Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tes Laju Endap Darah (LED): Tujuan, Prosedur, dan Nilai Normal

Myles Bannister

Tes laju endap darah (LED) adalah tes untuk mengukur kecepatan penggumpalan sel darah merah di dalam plasma darah melalui sampel darah yang diteliti. Nilai laju endap darah dinyatakan dalam satuan mm/jam.

Nama lain dari pemeriksaan ini, yaitu ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate), BBS (Blood Bezenking Snelheid), dan BSR (Blood Sedimentation Rate).

Dokter akan menyarankan tes laju endap darah ketika mencurigai adanya inflamasi atau peradangan yang tinggi di dalam tubuh.

Tes LED berlangsung selama sekitar satu jam. Pengujian LED bisa dilakukan secara manual dan otomatis.

Pemeriksaan laju endap darah dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan di dalam tubuh. Tes ini juga bertujuan untuk memantau penyakit yang sudah ada, misalnya rheumatoid arthritis.

Sayangnya, tes ini tidak bisa mengetahui secara lebih spesifik area tubuh yang sedang meradang dan mendiagnosis penyakit pasien secara langsung.

Tes ini hanya akan membantu dokter mendeteksi adanya peradangan sekaligus menentukan tes lanjutan yang mungkin diperlukan. Oleh karena itu, dokter sering kali menggabungkan tes ini dengan tes lainnya.

Dokter akan menyarankan pemeriksaan jika Anda menunjukkan gejala gangguan peradangan seperti sakit kepala, demam, kekakuan sendi, sakit leher atau bahu, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, atau anemia.

Tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani prosedur. Namun, sebaiknya beritahu dokter jika sedang menggunakan obat tertentu yang dapat memengaruhi hasil tes, misalnya obat steroid, antiinflamasi non-steroid (NSAID), dan statin.

Tes bisa dilakukan secara otomatis dan manual. Meskipun tes LED secara otomatis lebih efisien, masih banyak rumah sakit atau klinik yang lebih memilih untuk melakukan tes LED secara manual.

Metode pemeriksaan manual yang sering dilakukan adalah metode Westergren. Alasannya, prosedur ini memiliki teknik sederhana dan lebih ekonomis. Selain itu, hasilnya cukup akurat. Metode Westergren juga disarankan oleh International Committee for standardization in Hematology (ICSH).

Prosedur tes dengan menggunakan metode Westergren adalah sebagai berikut: dokter mengambil sampel darah secukupnya dari dalam tubuh pasien, darah tersebut dicampurkan dengan antikoagulan (Na sitrat 3,8%), tenaga medis memasukkannya ke dalam tabung Westergren, tabung-tabung kaca tersebut disimpan pada rak tabung agar tetap tegak, lalu didiamkan dalam suhu kamar selama 1 atau 2 jam.

Setelah prosedur selesai, nilai tes LED bisa Anda lihat. Pada metode Westergren, nilai laju endap darah normal pada wanita adalah 0 — 15 mm/jam dan pada pria adalah 0 — 10 mm/jam.

Apabila hasil tes LED menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai normal, ini artinya pasien tersebut memiliki nilai laju endap darah tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peradangan atau penyakit akut tertentu di dalam tubuh.

Dokter bisa mendiagnosis bahwa pasien tersebut mengalami peradangan atau penyakit akut. Namun, lokasinya masih belum bisa ditemukan jika hanya mengandalkan tes ini. Untuk menentukan lokasi terjadinya inflamasi, pasien perlu melakukan tes lanjutan.

Tidak ada efek samping langsung yang berkaitan dengan tes LED. Namun, pengambilan darah berisiko memicu berbagai komplikasi seperti infeksi, perdarahan, pingsan, memar, pusing, hematoma (pengumpulan darah di luar pembuluh darah), dan radang pada vena.

Itulah penjelasan seputar prosedur tes laju endap darah. Tes ini sebaiknya dilakukan atas rekomendasi dan pengawasan dokter. Setelah memperoleh hasilnya, sebaiknya Anda berkonsultasi lanjutan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

About The Author

Vectrine: Manfaat, Dosis, Efek Samping, Peringatan, dll

11 Makanan untuk Kesehatan Kulit (Sehat dan Cantik)