Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Telat Makan dan Masuk Angin: Apakah Ada Hubungannya?

Myles Bannister

Masuk angin adalah salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia. Meskipun tergolong ringan, masuk angin dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, benarkah kebiasaan telat makan menjadi salah satu penyebabnya?

Telat Makan dan Masuk Angin

Masuk angin sebenarnya bukanlah masalah medis, melainkan gabungan dari gejala flu dan masalah pencernaan seperti rasa tidak nyaman, pegal-pegal, kembung, sering kentut, mual, dan sakit perut. Beberapa orang bahkan mengalami pilek dan hidung tersumbat parah akibat masuk angin.

Di Indonesia, kebiasaan makan yang tidak teratur menjadi hal umum. Hal ini disebabkan oleh kesibukan sejak pagi hingga sore, membuat kita terbiasa makan hanya ketika ada waktu luang atau ketika sudah merasakan lapar.

Namun, kebiasaan telat makan dapat berdampak buruk bagi ritme sirkadian tubuh, yang mengatur berbagai fungsi tubuh kita sepanjang hari. Kebiasaan telat makan dapat menganggu produksi enzim yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengatur waktu tidur, dan lain sebagainya.

Jika kita telat makan, tubuh sudah memproduksi asam lambung dan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan. Namun, jika kita tidak makan, semua itu menjadi percuma dan dapat menyebabkan masalah seperti kram perut, peningkatan asam lambung, dan bahkan tukak lambung. Selain itu, kita juga berisiko mengalami sakit perut dan kembung yang parah. Gejala-gejala ini sering dianggap sebagai masuk angin, tetapi penting untuk dicatat bahwa masuk angin bukanlah hasil dari telat makan, melainkan disebabkan oleh infeksi virus influenza.

Dampak Buruk dari Kebiasaan Telat Makan

Kebiasaan telat makan memiliki berbagai dampak buruk bagi kesehatan kita, di antaranya:

Mudah Lelah

Telat makan dapat menyebabkan otak kita kekurangan nutrisi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan fungsi otak, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan kelelahan fisik dan mental.

Lambatnya Metabolisme

Kebiasaan telat makan dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh dan memperlambat laju metabolisme. Selain menyebabkan kurangnya energi, hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

Sindrom Iritasi Usus

Kebiasaan telat makan dapat meningkatkan risiko terkena sindrom iritasi usus, yang ditandai oleh diare, perut kembung, dan kram perut yang parah.

Peradangan Lambung

Kebiasaan telat makan dapat menyebabkan peradangan pada lambung dan bahkan tukak lambung yang ditandai dengan nyeri perut yang hebat.

Memicu Stres

Telat makan dapat menyebabkan otak kekurangan nutrisi dan meningkatkan risiko stres. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko sakit kepala.

Sumber:

  1. Masters, Maria. 2016. Why Your Random Eating Schedule Is Risky for Your Health. health.com/weight-loss/meal-timing-weight-gain. (Diakses pada 21 Januari 2020).

About The Author

Bronkokonstriksi: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Komplikasi

Macam-Macam Gangguan Pendengaran dan Cara Mencegahnya