Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tunagrahita: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Myles Bannister

Tunagrahita adalah penyakit keterbelakangan intelektual yang disebabkan oleh faktor-faktor terkait yang menyebabkan penderitanya memiliki kecerdasan intelektual di bawah rata-rata. Ketahui lebih lanjut tentang tunagrahita, termasuk penyebab, ciri-ciri, gejala, dan cara mengatasi.

Apa Itu Tunagrahita?

Tunagrahita adalah kondisi keterbelakangan intelektual yang melibatkan kecerdasan penalaran, pembelajaran, keterampilan kognitif, dan penyelesaian masalah. Kondisi ini juga mempengaruhi keterampilan sosial, komunikasi, perawatan diri, dan keterampilan praktis sehari-hari.

Disabilitas intelektual ini biasanya terdiagnosis pada anak di bawah 18 tahun dan dapat dideteksi sejak sebelum kelahiran. Anak-anak dengan disabilitas intelektual mengalami kesulitan belajar dan perkembangan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Menurut American Association of Intellectual and Developmental Disabilities, seseorang memiliki disabilitas intelektual jika memenuhi dua kriteria berikut:

  • Fungsi Intelektual: Memiliki IQ di bawah 70-75 (IQ normal adalah 91-110)
  • Fungsi Adaptif: Memiliki keterbatasan signifikan dalam dua atau lebih bidang perilaku adaptif seperti keterampilan hidup, bersosialisasi, komunikasi, perawatan diri, atau kemampuan bekerja.

Disabilitas intelektual mempengaruhi sekitar 1% populasi di dunia, dengan 85% dari mereka mengalami disabilitas intelektual ringan. Baik laki-laki maupun perempuan berisiko terkena disabilitas intelektual, dan gejalanya dapat didiagnosis sejak dini.

Penyebab Tunagrahita

Tunagrahita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sindrom genetik, paparan racun, penyakit serius, atau cedera kepala. Beberapa penyebab tunagrahita yang umum meliputi:

Kondisi Genetik

Disabilitas intelektual pada anak dapat disebabkan oleh kondisi genetik yang diwariskan, seperti kelainan genetik, kombinasi gen yang rusak, atau kasus genetik lainnya. Contoh sindrom genetik yang dapat menyebabkan tunagrahita adalah Down Syndrome, Sindrom Fragile X, dan fenilketonuria.

Komplikasi Kehamilan

Tunagrahita juga dapat terjadi jika janin tidak berkembang dengan baik selama dalam kandungan. Faktor-faktor pemicunya meliputi konsumsi alcohol atau narkoba oleh ibu selama kehamilan, kekurangan gizi ibu dan janin, atau infeksi virus rubella. Komplikasi kehamilan ini dapat mengganggu perkembangan otak janin.

Masalah Kelahiran

Risiko tunagrahita pada bayi dapat terjadi jika bayi mengalami kekurangan oksigen saat proses kelahiran atau jika mereka lahir dalam kondisi prematur.

Penyakit atau Cedera Serius

Tunagrahita juga dapat terjadi akibat perkembangan penyakit serius seperti meningitis, campak, batuk rejan, paparan racun, kurang mendapatkan perawatan medis yang memadai, atau gizi buruk yang ekstrim.

Penyebab yang Belum Diketahui

Dalam dua pertiga kasus, penyebab disabilitas intelektual belum diketahui. Tunagrahita juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu oleh ibu hamil tanpa pengawasan dokter, yang dapat menyebabkan infeksi otak serius pada bayi dan disabilitas intelektual sejak lahir.

Untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi tunagrahita, konsultasikan dengan dokter spesialis untuk diagnosis yang lebih akurat mengenai kemampuan intelektual anak.

Ciri-Ciri Tunagrahita

Tunagrahita memiliki banyak gejala yang dapat terlihat pada anak, baik sejak bayi maupun ketika mereka memasuki usia sekolah. Beberapa ciri-ciri umum anak dengan disabilitas intelektual antara lain:

Perkembangan motorik yang lebih lambat, seperti berguling, duduk, merangkak, dan berjalan

  • Keterlambatan dalam berbicara
  • Kesulitan dalam belajar keterampilan mandiri seperti menggunakan toilet, berpakaian sendiri, makan sendiri, dll
  • Kesulitan mengingat hal-hal sederhana
  • Kesulitan mengontrol emosi
  • Keterampilan perilaku yang terbatas
  • Sering meledak-ledak

Kondisi tunagrahita yang parah juga dapat mempengaruhi kesehatan anak, termasuk masalah kejang, gangguan motorik, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan.

Ciri-ciri tambahan termasuk masalah mood seperti kecemasan atau autisme. Jika Anda memperhatikan gejala tunagrahita pada anak Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis agar anak mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan.

Proses Diagnosis Tunagrahita

Proses diagnosis tunagrahita dilakukan dengan memperhatikan tingkah laku anak, menguji kecerdasan IQ dan perilaku adaptif, serta melakukan wawancara dengan orangtua mengenai perkembangan anak.

Untuk mengukur kecerdasan intelektual, kognitif, dan perilaku adaptif anak, dokter spesialis akan membandingkan kemampuan anak dengan anak seusianya yang memiliki perkembangan normal.

Hal-hal yang diperhatikan meliputi interaksi dengan teman sebaya, kemampuan berkomunikasi, dan tingkah laku sehari-hari. Jika ada penurunan IQ atau perilaku adaptif, maka anak dapat didiagnosis dengan disabilitas intelektual.

Penyebab disabilitas intelektual yang disebabkan oleh faktor genetik dapat didiagnosis menggunakan tes darah, tes urine, atau pengujian struktural di otak. Jika ada keterlambatan perkembangan, dokter akan memeriksa masalah pendengaran atau gangguan neurologis.

Setelah diagnosis, dokter akan memberikan perawatan terbaik sesuai kondisi anak untuk membantu perkembangannya dan memastikan bahwa anak bisa belajar seperti teman-teman sebayanya.

Cara Mengatasi Anak Tunagrahita

Tunagrahita tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan perawatan yang tepat, anak tunagrahita masih bisa berkembang sebagaimana adanya.

Diagnosis dini dan perawatan yang berkelanjutan sangat penting bagi anak tunagrahita, khususnya karena kondisi medis dan faktor genetik yang mempengaruhi perkembangan mereka. Perawatan anak tunagrahita akan difokuskan pada kekuatan dan kebutuhan masing-masing anak. Beberapa jenis dukungan yang bisa diberikan antara lain:

  • Intervensi dini untuk balita dan anak kecil, yang dilakukan oleh orang tua untuk anak dengan kebutuhan khusus dari usia dini.
  • Pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
  • Dukungan dan perlindungan keluarga.
  • Program-program pembelajaran keterampilan.

Anak dengan tunagrahita dan kebutuhan khusus membutuhkan pendidikan yang berbeda dari anak-anak lainnya. Selain mendapatkan pendidikan di sekolah khusus, penting juga untuk mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari kepada anak, seperti merawat diri, berkomunikasi, bersosialisasi, dan mengelola emosi mereka.

Tujuan utama perawatan anak tunagrahita adalah membantu mereka mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Selain itu, orang tua juga dapat mencari terapi fisik dan mental sesuai dengan kebutuhan anak, serta bergabung dengan komunitas atau menggunakan layanan kesehatan khusus untuk anak dengan kebutuhan khusus.

Tips untuk Orang Tua dalam Merawat Anak Tunagrahita

Merawat anak tunagrahita memerlukan perhatian khusus. Berikut adalah beberapa tips untuk orang tua dalam merawat anak tunagrahita:

  • Pelajari dan pahami disabilitas yang dialami anak Anda.
  • Ajari anak tentang kemandirian dan tanggung jawab.
  • Berkomunikasilah dengan orang tua lain yang memiliki anak tunagrahita untuk berbagi pengalaman dan saran.
  • Libatkan anak dalam kegiatan sosial, rekreasi, dan olahraga yang dapat mendukung perkembangan mereka.
  • Sediakan perhatian, kasih sayang, dan perawatan khusus.

Anak tunagrahita masih bisa belajar dan memiliki masa depan yang cerah. Meskipun mereka mungkin membutuhkan waktu dan cara belajar yang berbeda dari anak-anak lainnya, mereka tetap memiliki potensi untuk berkembang.

Referensi

  1. American Association on Intellectual and Developmental Disabilities (AAIDD). 2019. Frequently Asked Questions on Intellectual Disability. [Link](Diakses pada 10 Oktober 2019).
  2. American Psychiatric Association (APA). 2017. What is Intellectual Disability? [Link](Diakses pada 10 Oktober 2019).
  3. MedlinePlus. 2017. Intellectual Disability. [Link](Diakses pada 10 Oktober 2019).
  4. WebMD. 2019. Intellectual Disability. [Link](Diakses pada 10 Oktober 2019).

About The Author

10 Cara Mengentalkan Sperma untuk Meningkatkan Kesuburan Pria

Vaginismus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan