Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Virus Zika: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahan

Myles Bannister

Virus Zika adalah virus yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti . Nyamuk ini sama dengan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah dengue dan chikungunya. Temukan informasi lengkap mengenai gejala, penyebab, cara mengobati, dan lainnya!

Apa itu Virus Zika?

Virus Zika adalah virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi virus ini menjadi sakit.

Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki tanda dan gejala, sementara yang lainnya mengalami demam ringan, ruam, dan nyeri otot. Virus ini juga dikenal sebagai penyakit virus Zika atau demam Zika.

Infeksi virus ini selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran dan menyebabkan mikrosefali, yaitu kondisi otak bawaan yang berpotensi fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan gangguan neurologis lain seperti sindrom Guillain-Barre.

Tanda dan Gejala Virus Zika

Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak memiliki tanda dan gejala, sementara yang lainnya melaporkan mengalami gejala ringan. Gejala biasanya muncul dua hingga tujuh hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi.

Berikut ini beberapa tanda dan gejala virus Zika:

  • Demam ringan.
  • Ruam.
  • Gatal di seluruh tubuh.
  • Nyeri sendi, otot, dan punggung bawah.
  • Sakit kepala.
  • Muntah.
  • Mata merah (konjungtivitis).
  • Sakit di belakang mata.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala virus Zika, terutama jika baru-baru ini bepergian ke daerah yang sedang terjadi wabah virus ini. Dokter akan melakukan tes darah untuk mendeteksi keberadaan virus atau penyakit serupa seperti demam berdarah atau chikungunya, yang ditularkan oleh nyamuk yang sama.

Penyebab Virus Zika

Virus Zika disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk Aedes sering menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.

Ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi virus Zika, virus ini masuk ke dalam nyamuk. Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menggigit orang lain, sehingga virus tersebut masuk ke dalam aliran darah.

Virus ini pertama kali ditemukan di Hutan Zika, Uganda pada tahun 1947, tetapi telah menyebar ke Asia Tenggara dan Selatan, Kepulauan Pasifik, dan Amerika.

Faktor Risiko Virus Zika

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena virus ini, antara lain:

  • Perjalanan ke daerah yang mengalami wabah Zika.
  • Wanita hamil yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada janin dalam kandungan.
  • Berhubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi.
  • Menerima transfusi darah yang terkontaminasi.
  • Menerima transplantasi organ yang terinfeksi.

Hingga saat ini, belum ada laporan penularan virus dari ibu ke bayi selama menyusui.

Diagnosis Virus Zika

Sebagai langkah awal diagnosis, dokter mungkin akan menanyakan riwayat kesehatan dan perjalanan sebelumnya. Penting untuk memberi tahu dokter secara rinci mengenai perjalanan ke luar negeri, termasuk negara yang dikunjungi dan tanggalnya, serta kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi.

Berkonsultasilah dengan dokter mengenai tes virus dan penyakit serupa seperti demam berdarah atau chikungunya, yang ditularkan oleh nyamuk yang sama. Dokter mungkin akan melakukan tes darah atau tes urine untuk mendiagnosis.

Jika sedang hamil tanpa gejala infeksi virus Zika setelah perjalanan baru-baru ini ke daerah dengan penularan aktif, disarankan untuk melakukan tes dua hingga 12 minggu setelah pulang.

Setelah hasil tes positif, tidak meyakinkan, atau negatif, dokter mungkin akan menyarankan tes tambahan berikut:

  • Ultrasonografi (USG) untuk mendeteksi mikrosefali atau kelainan otak lainnya.
  • Pengambilan sampel cairan ketuban menggunakan jarum berlubang yang dimasukkan ke dalam rahim (amniosentesis) untuk memeriksa keberadaan virus.

Pengobatan Virus Zika

Tidak ada obat khusus untuk mengobati penyakit ini. Perawatan dan pengobatan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala. Berikut adalah cara mengobati gejala virus Zika:

  • Istirahat yang cukup.
  • Minum cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Minum obat seperti acetaminophen atau paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri.
  • Jangan minum aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sampai diagnosis demam berdarah telah disingkirkan pada orang yang berisiko karena risiko perdarahan.
  • Jika sedang minum obat untuk kondisi medis lain, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat tambahan.

Bagi wanita hamil yang didiagnosis dengan Zika, penting untuk memantau pertumbuhan janin dan melakukan pemeriksaan ultrasonografi setiap 3 hingga 4 minggu. Selain itu, hubungi dokter kandungan untuk memantau infeksi dan pengobatan pada ibu dan janin.

Komplikasi

Ibu hamil yang terinfeksi Zika berisiko mengalami keguguran dan mikrosefali, yaitu kondisi otak bawaan yang berpotensi fatal.

Virus ini juga dapat menyebabkan sindrom Zika bawaan, yang meliputi cacat lahir berikut:

  • Mikrosefali parah dengan tengkorak lebih kecil.
  • Kerusakan otak dan penurunan jaringan otak.
  • Kerusakan pada mata.
  • Gangguan persendian, termasuk pergerakan tubuh yang terbatas.
  • Penurunan gerakan tubuh karena kelebihan tonus otot setelah lahir.
  • Gangguan neurologis seperti sindrom Guillain-Barre.

Pencegahan Virus Zika

Saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah penularan virus Zika. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk dan penularan virus ini.

Berikut adalah cara mencegah gigitan nyamuk:

  • Menggunakan obat pengusir nyamuk.
  • Mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang ketika berada di daerah yang berisiko digigit nyamuk.
  • Memasang kelambu di atas tempat tidur.
  • Menggunakan kasa pada jendela dan pintu.
  • Menghindari daerah yang memiliki genangan air.
  • Mengosongkan tangki air.
  • Memilih lokasi perkemahan yang jauh dari danau atau kolam renang.

Ketika bepergian ke negara-negara di mana virus Zika atau virus yang serupa ditemukan dan penularannya disebabkan oleh gigitan nyamuk, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Tetap berada di tempat-tempat dengan AC atau ruangan yang menggunakan jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk.
  • Menggunakan obat pengusir serangga (semprotan atau lotion anti-nyamuk).
  • Jika Anda juga menggunakan tabir surya, gunakan tabir surya terlebih dahulu sebelum menggunakan obat pengusir nyamuk.

Jika Anda memiliki bayi atau anak, berikut adalah tips yang dapat Anda lakukan:

  • Jangan menggunakan obat pengusir nyamuk pada bayi yang berusia di bawah 2 bulan.
  • Berpakaian dengan lengan panjang dan celana panjang yang menutupi seluruh tubuh.
  • Tutupi box bayi, kereta dorong, dan gendongan bayi dengan kasa nyamuk.
  • Jangan mengoleskan obat pengusir nyamuk pada tangan, area mata, area mulut, atau kulit yang terluka atau iritasi pada anak.

Jika Anda terinfeksi virus ini, lindungi orang lain dari penularan virus ini dengan cara:

  • Selama satu minggu pertama setelah terinfeksi, virus dapat terdeteksi dalam darah dan dapat ditularkan oleh nyamuk kepada orang lain melalui gigitan nyamuk. Oleh karena itu, hindari gigitan nyamuk selama minggu pertama sakit untuk membantu mencegah penularan kepada orang lain.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Zika virus. https://www.nhs.uk/conditions/zika/. (Diakses pada 21 Oktober 2020)
  2. Anonim. Penyakit Virus Zika (Zika Fever). https://covid19.kemkes.go.id/penyakit-virus/penyakit-virus-zika-zika-fever/#.X4_8_dAzbIU/. (Diakses pada 21 Oktober 2020)
  3. Anonim. 2018. Zika virus. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/zika-virus/symptoms-causes/syc-20353639. (Diakses pada 21 Oktober 2020)
  4. Smith, Lori. 2017. Zika virus: Symptoms, facts, and diagnosis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/305163#causes. (Diakses pada 21 Oktober 2020)

About The Author

8 Manfaat Kaktus bagi Kesehatan dan Cara Mengolahnya

Cara Memanjangkan Bulu Mata secara Alami