Vaksin Japanese Encephalitis adalah jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit Japanese Encephalitis. Penyakit ini muncul akibat gigitan nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi virus Japanese Encephalitis.
Vaksin JE penting karena belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Penyakit Japanese Encephalitis umumnya menyerang di musim penghujan ketika populasi nyamuk Culex tritaeniorhynchus meningkat.
Penyakit JE serius dan dapat menyebabkan kematian. Gejalanya termasuk demam tinggi, sakit kepala, gangguan gastrointestinal, mual, muntah, gangguan bicara dan gerakan tubuh, diare, kejang, perubahan perilaku, gangguan motorik, penurunan daya ingat, retardasi, epilepsi, dan kehilangan penglihatan.
Vaksin JE disarankan untuk semua orang, tetapi wajib diberikan kepada mereka yang tinggal di wilayah endemik atau berencana tinggal selama 1 bulan atau lebih di wilayah tersebut.
Vaksin ini efektif jika diberikan pada anak-anak. Dokter biasanya memberikan vaksin ini sebanyak 2 kali, dengan interval 28-30 hari antara dosis pertama dan kedua. Kemudian, vaksinasi tambahan dapat diberikan 1-2 tahun setelahnya.
Pemberian vaksin JE melalui beberapa tahapan, yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum vaksinasi, pemberian vaksin, dan istirahat pasca-vaksinasi. Efek samping vaksin JE biasanya ringan dan bersifat temporer, seperti kepala pusing, nyeri otot, demam, kemerahan kulit, dan pembengkakan di area penyuntikan.
Beberapa kondisi kontraindikasi untuk vaksin ini meliputi hipersensitivitas terhadap kandungannya, kehamilan, dan penderita penyakit berat.
Referensi
- Anonim. Japanese Encephalitis VIS. https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/je-ixiaro.html (Diakses pada 24 Desember 2019)
- Prasetyo, D. 2018. Mengenal Japanese Encephalitis. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/japanese-encephalitis (Diakses pada 24 Desember 2019)