Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tes Disfungsi Ereksi: Apa yang Harus Diperiksa?

Myles Bannister

Penyebab pria tidak bisa ereksi atau mempertahankannya terjadi karena berbagai faktor. Jika ingin tahu apakah penis berisiko mengalami impotensi, lakukanlah pemeriksaan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan langsung atau oleh paramedis. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperiksa pada pria.

Pemeriksaan Fisik

Tahap pertama untuk mengetahui adanya gangguan ereksi adalah melihat kondisi fisik secara keseluruhan. Salah satu tanda penurunan ereksi dapat dilihat dari perkembangan abnormal di daerah dada pada pria, yang disebut gynecomastia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh pria.

Perhatikan juga perilaku ereksi penis. Jika ereksi tetap berlangsung lama dan tidak mudah kendur tanpa stimulus berkelanjutan, maka kemungkinan tidak ada gangguan impotensi. Namun, jika ereksi menurun hanya dalam beberapa menit, maka perlu waspada karena itu bisa menjadi tanda disfungsi ereksi.

Kesehatan Mental

Kesehatan mental dapat diperiksa oleh dokter. Biasanya dokter akan menanyakan apakah ada tekanan dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah pekerjaan atau masalah lainnya. Tekanan yang tinggi seringkali membuat pria tidak dapat berkonsentrasi, sehingga ereksi seringkali tidak berhasil dilakukan.

Beberapa pria juga memiliki ketakutan saat berhubungan seks. Ketakutan dan kecemasan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, mereka mungkin telah mengalami kekerasan seksual saat masih kecil, sehingga keintiman dengan pasangan membuat mereka merasa kurang nyaman.

Pemeriksaan Urine dan Darah

Impotensi pada pria dapat disebabkan oleh penyakit kronis, salah satunya adalah diabetes. Pria dengan diabetes akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Kerusakan ini membuat ereksi penis menjadi sulit dilakukan.

Pemeriksaan urine atau darah biasanya dilakukan untuk mengetahui adanya diabetes atau pra-diabetes. Selain itu, penyakit ginjal dan jantung juga dapat menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan ereksi. Dengan pemeriksaan ini, pria dapat mengetahui secara detail dan melakukan pencegahan atau pengobatan dengan lebih baik.

Pemeriksaan Ereksi saat Tidur

Pemeriksaan lainnya untuk mengetahui adanya gangguan ereksi adalah dengan mengamati ereksi saat tidur. Pria yang normal dan sehat biasanya mengalami ereksi sebanyak 3-5 kali dengan durasi lebih dari 15 menit setiap kali. Jika pria kesulitan mendapatkan ereksi saat bangun tidur dan mudah mendapatkannya saat tidur, maka masalahnya mungkin terkait dengan psikologi atau kesehatan mental.

Pria mungkin tidak menyadari berapa kali mereka mengalami ereksi selama tidur selama 6-8 jam. Oleh karena itu, dokter akan menggunakan alat seperti cincin yang dipasang di sekitar penis. Saat terjadi ereksi, alat ini akan merekamnya sehingga frekuensinya dapat tercatat dengan jelas.

Pemindaian dengan Ultrasonik

Pemeriksaan eksternal atau pengamatan kadang-kadang tidak cukup. Oleh karena itu, pria harus melakukan pemindaian dengan menggunakan sinar ultrasonik. Pemindaian ini akan menghasilkan gambaran yang jelas mengenai bagian dalam penis. Jika ada masalah, dokter dapat melakukan pemeriksaan yang lebih mendetail.

Itulah lima hal yang dapat dilakukan oleh pria dalam pemeriksaan ereksi. Perhatikan kondisi penis saat berhubungan seks. Jika ada masalah meskipun kecil, segera cari tahu penyebabnya agar dapat segera ditangani.

About The Author

Micromanagement: Pengertian, Ciri-ciri, dan Dampak Buruknya

Diamicron (Gliclazide): Manfaat, Dosis, Efek Samping