Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Torsio Testis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati

Myles Bannister

Torsio testis adalah kondisi di mana testis berputar dan menghambat aliran darah ke skrotum. Aliran darah yang terhambat menyebabkan nyeri dan pembengkakan yang tiba-tiba. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang gejala, penyebab, dan pengobatan torsio testis!

Apa itu Torsio Testis?

Torsio testis terjadi ketika tali spermatika cord yang membawa darah ke testis terpelintir dan menghambat aliran darah ke testis.

Torsio testis memerlukan operasi darurat. Namun, jika ditangani dengan cepat, testis biasanya dapat pulih. Namun, jika aliran darah terputus terlalu lama, testis mungkin rusak dan perlu diangkat.

Torsio testis biasanya terjadi antara usia 12 dan 18 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia apapun.

Gejala Torsio Testis

Gejala utama torsio testis adalah nyeri dan pembengkakan pada skrotum. Nyeri dapat timbul secara tiba-tiba dan sangat parah. Pembengkakan dapat terjadi hanya pada satu sisi atau di seluruh skrotum.

Gejala lain yang mungkin terjadi meliputi:

  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah.
  • Posisi testis yang lebih tinggi dari testis normal saat diraba.
  • Pembengkakan yang menyakitkan pada satu sisi skrotum.
  • Sering buang air kecil.
  • Demam.
  • Benjolan di testis.
  • Salah satu testis yang lebih tinggi di skrotum dibandingkan dengan yang lainnya.
  • Produksi urin yang berlebihan.

Bayi laki-laki yang mengalami torsio testis biasanya terbangun karena skrotumnya terasa sakit pada tengah malam atau dini hari.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami nyeri testis yang tiba-tiba atau parah. Penanganan segera dapat mencegah kerusakan testis. Jika Anda mengalami nyeri testis yang tiba-tiba dan kemudian hilang tanpa perawatan, Anda juga perlu mencari bantuan medis. Hal ini bisa terjadi jika testis berputar kemudian kembali ke posisi normal tanpa campur tangan medis. Pembedahan sering diperlukan untuk mencegah terjadinya torsio testis kembali.

Penyebab Torsio Testis

Penyebab pasti dari testis yang berputar belum diketahui. Pada beberapa kasus, seseorang yang mengalami torsio testis memiliki faktor bawaan yang membuat testis dapat berputar di dalam skrotum.

Pengaruh faktor bawaan ini biasanya mempengaruhi kedua testis. Namun, tidak semua pria dengan faktor tersebut akan mengalami torsio testis. Torsio testis dapat terjadi kapan saja, termasuk saat berdiri, tidur, berolahraga, atau duduk, dan tanpa pemicu yang jelas pada orang yang rentan.

Torsio testis juga sering terjadi beberapa jam setelah aktivitas yang intens, setelah cedera kecil pada testis, atau saat tidur. Suhu yang dingin atau pertumbuhan testis yang cepat selama masa pubertas juga dapat mempengaruhi terjadinya torsio testis.

Faktor Risiko Torsio Testis

  • Usia. Torsio testis paling sering terjadi antara usia 12 dan 18 tahun.
  • Kondisi sebelumnya. Jika Anda pernah mengalami nyeri testis yang hilang tanpa perawatan, kemungkinan besar Anda akan mengalami torsio testis lagi. Semakin sering nyeri terjadi, semakin tinggi risiko kerusakan testis.
  • Riwayat keluarga. Torsio testis dapat terjadi jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat torsio testis.

Diagnosis Torsio Testis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memverifikasi apakah gejala yang dialami disebabkan oleh torsio testis atau penyebab lainnya. Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik pada skrotum, testis, perut, dan selangkangan untuk mendiagnosis kondisi ini.

Diagnosis juga dapat didukung dengan tes medis, seperti tes urin untuk memeriksa infeksi, ultrasonografi skrotum untuk memeriksa aliran darah, atau pembedahan jika diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab lain dari gejala yang timbul.

Jika Anda mengalami nyeri selama beberapa jam dan gejala yang muncul menunjukkan torsio testis, Anda mungkin akan langsung menjalani operasi tanpa tes tambahan. Menunda operasi dapat menyebabkan hilangnya testis.

Pengobatan Torsio Testis

Torsio testis membutuhkan pembedahan. Ada kemungkinan dokter dapat mengendurkan tali spermatika cord dengan mendorong skrotum secara manual. Namun, operasi akan tetap diperlukan untuk mencegah terjadinya torsio testis kembali.

Pembedahan biasanya dilakukan dengan menggunakan anestesi umum. Selama operasi, dokter akan membuat sayatan kecil di skrotum, melepaskan tali spermatika cord (jika diperlukan), dan menjahit satu atau kedua testis ke bagian dalam skrotum.

Penanganan yang cepat setelah testis terpelintir meningkatkan kemungkinan penyelamatan testis. Setelah enam jam sejak munculnya rasa sakit, kemungkinan pengangkatan testis menjadi lebih tinggi. Jika penanganan ditunda lebih dari 12 jam setelah rasa sakit muncul, kemungkinan 75 persen untuk mengangkat testis.

Torsio Testis pada Bayi Baru Lahir dan Balita

Meskipun jarang terjadi, torsio testis juga dapat terjadi pada bayi baru lahir dan balita. Gejalanya dapat berupa testis yang keras, bengkak, atau berwarna lebih gelap. Ultrasonografi mungkin tidak dapat mendeteksi berkurangnya aliran darah ke skrotum bayi, sehingga pembedahan mungkin diperlukan untuk memastikan kondisinya.

Perawatan untuk torsio testis pada bayi masih kontroversial. Jika seorang anak laki-laki lahir dengan gejala torsio testis, mungkin sudah terlambat untuk melakukan operasi darurat karena risiko yang terkait dengan anestesi. Namun, operasi darurat kadang-kadang dapat menyelamatkan seluruh atau sebagian testis dan mencegah torsio pada testis lainnya. Pengobatan pada saat masih bayi juga dapat mencegah masalah di masa depan terkait dengan produksi hormon dan kesuburan pria.

Komplikasi Torsio Testis

Torsio testis adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain:

1. Infeksi

Jika jaringan testis yang rusak atau mati tidak diangkat, dapat terjadi infeksi yang berpotensi mengancam jiwa. Infeksi ini dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh dan menyebabkan syok.

2. Infertilitas

Jika kedua testis mengalami kerusakan, infertilitas akan terjadi. Namun, jika hanya satu testis yang hilang, kesuburan tidak akan terpengaruh.

3. Perubahan Bentuk

Hilangnya satu testis dapat menyebabkan perubahan bentuk yang dapat mengganggu rasa percaya diri. Namun, hal ini dapat diatasi dengan memasang prostesis testis.

4. Atrofi

Kondisi ini menyebabkan ukuran testis menyusut secara signifikan. Testis yang mengalami atrofi tidak dapat memproduksi sperma.

5. Kerusakan Testis

Jika penanganan tidak dilakukan dalam beberapa jam, testis dapat mengalami kerusakan yang memerlukan pengangkatan. Kemungkinan penyelamatan testis akan tinggi jika dilakukan tindakan dalam empat hingga enam jam setelah rasa sakit muncul. Setelah 12 jam, kemungkinan untuk menyelamatkan testis turun menjadi 50 persen. Setelah 24 jam, kemungkinan hanya 10 persen untuk menyelamatkan testis.

Pencegahan Torsio Testis

Sifat bawaan testis yang dapat bergerak atau berputar dengan bebas di dalam skrotum tidak dapat dihindari. Beberapa pria memiliki kondisi ini sementara yang lain tidak.

Satunya cara untuk mencegah kondisi bawaan ini adalah melalui operasi untuk menempelkan kedua testis ke bagian dalam skrotum sehingga tidak dapat berputar dengan bebas.

Demikianlah penjelasan lengkap tentang torsio testis yang dapat terjadi pada pria. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2022. Testicular torsion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/testicular-torsion/symptoms-causes/syc-20378270. (Diakses pada 5 Maret 2020).
  2. Newman, Tim. 2018. What is testicular torsion?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/190514. (Diakses pada 5 Maret 2020).
  3. Roth, Erica. 2019. Testicular Torsion. https://www.healthline.com/health/testicular-torsion#causes. (Diakses pada 5 Maret 2020).

About The Author

Mengenali Aturan Makan Cokelat untuk Penderita Diabetes

Manfaat Pisang Hijau untuk Kesehatan