Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Viral Exanthem: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Ruam adalah masalah umum pada kulit. Kondisi ini terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Ruam dapat terjadi akibat infeksi virus atau yang dikenal dengan istilah viral exanthem. Kenali lebih lanjut tentang penyakit kulit ini di sini!

Apa itu Viral Exanthem?

Viral exanthem adalah ruam atau erupsi kulit akibat infeksi virus. Exanthem adalah sebutan untuk ruam, sedangkan viral mengacu pada infeksi virus.

Virus penyebab exanthem bervariasi, seperti chickenpox (cacar air), enterovirus, adenovirus, measles (campak), rubella, mononukleosis, dan beberapa jenis infeksi herpes.

Infeksi yang menyebabkan viral exanthem dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain, seperti sakit kepala, demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan.

Menurut PCDS, exanthem dapat muncul dengan gejala sistemik, seperti malaise (tidak enak badan dan lelah), demam, dan sakit kepala.

Bentuk ruam pada exanthem bervariasi. Beberapa kasus akan muncul bintik-bintik merah atau merah muda pada tubuh.

Walaupun pada umumnya tidak menimbulkan rasa gatal, exanthem kadang-kadang dapat menyebabkan gatal yang hebat dan lecet.

Gejala Viral Exanthem

Exanthem virus dapat menyebabkan bintik-bintik, bercak, atau benjolan pada kulit. Ruam yang muncul dapat menyebabkan rasa gatal atau tidak. Gejalanya dapat mirip dengan erupsi yang disebabkan oleh alergi obat.

Ada juga beberapa gejala umum yang sering muncul bersamaan dengan exanthem virus, seperti:

  • Rasa lelah.
  • Badan pegal.
  • Sakit kepala.
  • Demam.
  • Sakit perut.
  • Pilek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Hilang nafsu makan.

Sebagian kondisi dapat pulih dalam beberapa hari hingga berminggu-minggu tanpa perlu pengobatan khusus.

Perlu diingat, penyakit akibat infeksi virus ini sangat mudah menular. Oleh karena itu, hindari kontak dengan penderita untuk mencegah infeksi.

Penyebab Viral Exanthem

Penyebab viral exanthem adalah infeksi virus. Beberapa infeksi virus yang umum menyebabkan kondisi ini antara lain:

1. Rubella

Infeksi virus rubella dapat menyebabkan exanthem virus. Menurut CDC, kondisi ini menimbulkan gejala seperti demam ringan, sakit tenggorokan, dan ruam yang muncul pertama kali di wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Penyakit ini sangat mudah menular pada anak-anak setelah ruam muncul. Namun, penularan juga bisa terjadi 7 hari sebelum ruam muncul atau 7 hari setelahnya.

Pada ibu hamil, kondisi ini dapat menyebabkan keguguran atau kelainan pada bayi.

2. Cacar Air (Chickenpox)

Infeksi virus Varicella zoster merupakan penyebab cacar air yang juga dapat menyebabkan exanthem virus. Infeksi ini sangat mudah menular. Ruam pertama kali muncul di wajah, dada, dan punggung sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Ruam tersebut dapat sangat gatal dan menyebabkan kulit melepuh.

Kondisi ini bisa berbahaya, terutama bagi remaja, wanita hamil, dan orang dengan sistem imun yang lemah.

Viral exanthem pada bayi juga perlu diperhatikan karena dapat memiliki dampak serius.

3. Campak

Campak atau rubeola disebabkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular. Kadang-kadang, campak dapat berbahaya terutama pada anak-anak.

Selain ruam, gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Pilek.
  • Demam.
  • Batuk.
  • Konjungtivitis (mata merah).
  • Badan pegal.
  • Bintik-bintik putih kecil di dalam mulut.

4. Fifth Disease (Penyakit Kelima)

Penyakit kelima merupakan penyebab viral exanthem. Infeksi virus menyebabkan ruam merah pada lengan, kaki, dan pipi.

Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak dan umumnya tidak membahayakan. Namun, kondisi ini dapat menjadi serius pada wanita hamil atau orang dengan sistem imun yang lemah.

5. Roseola

Roseola adalah infeksi virus ringan yang umumnya menyerang anak-anak berusia 2 tahun. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa.

Penyebab roseola adalah dua jenis virus herpes. Gejala yang muncul setelah infeksi termasuk demam dan kemudian muncul ruam.

Menurut My Cleveland Clinic, viral exanthem juga dapat terjadi akibat infeksi virus berikut:

  • Human immunodeficiency virus (HIV).
  • Mononucleosis (Epstein-Barr virus).
  • Hepatitis.

Diagnosis Viral Exanthem

Dokter akan mendiagnosis exanthem virus berdasarkan gejala yang Anda alami. Diagnosa didasarkan pada pola ruam dan gejala lain yang hadir.

Setelah mengamati kondisi, dokter akan melakukan tes untuk memastikan diagnosis. Beberapa tes yang umum dilakukan antara lain:

  • Tes darah.
  • PCR Swab.
  • Genotipe.

Cara Mengobati Viral Exanthem

Pengobatan akan tergantung pada penyebab kondisi. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada obat yang secara khusus dapat menyembuhkan kondisi ini.

Tetapi, ada beberapa obat yang dapat membantu mengatasi exanthem virus pada bayi dan anak-anak. Berikut beberapa di antaranya:

  • Obat demam untuk menurunkan suhu tubuh.
  • Paracetamol, asetaminofen, atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri tubuh.
  • Krim atau losion untuk mengurangi rasa gatal.

Pencegahan Viral Exanthem

Untuk mencegah viral exanthem, hindari infeksi virus. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan antara lain:

  • Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut jika tangan tidak bersih.
  • Bersihkan benda-benda atau permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu.
  • Vaksinasi rutin.
  • Jaga jarak dengan orang yang sakit dan hindari kontak langsung dengan orang tersebut.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.

Itulah penjelasan tentang viral exanthem. Karena kondisi ini dapat menimpa siapa saja, lakukan langkah pencegahan agar penyakit ini tidak menyerang Anda.

About The Author

7 Tanda Seseorang Mungkin Memiliki Daddy Issue

Alergi Bulu Kucing Berbahaya? Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya