Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Terapi Psikofarmakologi: Obat-obatan untuk Masalah Mental

Myles Bannister

Masalah mental dapat ditangani dengan psikofarmakologi, terapi penggunaan obat-obatan yang membantu mengatasi gangguan mental. Terapi ini harus dilakukan oleh psikiater sesuai prosedur yang ditetapkan. Berikut adalah penjelasan mengenai definisi dan penggunaan terapi psikofarmakologi.

Apa itu Psikofarmakologi?

Pada dasarnya, psikofarmakologi adalah penggunaan obat-obatan untuk mengatasi kondisi kesehatan mental, seperti yang dilansir oleh Psychology Today. Terapi ini melibatkan penggunaan zat-zat kimia, baik yang dihasilkan di laboratorium maupun yang bersifat alami, untuk mengubah suasana hati, sensasi, pikiran, dan perilaku seseorang.

Terapi psikofarmakologi digunakan untuk mengatasi berbagai masalah mental, termasuk depresi, gangguan kecemasan, psikosis, masalah tidur, dan nyeri kronis. Beberapa obat yang digunakan bertujuan meredakan rasa sakit atau ketidaknyamanan, sementara yang lain bertujuan meningkatkan fungsi mental.

Penggunaan Psikofarmakologi dalam Kesehatan Mental

Penggunaan psikofarmakologi bisa menjadi terapi utama atau kombinasi dengan terapi lainnya, tergantung pada kondisi pasien. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan paling efektif adalah dengan mengkombinasikan penggunaan obat-obatan dengan terapi psikologis.

Psikiater memainkan peran penting dalam pengobatan pasien dengan obat-obatan, dan mereka perlu memantau pasien dengan cermat. Terapi farmasi direkomendasikan ketika terapi psikologis saja tidak cukup atau tidak efektif.

Pasien perlu didasarkan ke psikiater untuk evaluasi dan konsultasi mengenai obat mana yang paling cocok untuk mereka. Obat-obatan ini hanya boleh diresepkan oleh psikiater atau profesional kesehatan dengan izin yang tepat.

Jenis Obat-obatan Psikiatri dalam Psikofarmakologi

Berikut adalah beberapa jenis obat-obatan yang digunakan dalam terapi psikofarmakologi:

Antidepresan

Antidepresan adalah jenis obat yang paling umum diresepkan oleh psikiater. Obat ini bekerja dengan mengatur neurotransmitter serotonin, dopamin, dan norepinefrin.

Antidepresan digunakan untuk mengatasi depresi, sindrom kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pasca-trauma, fobia, dan bulimia. Namun, penggunaan antidepresan ini perlu diawasi ketat karena dapat menyebabkan efek samping seperti mual, penurunan berat badan dan hasrat seksual, aritmia, dan disfungsi ereksi.

Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, kecemasan, dan serangan panik. Obat ini juga digunakan dalam terapi penarikan alkohol dan sebagai obat penenang sebelum operasi. Penggunaan benzodiazepin harus diawasi dengan ketat karena dapat menyebabkan ketergantungan.

Obat ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas neurotransmitter asam gamma-aminobutyric (GABA), yang mengurangi aktivitas sel saraf di otak. Hal ini membuat pasien merasa lebih tenang setelah mengonsumsi obat ini.

Stimulan

Stimulan digunakan untuk mengatasi gangguan hiperaktivitas dan kurang perhatian (Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD). Obat ini meningkatkan kewaspadaan dan energi mental.

Stimulan membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi. Kafein sebenarnya adalah jenis stimulan yang dapat ditemukan dalam kopi, teh, dan minuman berkafein lainnya.

Penderita ADHD memiliki kerja dopamin yang tidak normal di otak, yang menyebabkan gejala impulsive dan hiperaktif. Obat stimulan membantu mengatur kadar dopamin dan meningkatkan kerja neurotransmitter, sehingga bagian otak yang mengatur fungsi eksekutif dan fokus dapat bekerja lebih efektif.

Pengontrol Mood

Jenis obat ini umumnya digunakan dalam pengobatan masalah gangguan mood, seperti bipolar dan depresi yang tidak responsif terhadap terapi psikologis. Beberapa contoh obat ini termasuk lithium dan valproic acid, yang dapat mempengaruhi tekanan darah.

Efek samping yang serupa dengan antidepresan mungkin akan timbul. Penggunaan obat ini juga harus diawasi ketat karena dapat menyebabkan ketergantungan. Penggunaan obat pun sebaiknya dikombinasikan dengan olahraga dan pola makan yang sehat.

Antipsikotik

Antipsikotik digunakan untuk mengatasi gangguan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan skizoafektif. FDA juga memberikan izin penggunaan obat ini dalam pengobatan bipolar dan depresi. Halusinasi yang dialami oleh penderita skizofrenia disebabkan oleh adanya dopamin yang berlebihan dalam neurotransmitter.

Antipsikotik mengatur kadar dopamin untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan tersebut. Karena dopamin juga mempengaruhi fungsi lain di otak, obat ini seringkali menyebabkan efek samping seperti kelambatan gerakan dan refleks.

Batasan Terapi Psikofarmakologi

Kapan pengobatan dengan obat harus dilakukan? Keputusan ini bergantung pada kondisi pasien. Pengobatan dengan obat dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau hanya beberapa minggu atau bulan saja.

Putusan untuk melanjutkan atau menghentikan pengobatan obat harus dibuat oleh psikiater setelah berkonsultasi dengan ahli terapi dan mempertimbangkan kondisi pasien. Pasien dan petugas kesehatan yang merawat juga perlu memperhatikan risiko yang mungkin timbul akibat penggunaan obat tersebut.

Pada beberapa kondisi, seperti skizofrenia dan gangguan bipolar, obat-obatan mungkin menjadi satu-satunya cara untuk mengendalikan gejala. Pengobatan perlu dilanjutkan secara konsisten untuk mengendalikan gejalanya.

Pada gangguan kecemasan dan depresi, obat-obatan seringkali diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mencegah munculnya gejala akut. Mungkin diperlukan beberapa percobaan untuk menemukan obat yang tepat, dan dosisnya perlu disesuaikan secara periodik sesuai dengan kondisi internal dan eksternal pasien.

Seperti obat-obatan lainnya, obat-obatan psikoaktif juga memiliki efek samping. Beberapa efek sampingnya dapat mempengaruhi kerja neurotransmitter.

Perlu diingat bahwa obat-obatan ini dapat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, dan efek samping yang tidak diinginkan dapat muncul. Misalnya, mulut kering, gangguan metabolisme, dan lain-lain. Pengobatan harus dipantau dengan cermat untuk menyeimbangkan manfaat dan risiko yang mungkin timbul.

Penggunaan psikofarmakologi umumnya dikombinasikan dengan terapi psikologis untuk hasil yang optimal. Obat-obatan seperti antidepresan, benzodiazepin, stimulan, antipsikotik, dan pengontrol mood dapat digunakan dalam terapi psikofarmakologi.

Penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum menggunakan psikofarmakologi sebagai pengobatan.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Psychopharmacology (Medication Management). https://www.columbiadoctors.org/treatments-conditions/psychopharmacology-medication-management. (Diakses pada 12 Februari 2022).
  2. Anonim. 2008. Psychopharmacological Treatment. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/psychopharmacological-treatment. (Diakses pada 12 Februari 2022).
  3. Anonim. 2022. Psychopharmacology. https://www.psychologytoday.com/us/basics/psychopharmacology. (Diakses pada 12 Februari 2022).

About The Author

Sebelum Gunakan Lip Plumper, Inilah Hal yang Wajib Diketahui!

Perih saat Berhubungan Intim, Apa Penyebabnya?