Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tes Elektrolit: Definisi, Fungsi, Prosedur, Hasil, dll

Myles Bannister

Tes elektrolit dilakukan untuk mendeteksi masalah keseimbangan elektrolit tubuh. Masalah ini dapat menyebabkan hipertensi hingga penyakit ginjal. Penjelasannya dapat ditemukan di bawah ini.

Apa Itu Tes Elektrolit?

Tes elektrolit adalah pemeriksaan darah untuk mengukur jumlah elektrolit utama dalam tubuh. Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang mengontrol kadar cairan dan keseimbangan asam basa tubuh, serta berperan dalam aktivitas otot dan saraf, irama jantung, dan fungsi penting lainnya.

Ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan ketidakteraturan irama jantung yang mengancam jiwa.

Tes Elektrolit Mengukur Kadar Mineral

Tes elektrolit adalah tes darah yang mengukur kadar elektrolit utama tubuh, termasuk:

  • Sodium. Mengontrol jumlah cairan dalam tubuh dan membantu kerja saraf dan otot.
  • Klorida. Mengontrol kadar cairan tubuh, menjaga volume darah dan tekanan darah yang sehat.
  • Bikarbonat. Menjaga keseimbangan asam basa tubuh dan mengangkut karbon dioksida melalui darah.
  • Kalium. Membantu jantung dan otot bekerja dengan baik.

Fungsi Tes Elektrolit

Tes elektrolit biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan darah rutin atau panel metabolik yang menyeluruh. Tes ini juga digunakan untuk mendiagnosis ketidakseimbangan cairan atau asam basa tubuh.

Pengukuran elektrolit biasanya dilakukan secara bersamaan, tetapi terkadang dilakukan secara terpisah jika ada kecurigaan masalah dengan elektrolit tertentu.

Siapa yang Membutuhkan Tes Elektrolit?

Tes ini mungkin diperlukan jika seseorang mengalami gejala seperti kebingungan, mual, dan kelemahan, yang bisa menjadi tanda ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Tes elektrolit juga dapat dipesan jika seseorang berada di rumah sakit untuk membantu dalam diagnosis atau pemantauan perawatan kondisi lain seperti gagal jantung.

Orang dengan kondisi tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, kerusakan saraf, penyakit ginjal kronis, atau pengobatan kanker, juga mungkin memerlukan tes elektrolit.

Prosedur Tes Elektrolit

Tenaga medis akan mengambil sampel darah dari vena lengan menggunakan jarum kecil. Selain itu, tes ini juga dapat dilakukan melalui sampel urine.

Risiko Prosedur Tes

Setelah prosedur pengambilan darah, pasien mungkin mengalami sedikit rasa sakit atau memar di area tusukan jarum, tetapi gejala ini biasanya hilang dengan cepat. Prosedur tes ini juga dapat menyebabkan pendarahan, infeksi, dan pusing.

Tes Lainnya yang Mungkin Dilakukan

Tes lain yang mungkin dilakukan adalah tes urine untuk klorida, tes darah untuk glukosa, atau urinalisis dasar. Jika pasien pernah mengalami serangan jantung, mungkin juga dilakukan elektrokardiogram (EKG) bersamaan dengan tes elektrolit. Tes darah lain juga dapat dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal.

Membaca Hasil Tes Elektrolit

Hasil tes bisa berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, riwayat kesehatan, metode tes, dan faktor lainnya. Hasil tes bisa saja tidak menunjukkan masalah kesehatan. Lebih baik berkonsultasi dengan dokter mengenai arti hasil tes untuk setiap individu.

Masing-masing tes memeriksa elektrolit yang berbeda. Kadar elektrolit yang tidak normal dapat terjadi karena beberapa kondisi, seperti dehidrasi, penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes, asidosis, atau alkalosis.

Hasil spesifik akan bergantung pada elektrolit yang terpengaruh dan apakah kadar elektrolit tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. Namun, kadar elektrolit yang tidak normal tidak selalu menandakan masalah medis.

Batas Kadar Elektrolit Normal

Hasil tes elektrolit diberikan dalam satuan mEq/L. Berikut adalah kisaran normal untuk setiap jenis elektrolit dalam darah:

1. Kalium (K)

  • Bayi baru lahir: 3,9-5,9 mEq/L
  • Bayi: 4,1-5,3 mEq/L
  • Anak-anak: 3,4-4,7 mEq/L
  • Dewasa: 3,5-5 mEq/L

Kadar kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat membahayakan pasien dengan syok atau irama jantung yang berbahaya.

2. Klorida (Cl)

  • Bayi prematur: 95-110 mEq/L
  • Bayi baru lahir: 96-106 mEq/L
  • Anak-anak: 90-110 mEq/L
  • Dewasa: 98-106 mEq/L

3. Natrium (Na)

  • Bayi baru lahir: 133-146 mEq/L
  • Bayi prematur dalam 48 jam: 128-148 mEq/L
  • Anak-anak: 138-146 mEq/L
  • Dewasa di atas usia 90: 132-146 mEq/L
  • Dewasa: 136-145 mEq/L

Bikarbonat (CO2)

  • Bayi baru lahir: 13-22 mEq/L
  • Bayi: 20-28 mEq/L
  • Anak-anak: 20-28 mEq/L
  • Dewasa: 23-28 mEq/L

Itulah penjelasan lengkap mengenai tes elektrolit untuk mengukur kadar elektrolit dalam tubuh. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Electrolytes. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&contentid=electrolytes. Diakses pada 12 Oktober 2021
  2. Anonim. 2021. Electrolyte Panel. https://medlineplus.gov/lab-tests/electrolyte-panel/. Diakses pada 12 Oktober 2021
  3. Anonim. 2018. Electrolyte test. https://www.nhs.uk/conditions/electrolyte-test/. Diakses pada 12 Oktober 2021

About The Author

3 Cara Menghilangkan Tato yang Aman Secara Medis

13 Penyebab Payudara Besar Sebelah pada Wanita