Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Wajib Tahu, Inilah Posisi Tidur Bayi yang Benar dan Aman

Myles Bannister

Posisi tidur bayi yang benar tidak hanya menjaganya tetap nyaman, melainkan juga menurunkan risiko berbahaya seperti kejadian kematian bayi mendadak (SIDS). Simak berbagai posisi tidur yang aman untuk bayi berikut ini.

Sejumlah Posisi Tidur Bayi

Bagi para orang tua, penting untuk memperhatikan posisi tidur yang benar. Perlu diingat, masing-masing posisi memiliki kelebihan serta kekurangan tersendiri.

Lebih lengkapnya, berikut ini adalah penjelasan seputar posisi tidur bayi yang benar:

1. Tidur Tengkurap

Posisi tidur yang satu ini tidak dianjurkan. Jadi, bila Anda mendapati bayi tidur dengan posisi tengkurap, ubahlah posisi anak.

Bayi tidur tengkurap memiliki risiko yang lebih besar terhadap kejadian sudden infant death syndrome (SIDS) dibandingkan dengan bayi yang tidur dengan posisi telentang.

Posisi ini juga bisa meningkatkan risiko bayi bernapas bersama mikroba yang menempel pada sprei karena jaraknya sangat dekat dengan wajahnya. Pada akhirnya, hal ini bisa memicu reaksi alergi.

Selain itu, seperti dikutip dari Sleep Foundation, anak yang sudah berusia di bawah 1 tahun tidak dianjurkan tidur dengan posisi ini. Bayi disarankan tidur telentang sampai berusia minimal 1 tahun.

2. Tidur Menyamping

Banyak yang percaya jika tidur dengan posisi ini bisa membantu mencegah bayi tersedak, muntah, atau mengalami refluks. Namun demikian, hal ini tentu saja tidak benar.

Tidur menyamping bukan merupakan posisi tidur bayi yang benar. American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan bahwa tidur dalam posisi miring tidak memberikan manfaat apa-apa bagi bayi, bahkan cenderung tidak aman.

Maka dari itu, ketika mendapati bayi tidur menyamping, posisikan tidur bayi kembali ke posisi telentang.

3. Tidur Telentang

Posisi tidur ini direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP).

Menurut AAP, posisi tidur ini bisa membantu menurunkan risiko SIDS dan mencegah bayi agar tidak tersedak saat tidur.

Sayangnya, jika dilakukan dalam waktu yang lama, ada kemungkinan bayi mengalami plagiocephaly, yaitu kondisi bentuk kepala tidak simetris atau kepala peyang.

Risiko yang lain, bayi mungkin juga bisa menderita brachycephaly. Ini adalah kondisi ketika bagian belakang kepala menjadi rata.

Akan tetapi, kondisi tersebut adalah risiko yang bersifat sementara. Bentuk tengkorak akan kembali normal segera setelah bayi mengalami perubahan posisi tidur.

Jadi, Anda tidak memerlukan perawatan khusus untuk mengembalikan bentuk kepala bayi menjadi normal.

Namun, ada beberapa teknik yang dapat membantu untuk menghindari kondisi ini, seperti:

  • Memutar bayi ketika dia tidak tidur.
  • Mengurangi waktu ditempat tidur.
  • Mengurangi posisi bayi terlentang dengan mengubah menjadi posisi yang lain.

Selain beberapa hal di atas, perhatikan juga posisi kepala bayi saat tidur yang benar. Ubah posisi kepalanya sedikit ke kiri atau ke kanan setiap 1-2 jam.

Perhatikan Ini untuk Menjaga Tidur Bayi Aman

Selain memastikan posisi tidur bayi yang benar, perhatikan juga beberapa faktor yang dapat membantu menjaga bayi tidur dalam posisi aman berikut ini:

  • Hindari tidur di samping bayi. Meskipun ini bisa membuat orang tua lega, bayi berisiko kesulitan untuk bernapas. Jika dalam waktu yang lama, kondisi ini bisa berujung pada kematian.
  • Jaga agar area tidur bayi bersih dari mainan atau benda lainnya, seperti selimut, bantal, dan boks bayi.
  • Pilih permukaan tidur bayi yang kokoh. Hindari menidurkan bayi di permukaan yang terlalu lembut.
  • Pastikan suhu ruangan bayi pas, tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin.
  • Hindari menggunakan selimut yang terlalu tebal.
  • Hindari paparan asap rokok.

Demikian penjelasan seputar posisi tidur bayi yang benar. Pastikan bayi tidur dalam posisi yang aman untuk menghindari ketidaknyamanan dan sudden infant death syndrome (SIDS). Semoga informasi ini bermanfaat, Teman Sehat!

Demikian penjelasan seputar posisi tidur bayi yang benar. Pastikan bayi tidur dalam posisi yang aman untuk menghindari ketidaknyamanan dan sudden infant death syndrome (SIDS). Semoga informasi ini bermanfaat, Teman Sehat!

About The Author

Combivent – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Alergi Nasi: Gejala, Penyebab, Penanganan, dll