Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Virilisasi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Myles Bannister

Virilisasi adalah ketidakseimbangan hormon pada wanita yang menyebabkan perkembangan pola pertumbuhan yang mirip dengan pria. Pahami definisi, gejala, penyebab, dan cara mengatasi virilisasi.

Apa Itu Virilisasi?

Virilisasi adalah kondisi di mana wanita menghasilkan hormon seks pria (termasuk hormon androgen seperti testosteron) secara berlebihan karena adanya tumor pada kelenjar adrenal atau ovarium yang mengganggu produksi hormon ovarium. Akibatnya, wanita tersebut mengalami pertumbuhan rambut wajah, kebotakan, perubahan suara, peningkatan kekuatan otot, dorongan seks yang meningkat, dan ciri fisik maskulin lainnya.

Pada dasarnya, baik wanita maupun pria memproduksi hormon androgen, tetapi wanita normal hanya memproduksi sedikit hormon tersebut oleh kelenjar adrenal dan ovarium dengan tingkat yang lebih rendah. Pada pria, hormon androgen diproduksi oleh kelenjar adrenal dan testis dalam kadar yang lebih tinggi.

Virilisasi atau virilization pada wanita dapat menyebabkan masalah kepercayaan diri karena penampilannya yang terlihat lebih maskulin. Pengobatan virilisasi dapat melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengurangi produksi hormon adrenal atau melalui pembedahan jika diperlukan.

Gejala Virilisasi

Wanita yang mengalami virilisasi akan mengalami gejala fisik yang umumnya hanya terjadi pada pria, antara lain:

  • Kebotakan rambut seperti pada pria.
  • Pertumbuhan kumis.
  • Pertumbuhan jenggot dan jambang.
  • Perubahan suara menjadi serak, keras, dan dalam.
  • Peningkatan gairah seksual.
  • Siklus haid yang tidak teratur.
  • Payudara yang kecil.
  • Jerawat di dada, bahu, wajah, ketiak, selangkangan, atau garis rambut.
  • Peningkatan kekuatan otot.
  • Pembesaran klitoris.
  • Pengurangan ukuran rahim.
  • Pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang berlebihan (hirsutime).

Kelebihan hormon adrenal pada wanita akan membuat penampilannya terlihat lebih maskulin dibandingkan dengan wanita normal lainnya secara fisik dan dapat menyebabkan gangguan secara emosional dan mental.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda seorang wanita remaja atau dewasa muda dan memiliki pertumbuhan rambut kasar yang tidak normal di wajah dan tubuh, segera konsultasikan dengan dokter. Juga, jika Anda mengalami pertumbuhan rambut wajah yang berlebihan di area wajah yang seharusnya tidak memiliki pertumbuhan rambut pada wanita, segera konsultasikan dengan dokter.

Selain itu, pertumbuhan rambut yang tidak normal juga dapat menjadi tanda adanya masalah medis lainnya. Oleh karena itu, segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami tanda-tanda virilisasi dan kemungkinan akan dirujuk ke dokter spesialis kulit atau dokter spesialis hormon.

Penyebab Virilisasi

Virilisasi pada wanita disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon di mana produksi hormon seks pria lebih tinggi daripada hormon seks wanita. Ketidakseimbangan kadar hormon seks bisa terjadi akibat beberapa kondisi medis yang mendasarinya, antara lain:

  • Karsinoma Kortikal Adrenal: Jenis tumor kanker pada kelenjar adrenal.
  • Sindrom Cushing: Paparan hormon kortisol yang terlalu tinggi akibat penggunaan obat seperti prednison dalam jangka waktu lama. Hormon kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal.
  • Sindrom Ovarium Polikistik/Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Ketidakseimbangan hormon seks yang menyebabkan gangguan menstruasi, masalah kesuburan, dan adanya kista pada ovarium.
  • Hiperplasia Adrenal Kongenital: Penyakit bawaan yang ditandai dengan pertumbuhan hormon steroid yang abnormal yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, termasuk hormon kortisol dan hormon androgen.
  • Tumor: Tumor yang menyebabkan produksi hormon androgen berlebihan dari ovarium atau kelenjar adrenal wanita.
  • Efek Samping Obat Tertentu: Efek samping dari penggunaan obat seperti minoksidil (Minoxidil, Rogaine), danazol, Androgel, Testim, dan dehydroepiandrosterone (DHEA) dalam pengobatan endometriosis pada wanita.

Virilisasi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain, termasuk:

  • Penggunaan pil hormon androgen dalam jumlah besar atau penggunaan suntikan (steroid anabolik) untuk meningkatkan massa otot.
  • Kelainan bawaan pada enzim di kelenjar adrenal.
  • Kanker di luar kelenjar adrenal yang memproduksi hormon androgen adrenal.

Pada beberapa kasus, penyebab virilisasi tidak dapat diidentifikasi.

Faktor Risiko Virilisasi

Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seorang wanita mengalami virilisasi:

  • Riwayat keluarga dengan kondisi hiperplasia adrenal kongenital dan sindrom ovarium polikistik.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas. Wanita dengan obesitas akan mengalami peningkatan produksi hormon androgen.
  • Wanita yang berasal dari keturunan Mediterania, Timur Tengah, dan Asia Selatan cenderung memiliki pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang lebih subur.

Diagnosis Virilisasi

Dokter akan mendiagnosis virilisasi berdasarkan perubahan fisik dan gejala yang dialami pasien. Jika dokter mencurigai adanya tanda-tanda virilisasi, maka dokter akan merekomendasikan pemeriksaan berikut:

  • Pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi kadar hormon seks termasuk testosteron, estrogen, progesteron, dan hormon lainnya.
  • Pemeriksaan dengan computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat kondisi kelenjar adrenal dan struktur tubuh dengan lebih detail.
  • Pemeriksaan panggul (pelvic exam) untuk memastikan apakah ada tumor atau tidak.

Untuk mempermudah proses diagnosa, beritahu dokter mengenai riwayat kesehatan Anda, termasuk:

  • Jika Anda memiliki adenoma atau hiperplasia adrenal.
  • Jika Anda memiliki riwayat penyakit lain yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon.
  • Jika Anda menggunakan obat minoksidil (Minoxidil, Rogaine), danazol, Androgel, Testim, atau dehydroepiandrosterone (DHEA).

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan yang sesuai dengan kondisi medis yang mendasarinya.

Cara Mengatasi Virilisasi

Cara mengatasi virilisasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi virilisasi:

  • Kontrasepsi Oral: Pil KB mengandung hormon seks wanita (estrogen dan progestin), sehingga kadar hormon wanita menjadi lebih tinggi dibandingkan hormon seks pria.
  • Obat Anti Androgen: Obat yang bertujuan untuk menghambat produksi hormon androgen. Umumnya, obat ini digunakan setelah pemberian pil KB selama sekitar 6 bulan atau jika pil KB tidak efektif.
  • Krim Topikal: Krim khusus untuk mengurangi pertumbuhan rambut abnormal pada wajah wanita. Contohnya adalah krim eflornithine (Vaniqa) yang dapat memperlambat pertumbuhan rambut yang tidak normal.
  • Terapi Kemoterapi atau Radiasi: Mengatasi virilisasi yang disebabkan oleh tumor yang mendasarinya. Kemoterapi atau radiasi dapat digunakan untuk mengurangi ukuran tumor yang berada di lokasi yang sulit dijangkau atau berbahaya sebelum operasi pengangkatan tumor dilakukan.
  • Operasi: Jika virilisasi disebabkan oleh kondisi medis seperti tumor pada kelenjar adrenal, maka operasi pengangkatan tumor mungkin diperlukan.

Penggunaan kortikosteroid atau hidrokortison juga dapat mengurangi produksi hormon androgen pada penderita hiperplasia adrenal. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran perawatan dan pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

Komplikasi Virilisasi

Virilisasi, meningkatnya hormon seks pada wanita, dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Menstruasi yang tidak teratur.
  • Gangguan kesuburan pada wanita.
  • Masalah kepercayaan diri.
  • Stres emosional atau depresi akibat perubahan penampilan pada wanita tersebut.

Karena itu, segeralah menghubungi dokter jika Anda mengalami tanda-tanda virilisasi agar kondisi tidak semakin memburuk atau menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

Cara Mencegah Virilisasi

Virilisasi adalah ketidakseimbangan hormon yang tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengurangi faktor risiko dengan menjaga berat badan ideal dan mengobati kondisi medis yang mendasari virilisasi.

Itulah penjelasan mengenai apa itu virilisasi. Virilisasi adalah ketidakseimbangan hormon seks yang menyebabkan wanita memiliki pertumbuhan fisik yang mirip dengan pria. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Grossman , Ashley B. 2020. Virilization. [online] Tersedia di: https://www.msdmanuals.com/home/hormonal-and-metabolic-disorders/adrenal-gland-disorders/virilization. [Diakses pada 4 Januari 2021].
  2. Kahn, April. 2019. What to Know About Virilization. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/health/virilization. [Diakses pada 4 Januari 2021].
  3. Mayo Clinic. 2019. Hirsutism. [online] Tersedia di: ttps://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hirsutism/symptoms-causes/syc-20354935. [Diakses pada 4 Januari 2021].

About The Author

7 Tips Berhubungan Intim untuk Penderita Endometriosis

9 Tips Memilih Skincare untuk Kulit Kering dan Kusam