Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tidak Selalu Negatif, Ini Dia Manfaat Marah-Marah

Myles Bannister

Manfaat Marah-Marah bagi Diri Sendiri

Suka marah-marah atau memiliki sifat pemarah sudah lazim dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Anda tentu sudah sangat familiar dengan guyonan “jangan marah-marah, nanti cepat tua”, bukan? Hal tersebut seakan makin memperjelas citra buruk dari sifat alami manusia yang satu ini. Sehingga, banyak orang berusaha untuk sebisa mungkin mengendalikan amarahnya kala dilanda kejadian yang memancing emosi.

Namun jangan salah, marah-marah tidak selamanya negatif, kok. Faktanya, ada sejumlah ‘keuntungan’ yang bisa Anda dapatkan dari marah-marah. Berikut ini adalah manfaat marah-marah yang perlu untuk diketahui.

1. Memotivasi Diri Sendiri

Ketika seseorang marah-marah, maka ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya. Dianggap sebelah mata, dikucilkan, hingga diperlakukan secara tidak adil adalah salah satunya. Nah, pada kasus seperti ini, manfaat marah-marah secara tidak langsung akan membuat Anda termotivasi untuk keluar dari ‘penindasan’ yang dialami tersebut.

Awalnya Anda akan merasa kesal, baik pada diri sendiri maupun orang-orang yang telah meremehkan. Namun sehabis itu, Anda akan termotivasi, entah jadi semakin giat berlatih, bekerja, dan sebagainya.

2. Membuat Bicara jadi Lebih Jelas

Ken Yeager, PhD, Clinical Director dari Stress, Trauma, and Resilience Program di Ohio State University Wexner Medical Center mengungkapkan bahwasanya manfaat marah-marah dapat membuat seseorang menjadi bicara lebih jelas sehingga apa yang hendak disampaikan benar-benar dimengerti oleh lawan bicaranya.

Hal ini dimungkinkan oleh karena saat marah-marah, Anda tidak harus memikirkan bagaimana cara menyampaikan sesuatu dengan baik tanpa berisiko menyinggung lawan bicara. Dengan marah-marah, Anda malah jadi lebih ‘jujur’ dan apa adanya. Bukankah benar begitu?

Namun, jangan sampai marah-marah Anda kelewatan, ya. Pasalnya, alih-alih lawan bicara memahami ‘unek-unek’ Anda, yang justru terjadi adalh pertengkaran.

3. Perundingan Berjalan Lancar

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Rice University, Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) mengklaim menemukan korelasi antara marah-marah dengan keberhasilan proses perundingan atau negosisasi antara pihak-pihak yang terlibat.

Pada studi yang dilakukan di tahun 2007 tersebut, didapat fakta bahwa orang yang marah-marah cenderung berkata lebih jujur dan terbuka dengan para lawan bicaranya. Manfaat marah-marah yang satu ini lantas berdampak pada potensi keberhasilan proses perundingan atau diskusi yang lebih tinggi.

Kendati demikian, perlu ditekankan sekali lagi bahwa manfat marah-marah ini akan berhasil apabila level amarah yang Anda luapkan masih berada di dalam batas kewajaran. Jika tidak, maka siap-siap Anda dan lawan bicara jadi ‘perang urat nadi’.

4. Melegakan

Sepertinya kita semua setuju dengan manfaat marah-marah yang satu ini. Meluapkan amarah, terlepas dari efek negatif yang dimilikinya, juga menjadi salah satu cara efektif untuk melegakan hati dan pikiran atas segala kerunyaman yang tengah dihadapi.

Hal ini lantas diamini pula oleh James Averill, seorang profesor dari Massachussets Amherst Psychology. Akademisi yang sejak dekade 1970-an meneliti perihal marah dan respons seseorang terhadapnya ini mengungkapkan bahwasanya orang-orang akan merasa lebih bahagia dan optimis selepas ia meluapkan amarahnya ketika berargumen.

Lebih lanjut, direktur the Berkeley Social Interaction Lab, yakni Dacher Keltner, mengungkapkan jika saat marah-marah, otak seseorang memiliki reaksi yang sama ketika ia sedang merasa bahagia. Hal ini bisa terjadi karena marah-marah membuat kita memiliki kontrol dan kekuatan penuh atas diri sendiri.

5. Lebih Mengenal Diri Sendiri

Kembali lagi ke persoalan bahwa marah-marah bisa membuat Anda berkata lebih jujur apa adanya, hal ini secara tidak langsung menghasilkan manfaat marah-marah lainnya, yakni Anda menjadi lebih mengenal diri sendiri.

Lebih mengenali diri sendiri di sini maksudnya adalah, Anda jadi semakin tahu mana yang disukai dan mana yang tidak. Namun, jangan sampai amarah Anda berujung pada tindakan yang destruktif ya, misalnya sampai melakukan kekerasan fisik.

Marah-Marah Wajar, Asal Tahu Batasan

Itu dia lima manfaat marah-marah yang bisa Anda dapatkan. Kendati begitu, seperti yang sudah disinggung berkali-kali, hal ini berlaku apabila marah-marah yang Anda lakukan masih berada dalam kendali, alih-alih kelewatan sampai pada hal-hal yang bersifat destruktif.

Pasalnya, menurut sebuah studi yang dirilis oleh Journal of Medicine and Life pada tahun 2010, marah-marah yang kelewatan malah bisa menyebabkan pelakunya mengalami gangguan kesehatan, seperti:

  • Tekanan darah tinggi
  • Gangguan irama jantung
  • Gangguan pembuluh darah arteri
  • Gangguan metabolisme tubuh
  • Diabetes

Jadi, marah yang sewajarnya saja, ya. Semoga bermanfaat!

Sumber:

  1. Staicu, ML. and Cutov, M. Anger and health risk behaviors. Journal of Medicine and Life. Nov 15. 2010 Nov 15;3(4):372-5. Epub 2010 Nov 25. PubMed PMID: 21254733; PubMed Central PMCID: PMC3019061 [Diakses pada 11 Agustus 2019]
  2. Adam, H. and Brett, J. (2018). Everything in moderation: The social effects of anger depend on its perceived intensity. Journal of Experimental Social Psychology, 76, pp.12-18 [Diakses pada 11 Agustus 2019]
  3. Matthews, M. (2018, 11 Desember). Everyone Is Angry, and That’s Not Exactly a Bad Thing. https://www.menshealth.com/health/a25457422/anger-benefits/ [Diakses pada 11 Agustus 2019]

About The Author

Radiasi WiFi: Ancaman Tak Terlihat bagi Kesehatan?

10 Obat Telat Datang Bulan Paling Manjur (Medis dan Alami)