang akan merasa ‘tidak terima’ dengan hal buruk yang baru saja menimpanya. Sebagai contoh, Anda harus putus hubungan dengan orang yang dicintai. Pada awalnya, kenyataan ini mungkin tidak ingin Anda percayai, bukan? Terlebih jika Anda masih benar-benar mencintai orang tersebut.

Respons ini merupakan respons alamiah—walaupun tidak berlaku bagi semua orang—sebagai mekanisme pertahanan mental terhadap kondisi yang sedang dihadapi. Ketika menyangkal, perlahan-lahan emosi akan meredam. Rasa sedih pun sedikit berkurang. Akan tetapi, hal ini lantas akan segera membawa Anda ke tahapan selanjutnya.

2. Marah (Anger)

Munculnya rasa marah adalah tahap selanjutnya yang akan dilewati ketika kita sedang merasakan kesedihan. Tak bisa dipungkiri, rasa sedih secara otomatis turut memancing emosi negatif di dalam diri. Nah, pada saat emosi memuncak inilah kita akan mengekspresikannya dengan cara kesal atau marah.

Ada beragam ekspresi kekesalan yang biasa kita tunjukkan ketika sedang sedih mulai dari berteriak, mengucapkan kata-kata tidak pantas, bahkan sampai merusak benda-benda yang ada di sekitar. Tingkat kekesalan setiap orang bisa jadi berbeda, tergantung dari kepribadian orang tersebut hingga tingkat kesedihan yang ia rasakan.

3. Menawar (Bargaining)

Lanjut ke tahap selanjutnya dari 5 tahap kesedihan yakni menawar (bargaining). Pada tahap ini, seseorang akan berandai-andai untuk bisa mengembalikan sesuatu yang telah hilang darinya.

Sebagai contoh, ketika Anda divonis menderita penyakit berbahaya. Anda mungkin akan berkata dalam hati “seandainya saya dulu memerhatikan kesehatan”, dan sebagainya. Bahkan, tak jarang seseorang melakukan ‘tawar-menawar’ dengan Sang Pencipta demi mendapatkan kembali sesuatu yang hilang tersebut.

Anda mungkin memang hanya bisa berandai-andai, namun ternyata hal ini bisa sedikit meredakan kesedihan dan rasa sakit yang sedang dialami.

4. Depresi (Depression)

Tahap ini bisa dibilang menjadi puncak dari kesedihan yang sedang menimpa Anda. Pada tahap 1-3, tubuh (melalui otak) akan berusaha untuk menekan segala emosi negatif yang datang bertubi-tubi ke dalam diri Anda.

Sayangnya, biar bagaimanapun perasaan sedih yang bercampur aduk tersebut tetap saja akan menemukan ‘jalannya’ kembali untuk mengontrol diri Anda. Nah, akhirnya sampailah Anda pada kondisi stres dan depresi ini.

Sebagai tahapan puncak, depresi kerap kali dikendalikan. Bahkan, tak jarang seseorang yang mengalami depresi sampai nekat mengakhiri hidupnya sendiri alias bunuh diri. Ini dimungkinkan karena pada saat seseorang mengalami yang namanya depresi, hanya ada emosi negatif yang ada di dalam dirinya.

Kendati demikian, ada satu hal positif yang bisa dihasilkan oleh kondisi depresi ini. Ya, faktanya depresi membantu Anda dalam menghadapi situasi yang sangat berat tersebut. Dengan catatan, Anda memerlukan terapi psikologis guna mengendalikannya agar tidak justru merugikan diri sendiri.

5. Menerima (Acceptance)

Setelah semua tahapan kesedihan di atas bisa dilewati, akhirnya sampailah Anda pada tahap di mana mulai bisa ‘berdamai’ dengan keadaan. Bukan, tahap ini bukan berarti bahwa Anda sudah bisa melupakan masalah yang tengah dialami dan bisa hidup bahagia. Rasa sedih dan kehilangan tersebut sesungguhnya masih terasa, hanya Anda kini sudah bisa menerima bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.

Sebagai contoh, ketika Anda harus diberhentikan dari pekerjaan karena alasan efisiensi karyawan—yang pastinya membuat Anda sedih—maka ketika sudah sampai di tahap ini, Anda sudah bisa memahami mengapa hal ini terjadi. Lantas, Anda pun kembali termotivasi untuk segera mencari pekerjaan baru yang lebih baik.

Kelima tahap kesedihan versi Kübler-Ross ini sejatinya tidak mutlak. Belum memadainya bukti ilmiah yang mendukung menjadi alasan mengapa teori ini tidak bisa serta merta dijadikan rujukan. Selain itu, teori ini masih terkesan sederhana untuk menjelaskan karakter manusia yang bisa dikatakan kompleks.

7 Tahap Kesedihan

Di samping 5 tahap kesedihan menurut Kübler-Ross yang memang cukup populer, ternyata ada juga ada juga teori lainnya yang mengungkapkan perihal tahapan-tahapan yang dilalui orang ketika sedang bersedih. Teori ini sejatinya terdiri dari tahapan-tahapan yang sama dengan teori Kübler-Ross, hanya ada 2 tahap lainnya lagi sehingga jumlahnya menjadi 7 (tujuh).

Dilansir dari Huffington Post, ada tujuh tahap kesedihan yang akan dilalui seseorang, yaitu:

  • Terkejut (shock)
  • Menyangkal (denial)
  • Marah (anger)
  • Menawar (bargaining)
  • Merasa bersalah (guilt)
  • Depresi (depression)
  • Menerima dan berharap (acceptance and hope)

Itu dia informasi mengenai tahapan kesedihan yang perlu Anda ketahui. Sedih adalah perasaan yang wajar apabila kita sedang ditimpa masalah atau musibah. Dukungan orang-orang terdekat tentu menjadi pertolongan pertama agar sedih tidak berlarut-larut hingga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental maupun fisik. Jika sedih tak kunjung hilang bahkan terus kerkembang menjadi depresi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog terpercaya untuk mencari solusinya. Semoga bermanfaat!

Referensi

  1. Clarke, J. 2020. The Five Stages of Grief. https://www.verywellmind.com/five-stages-of-grief-4175361 (Diakses pada 8 Juni 2020)
  2. Holland, K. 2018. What You Should Know About the Stages of Grief. https://www.healthline.com/health/stages-of-grief#7-stages (Diakses pada 8 Juni 2020)
  3. Lee, MT. 2016. 7 Stages Of Grieving The End Of A Relationship. https://www.huffpost.com/entry/7-stages-of-grieving-the-end-of-a-relationship-and_b_57c3d80fe4b06384eb40b8e3 (Diakses pada 8 Juni 2020)

About The Author

5 Bahaya Sodomi Bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Rokok Rendah Nikotin dan Tar, Apakah Lebih Aman untuk Kesehatan?