Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Xeroftalmia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Xeroftalmia adalah penyakit mata progresif yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Kurangnya asupan vitamin tersebut bisa menyebabkan mata kering. Air mata memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mata. Simak gejala, penyebab, dan cara mengatasinya di bawah ini.

Apa Itu Xeroftalmia?

Xeroftalmia adalah kondisi medis di mana terjadi kekeringan ekstrem pada konjungtiva dan kornea. Kondisi ini terjadi ketika terdapat gangguan dengan kelenjar lakrimal. Penyakit ini bukanlah kondisi bawaan, tetapi berkembang selama beberapa bulan karena kelenjar lakrimal gagal menghasilkan air mata.

Gejala Xeroftalmia

Gejala penyakit ini pada awalnya ringan, tetapi semakin memburuk jika kekurangan vitamin A tidak diobati. Jika Anda mengalami kondisi ini, konjungtiva bisa mengering, menebal, dan berkerut. Mata kering dan kerutan bisa menyebabkan gejala seperti:

  • Kebutaan malam (rabun senja/rabun ayam).
  • Xerosis konjungtiva.
  • Bintik Bitot.
  • Xerosis kornea.
  • Keratomalacia.
  • Terasa seperti ada pasir di mata terus-menerus.
  • Penglihatan kabur yang membaik dengan berkedip.
  • Gejala meningkat setelah membaca, menonton TV, atau bekerja di depan komputer.
  • Kesulitan menggunakan lensa kontak.
  • Iritasi.
  • Kemerahan.
  • Iritasi mata yang intens karena asap atau angin.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda sulit melihat objek dengan jelas terutama pada malam hari atau dalam pencahayaan yang redup, sebaiknya segera periksakan mata ke dokter. Penyakit ini rentan dialami oleh anak-anak, oleh karena itu orang tua harus memenuhi kebutuhan vitamin A.

Penyebab Xeroftalmia

Penyebab penyakit xeroftalmia adalah kurangnya asupan vitamin A. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan karena merupakan elemen protein yang menyerap cahaya di reseptor retina. Karena tubuh tidak memproduksi vitamin A, Anda harus mendapatkannya dari makanan.

Di negara maju penyakit ini jarang terjadi, namun kondisi ini masih bisa terlihat di negara berkembang terutama yang masyarakatnya masih terbatas untuk mendapatkan produk hewani dan sayuran berdaun hijau.

Faktor Risiko Xeroftalmia

Risiko utama penyakit ini adalah kemiskinan dan kurangnya makanan yang memadai, terutama produk hewani. Bayi dan anak-anak berisiko lebih besar mengalami kondisi ini, semakin muda anak, semakin parah efek kekurangan vitamin A.

Anak-anak membutuhkan banyak vitamin A untuk tumbuh. Kekurangan vitamin A juga memengaruhi kemampuan melawan infeksi dan penyakit umum pada masa anak-anak, seperti diare, campak, dan infeksi saluran pernapasan.

Berikut ini adalah faktor risiko lain yang memengaruhi penyerapan vitamin A:

  • Kecanduan alkohol
  • Fibrosis kistik
  • Penyakit celiac
  • Penyakit hati, seperti sirosis
  • Diare kronis
  • Pengobatan radioiodine untuk kanker tiroid, ternyata dapat menghasilkan mata kering yang tidak permanen

Diagnosis Xeroftalmia

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya tentang gejala yang dialami dan diet yang dilakukan.

Jika Anda mengalami kebutaan malam (rabun senja), dokter mungkin akan memulai terapi vitamin A, bahkan sebelum melakukan tes darah. Tes darah dapat membantu memeriksa jumlah vitamin A dalam darah.

Sementara itu, pemeriksaan dengan slit lamp dapat menunjukkan atrofi dan kekeringan pada konjungtiva.

Dalam beberapa kasus, ulkus kornea yang muncul karena kondisi ini telah dikaitkan dengan infeksi bakteri, di mana hal ini mungkin membuat dokter meresepkan antibiotik.

Pengobatan Xeroftalmia

Suplementasi vitamin A adalah pengobatan langsung yang bisa diberikan. Vitamin A bisa diminum atau disuntikkan. Dosisnya bervariasi sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.

Dalam kasus yang lebih parah di mana kornea rusak, Anda mungkin menerima antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Pelindung mata mungkin dibutuhkan untuk menutupi lesi sampai sembuh.

Selain vitamin A, perawatan lain yang bisa digunakan untuk meredakan kondisi ini adalah:

  • Obat tetes mata yang mengandung air mata buatan, membantu memperbaiki lapisan air mata dan mencegah mata kering.
  • Pelembap udara, menjaga kelembapan udara di dalam ruangan akan membantu mencegah mata kering.
  • Dalam kasus ulkus kornea, perawatan yang paling direkomendasikan adalah intervensi bedah.
  • Suntikan retinol diindikasikan, terutama pada pasien yang mengalami diare parah atau muntah terus menerus.
  • Jika Anda mengalami rabun senja atau bintik Bitot, Anda harus mendapat dosis harian 10.000 IU vitamin A secara oral selama 2 minggu.

Komplikasi Xeroftalmia

Meski penyakit ini dapat membaik dengan cepat dengan pemberian suplemen vitamin A, dalam kasus yang parah, jaringan parut dapat tetap ada dan mengganggu penglihatan. Kondisi terburuknya adalah kebutaan permanen.

Pencegahan Xeroftalmia

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini:

  • Pendidikan gizi diperlukan untuk mendorong pemberian ASI, karena kolostrum dan ASI mengandung vitamin A.
  • Makanan sapihan harus kaya vitamin A, misalnya mangga atau pepaya. Sementara sayuran berdaun hijau tua dapat diberikan pada usia satu tahun atau lebih.
  • Jangan memasak sayuran terlalu lama karena bisa mengurangi kandungan vitamin A.
  • Kapsul vitamin A 200.000 IU dapat diberikan setiap 3 hingga 6 bulan untuk anak-anak berusia 1 hingga 6 tahun yang berisiko tinggi. Kapsul vitamin A diberikan gratis oleh Puskesmas sebagai program pemerintah di bulan Februari dan Agustus.
  • Mendapatkan imunisasi campak.
  • Konsumsi makanan yang diperkaya dengan vitamin A, misalnya daging, susu, telur, sayuran berdaun hijau, buah, dan sayuran berwarna kuning/oranye.

Jika Anda atau anak berisiko mengalami kekurangan vitamin A, konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan suplemen vitamin A. Selain itu, variasikan diet sebanyak mungkin untuk memasukkan produk hewani, sayuran, dan buah-buahan dengan beta karoten.

Referensi

  1. Anonim. Xerophthalmia: Definition, Risk factors and Treatments. https://diseasesdic.com/xerophthalmia-definition-risk-factors-treatments/. (Diakses pada 8 September 2020).
  2. Hecht, Marjorie. 2017. Everything You Should Know About Xerophthalmia. https://www.healthline.com/health/eye-health/xerophthalmia. (Diakses pada 8 September 2020).

About The Author

Cara Membersihkan Skin Tag yang Aman di Rumah

15 Poin Sensitif untuk Meningkatkan Gairah Pria