Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Volvulus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Volvulus adalah masalah organ pencernaan di mana usus besar (kolon) atau usus kecil (usus halus) terpelintir. Kondisi ini dapat menyebabkan obstruksi usus yang menghambat aliran darah. Simak penjelasan mengenai penyebab dan komplikasi yang terjadi di bawah ini.

Apa itu Volvulus?

Volvulus adalah penyumbatan usus yang membutuhkan perawatan operasi segera. Jika tidak diobati, jaringan usus yang tidak mendapatkan cukup darah bisa mati.

Volvulus pada usus kecil biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak, sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi. Pada orang dewasa, kondisi ini cenderung terjadi di usus besar.

Gejala Volvulus

Gejala yang muncul secara tiba-tiba bisa menyebabkan keparahan. Oleh sebab itu, penderita penyakit ini harus segera mendapatkan penanganan medis di ruang gawat darurat.

Berikut ini beberapa gejala yang mungkin terjadi:

  • Sakit perut dan nyeri saat tekan.
  • Mual.
  • Muntah berwarna hijau.
  • Buncit.
  • Feses berdarah.
  • Sembelit.
  • Syok.

Pada bayi, tanda dan gejala tambahan yang mungkin terjadi adalah:

  • Menangis secara tiba-tiba.
  • Menekuk kaki ke dada seperti kesakitan.
  • Lesu.
  • Pernapasan dan detak jantung cepat.

Pada beberapa kasus, beberapa anak yang mengalami kondisi ini tidak menunjukkan gejala khusus. Dalam kasus ini, anak mungkin mengalami volvulus intermiten, di mana gejala muncul kembali secara berkala tetapi hilang dengan sendirinya.

Penyebab Volvulus

Usus kecil yang terpelintir pada bayi sering kali terjadi karena malrotasi. Kondisi ini dapat menyebabkan usus terpelintir atau tersumbat.

Pada orang dewasa, sigmoid volvulus dapat disebabkan oleh:

  • Usus besar yang membengkak.
  • Perlengketan usus setelah operasi, cedera, atau infeksi.
  • Penyakit usus besar, seperti penyakit Hirschsprung.
  • Saluran usus yang sempit di dasar usus besar.
  • Usus besar yang tidak menempel pada dinding perut.
  • Sembelit kronis.
  • Kehamilan.

Faktor Risiko Volvulus

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko sigmoid volvulus, yaitu:

  • Usia 60 tahun ke atas.
  • Jenis kelamin laki-laki.
  • Riwayat operasi perut.

Usus yang terpelintir biasanya terjadi karena kondisi lain yang mendasari atau masalah fisik. Namun, terkadang dapat terjadi secara spontan.

Diagnosis Volvulus

Diagnosis yang cepat penting untuk menentukan pengobatan yang efektif dan hasil yang lebih baik.

Jika Anda atau anak Anda menunjukkan tanda-tanda usus terpelintir, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan. Kemudian, dokter akan melakukan tes lain, termasuk:

  • Pemeriksaan fisik perut dan colok dubur.
  • Rontgen polos abdomen.
  • Tes darah untuk memeriksa kadar elektrolit.
  • Tes sampel feses.
  • Computed tomography (CT) scan untuk memeriksa penyumbatan usus.
  • Sigmoidoskopi fleksibel untuk memeriksa bagian bawah usus besar.

Jenis Volvulus

Penyakit ini memiliki beberapa jenis, antara lain:

  • Volvulus cecum, yaitu terjadi di awal usus besar.
  • Volvulus kolon transversum, yaitu malrotasi di bagian tengah usus besar.
  • Sigmoid volvulus, yaitu rotasi berlawanan arah jarum jam di bagian bawah usus dekat rektum.

Pengobatan Volvulus

Usus yang terpelintir membutuhkan perawatan segera dan operasi. Selama operasi, dokter akan mencari bagian usus yang terpelintir dan membebaskannya.

Setelah itu, aliran darah akan dikembalikan ke bagian yang terpelintir. Jika sebagian usus telah mati, dokter bedah mungkin akan mengangkatnya.

Terkadang, dokter bedah harus menghubungkan kedua ujung usus ke lubang di dinding perut yang disebut stoma jika tidak memungkinkan untuk memasang kembali ujung-ujungnya.

Prosedur tersebut bisa menyebabkan usus buntu pada lokasi yang berbeda. Jika ini terjadi, dokter bedah akan mengangkat usus buntu untuk mencegah kemungkinan diagnosa yang salah di masa depan.

Komplikasi Volvulus

Jika tidak diobati, usus yang terpelintir dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Usus tercekik.
  • Gangren.
  • Perforasi.
  • Peritonitis.

Operasi usus yang terpelintir juga memiliki risiko komplikasi, antara lain:

  • Kekambuhan.
  • Kebocoran anastomosis.
  • Abses panggul.
  • Infeksi luka.
  • Fistula feses.
  • Infeksi perut (peritonitis sekunder).
  • Sepsis.
  • Komplikasi kolostomi dan/atau ileostomi.

Apabila Anda mengalami kondisi tersebut, segera periksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Volvulus. https://iffgd.org/gi-disorders/volvulus/. (Diakses pada 19 Juli 2022)
  2. Fletcher, Jenna. 2018. What causes a volvulus? https://www.medicalnewstoday.com/articles/321479. (Diakses pada 19 Juli 2022)
  3. Garbi, Lyndsey. 2022. An Overview of Volvulus. https://www.verywellhealth.com/volvulus-symptoms-causes-diagnosis-and-treatment-4686173. (Diakses pada 19 Juli 2022)
  4. Le, Carol K. Volvulus. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441836/. (Diakses pada 19 Juli 2022)

About The Author

6 Bahan Pelumas Seks yang Membahayakan Organ Intim Anda

Dumin: Manfaat, Dosis, Efek Samping