Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tantrum pada Bayi: Penyebab, Cara Mengatasi, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Tantrum pada bayi terjadi karena faktor lingkungan dan pola asuh. Ada beberapa tips untuk mengatasi tantrum anak. Penjelasan mengenai definisi, penyebab, cara mengatasi, dan pencegahannya bisa Bunda temukan di sini!

Apa Itu Tantrum pada Bayi?

Tantrum adalah bayi atau anak meluapkan emosi dengan menangis kencang, melempar barang, berteriak, atau bahkan berguling-guling di lantai. Bayi atau anak tantrum biasanya berusia 3-4 tahun dan bertingkah seperti itu karena menginginkan atau membutuhkan sesuatu yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata.

Anak yang mengalami tantrum bereaksi terlalu kuat terhadap situasi yang sebenarnya ringan. Contohnya, ketika orang tua memberitahu anak untuk menyimpan mainan atau menolak permintaan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak meronta-ronta, berteriak, dan memukul.

Penyebab Bayi Tantrum

Bayi tantrum bisa disebabkan karena keinginan mereka yang tidak terpenuhi atau merasa tidak nyaman. Hal ini bisa terjadi karena beberapa sebab.

Berikut adalah beberapa kondisi yang menjadi penyebab tantrum pada bayi:

1. Anak Merasa Takut

Bayi bisa terkejut atau takut mendengar suara yang tiba-tiba, melihat pemandangan yang aneh, atau bertemu dengan orang baru. Mereka juga bisa merasa cemas ketika ditinggalkan oleh orang tua atau pengasuhnya.

2. Frustasi

Frustasi adalah penyebab tantrum pada bayi. Anak butuh waktu untuk belajar bagaimana mengekspresikan diri, dan ketidakmampuan mereka dalam mengungkapkan keinginan bisa menjadi pemicu tantrum.

Tantrum sering terjadi selama masa transisi, seperti naik dan turun dari kursi tinggi, setelah bermain, atau saat makan.

3. Kebingungan

Bayi yang mendapatkan rangsangan berlebih dari lingkungan dapat menjadi bingung. Misalnya, setelah pertemuan keluarga besar atau pesta, bayi mungkin kebingungan karena lingkungan yang berisik, banyak aktivitas, dan interaksi. Ini dapat menyebabkan mereka tantrum jika orang tua tidak mengenali tanda-tanda rangsangan berlebihan, yang bisa terlihat dari sikap rewel dan menangis.

4. Tidak Merasa Nyaman

Saat bayi tantrum, orang tua harus memastikan apakah ada faktor lain yang menyebabkan tantrum, seperti rasa lapar atau lelah.

Jika bayi merasa tidak nyaman, baik itu karena kepanasan atau masalah kesehatan yang serius, mereka akan mencoba mengekspresikannya melalui tubuhnya.

Cara Mengatasi Tantrum pada Bayi

Selama tantrum, bayi bisa menunjukkan gejala seperti merengek, menangis, berteriak, menendang, memukul, menahan napas, menegangkan tubuh, atau melemaskan tubuh. Untuk mengatasi gejala tersebut, berikut beberapa tips yang bisa Bunda lakukan.

1. Mengalihkan Perhatian

Jika Bunda melihat bayi mulai tantrum namun belum terlalu emosi, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya. Tawarkan sesuatu yang menarik atau ajak bayi bermain dengan hal yang menyenangkan.

2. Tetap Tenang

Ketika bayi tantrum, jangan mengancam, menceramahi, atau memarahinya. Hal ini hanya akan membuat bayi semakin emosi. Tunggu hingga bayi tenang, kemudian berbicara dengan anak tentang perilaku mereka.

3. Mengabaikan Amukan Bayi

Metode ini menunjukkan kepada anak bahwa tantrum tidak akan membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jangan mendekati bayi saat tantrum, karena hal ini hanya akan memperkuat kebiasaan anak saat ingin sesuatu.

4. Pastikan Mengawasi Anak di Tempat Umum

Jika Bunda dan bayi berada di tempat umum, pastikan Anda dapat melihat bayi (dan bayi dapat melihat Anda) sepanjang waktu. Jika merasa bahwa bayi mungkin akan melukai diri sendiri atau orang lain, sebaiknya jauhkan mereka dari situasi tersebut.

5. Memastikan Bayi Tetap Aman

Pastikan untuk menghilangkan benda berbahaya yang ada di sekitar bayi. Jika perlu, gendong bayi agar mereka tidak melukai diri sendiri. Jika anak benar-benar tidak terkendali, bawalah mereka ke tempat yang aman sampai mereka merasa tenang.

Selain tips-tips tersebut, Bunda juga sebaiknya menghindari hal-hal berikut:

  • Menyerah atau berubah pikiran. Jika Bunda melakukan ini, anak-anak akan belajar bahwa tantrum dapat membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika Bunda berada di rumah dan bayi dalam keadaan aman, cobalah untuk meninggalkan mereka dan pergi ke ruangan lain.
  • Memukul, menggigit, atau menendang balik. Meskipun Bunda mungkin berpikir bahwa ini akan mengajarkan anak bahwa tindakan tersebut menyakitkan, namun sebenarnya bisa jadi sebaliknya – anak justru melihat bahwa perilaku tersebut dapat diterima karena orang tua melakukannya. Sebaliknya, jelaskan kepada anak bahwa perilaku seperti itu tidak boleh dilakukan.

Cara Mencegah Tantrum pada Bayi

Coba untuk mencegah kemunculan tantrum sejauh mungkin. Berikut adalah beberapa ide yang dapat membantu:

  • Berikan banyak perhatian positif. Biasakan mengapresiasi perilaku baik anak. Berikan pujian dan perhatian untuk perilaku positifnya.
  • Tawarkan pilihan pada anak. Berikan anak pilihan kecil seperti “Apakah mau jus jeruk atau jus apel?” atau “Apakah mau menyikat gigi sebelum atau sesudah mandi?” Dengan memberi pilihan, Bunda dapat menghindari pertanyaan yang pasti akan dijawab tidak oleh anak.
  • Jauhkan benda berbahaya. Meskipun hal ini bisa sulit dilakukan, menjauhkan benda berbahaya dari pandangan dan jangkauan anak dapat mencegah tantrum. Terapkan hal ini baik di rumah maupun di tempat umum.
  • Alihkan perhatian anak. Tawarkan sesuatu yang lain sebagai pengganti dari apa yang anak tidak bisa dapatkan. Anak dapat mencoba melakukan kegiatan baru untuk menggantikan aktivitas yang menyebabkan frustrasi atau dilarang.
  • Bantu anak mempelajari keterampilan baru. Dukung anak dalam belajar melakukan sesuatu. Pujilah anak atas pencapaian mereka agar mereka merasa bangga. Mulailah dengan sesuatu yang sederhana sebelum pindah ke kegiatan yang lebih menantang.
  • Kenali batasan anak. Jika Bunda tahu bahwa anak merasa lelah, ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seperti berbelanja atau menyelesaikan pekerjaan rumah.

Referensi

  1. Anonim. 2021. Temper Tantrums. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/14406-temper-tantrums (Diakses pada 23 Juli 2021)
  2. Anonim. 2018. Temper Tantrums. https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html. (Diakses pada 23 Juli 2021)
  3. White, Jennifer. 2021. Understanding Your Baby’s Tantrums. https://www.verywellfamily.com/understanding-baby-tantrums-284473 (Diakses pada 23 Juli 2021)

About The Author

10 Sayuran Khas Jepang yang Bernutrisi Tinggi dan Lezat

Manfaat Memelihara Hewan untuk Kesehatan