Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Trombositosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Myles Bannister

Jumlah trombosit dalam darah dapat berlebihan dan disebut trombositosis. Kondisi ini dapat berbahaya dan memicu beberapa kondisi seperti stroke, serangan jantung, dan pembekuan darah di pembuluh darah. Simak informasi selengkapnya tentang kondisi ini termasuk gejala, penyebab, pengobatan, dan lain-lain.

Apa Itu Trombositosis?

Trombositosis adalah kondisi di mana kadar trombosit atau keping darah (platelet) berlebihan dalam tubuh. Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam pembentukan gumpalan darah. Sel darah ini diproduksi di sumsum tulang.

Trombositosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu trombositosis primer atau esensial dan trombositosis sekunder atau reaktif.

Trombositosis sekunder terjadi karena kondisi medis tertentu seperti perdarahan di dalam tubuh atau kondisi penyerta seperti keganasan non-darah, sedangkan trombositosis primer disebabkan oleh kelainan darah atau sumsum tulang tempat produksi trombosit. Jumlah trombosit normal bervariasi tergantung usia, namun secara umum jumlah trombosit normal adalah 150.000-400.000/mm3.

Jika tes darah menunjukkan kadar trombosit di atas normal, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis trombositosis yang dialami. Mengetahui penyebab kondisi ini penting untuk menentukan langkah pengobatan yang tepat.

Gejala Trombositosis

Trombositosis sering tidak menunjukkan gejala. Jika trombositosis sekunder, maka gejalanya akan bervariasi tergantung pada kondisi yang mendasarinya.

Beberapa gejala umum trombositosis meliputi:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Nyeri dada
  • Kelemahan
  • Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki

Kapan Harus ke Dokter?

Trombositosis jarang menunjukkan gejala, sehingga seringkali baru terdeteksi saat pemeriksaan darah rutin dilakukan. Jika hasil tes menunjukkan kadar trombosit tinggi, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebabnya.

Pada kondisi yang parah, trombositosis dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala berikut:

  • Pendarahan yang tidak normal
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Pendarahan hebat

Penyebab Trombositosis

Berikut adalah penyebab trombositosis berdasarkan jenisnya:

1. Primer atau Esensial

Penyebab trombositosis primer pada dasarnya tidak diketahui secara pasti. Kebanyakan kasus terkait dengan mutasi gen yang menyebabkan sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak sel yang membentuk trombosit yang abnormal.

Trombositosis primer memiliki risiko komplikasi pembekuan darah atau perdarahan yang lebih tinggi dibandingkan trombositosis sekunder.

2. Sekunder atau Reaktif

Trombositosis sekunder lebih umum terjadi dibandingkan trombositosis primer. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkannya antara lain:

  • Perdarahan akut atau kehilangan darah
  • Infeksi
  • Anemia defisiensi besi
  • Anemia hemolitik
  • Kanker
  • Pengangkatan limpa
  • Penyakit peradangan seperti artritis rheumatoid atau sarkoidosis
  • Penyakit radang usus
  • Pembedahan atau trauma lainnya

Faktor Risiko Trombositosis

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami trombositosis:

  • Faktor usia. Trombositosis primer lebih sering terjadi pada individu usia 50-70 tahun.
  • Jenis kelamin. Trombositosis primer lebih sering terjadi pada wanita usia sekitar 30 tahun dibandingkan pria.
  • Memiliki kondisi yang dapat menyebabkan trombositosis sekunder.

Diagnosis Trombositosis

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan riwayat kesehatan Anda. Pastikan Anda memberitahukan dokter tentang riwayat transfusi darah, infeksi, prosedur medis yang pernah dijalani, dan obat yang dikonsumsi.

Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk membantu mendiagnosis trombositosis primer, antara lain:

  • Hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC). Tes ini dapat menghitung jumlah sel darah, termasuk trombosit.
  • Blood smear atau apusan darah. Tes ini dapat memeriksa kondisi trombosit.
  • Tes genetik. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah Anda memiliki kondisi bawaan yang dapat menyebabkan trombositosis tinggi.
  • Aspirasi sumsum tulang. Tes ini melibatkan pengambilan sampel cairan dalam jaringan sumsum tulang untuk memeriksa kelainan pada sumsum tulang.

Jika ditujukan sebagai kondisi sekunder, dokter mungkin akan menyarankan tes lain tergantung pada gejala dan kondisi yang ada. Beberapa tes yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan zat besi dalam darah
  • Penanda peradangan
  • Tes untuk mendeteksi kanker

Pengobatan Trombositosis

Pengobatan trombositosis tergantung pada jenis kondisinya. Berikut adalah pengobatan trombositosis berdasarkan jenisnya:

1. Primer

Jika tidak ada gejala yang muncul, mungkin tidak memerlukan perawatan khusus. Dokter mungkin akan meresepkan aspirin dosis rendah untuk membantu mengencerkan darah jika Anda berisiko terkena pembekuan darah. Penggunaan aspirin harus atas rekomendasi dokter.

Orang yang berisiko terkena pembekuan darah adalah mereka dengan kadar trombosit tinggi dan memiliki kondisi berikut:

  • Riwayat pembekuan darah atau pendarahan
  • Faktor risiko penyakit jantung
  • Usia di atas 60 tahun
  • Jumlah trombosit lebih dari 1 juta

Selain aspirin, pengobatan lain yang mungkin diberikan adalah:

  • Obat penurun trombosit seperti hidroksiurea atau interferon alfa
  • Mengeluarkan trombosit dalam darah melalui prosedur serupa cuci darah (dialisis), yang hanya dilakukan dalam situasi darurat seperti stroke akibat trombositosis

2. Sekunder

Jika penyebabnya adalah kehilangan darah akibat operasi atau cedera, jumlah trombosit biasanya akan normal kembali dengan sendirinya. Pada infeksi atau peradangan, jumlah trombosit normal kembali setelah infeksi atau peradangan sembuh.

Jika penyebabnya adalah splenektomi atau pengangkatan limpa, biasanya jumlah trombosit akan tetap tinggi tetapi tidak memerlukan pengobatan.

Komplikasi Trombositosis

Komplikasi trombositosis jarang terjadi, kecuali jika kondisinya berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Pendarahan yang berat
  • Stroke
  • Serangan jantung
  • Komplikasi kehamilan seperti preeklampsia, persalinan prematur, atau keguguran

Pencegahan Trombositosis

Tidak ada cara pasti untuk mencegah trombositosis. Namun, Anda dapat mengurangi risiko komplikasi serius dengan menjaga risiko pembekuan darah, antara lain:

  • Mengontrol tekanan darah
  • Mengontrol kolesterol
  • Mengontrol diabetes
  • Berhenti merokok

Cara tersebut dapat dilakukan dengan olahraga teratur dan mengonsumsi makanan sehat seperti buah, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.

Referensi

  1. Anonim. 2016. Thrombocytosis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13350-thrombocytosis. (Diakses 22 September 2020).
  2. Anonim. Thrombocythemia and Thrombocytosis. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/thrombocythemia-and-thrombocytosis. (Diakses 22 September 2020).
  3. Anonim. 2018. Thrombocytosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/thrombocytosis/diagnosis-treatment/drc-20378319. (Diakses 22 September 2020).
  4. Pietrangelo, Ann. 2019. Primary Thrombocythemia. https://www.healthline.com/health/primary-thrombocythemia#TOC_TITLE_HDR_1. (Diakses 22 September 2020).

About The Author

Codeine: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Ambeien: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Obat, Operasi, dll