Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Tanda Anak Mengalami Pelecehan Seksual dan Cara Menyikapinya

Myles Bannister

Tanda anak mengalami pelecehan seksual tidak selalu jelas. Anda bisa mengamatinya lewat aspek fisik, perilaku, dan emosional. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Tanda Kekerasan Seksual pada Anak yang Wajib Diwaspadai

Pelecehan seksual dapat menimbulkan trauma yang mendalam pada anak. Korban masih terlalu muda untuk mengungkapkan dan mencari bantuan.

Ini dapat menyebabkan PTSD, depresi, dan kecemasan seumur hidup.

Orang tua sebaiknya mewaspadai tanda-tanda kekerasan seksual pada anak. Anda bisa mengamatinya melalui tiga aspek berikut:

1. Tanda Fisik

Perubahan fisik pada anak yang mengalami pelecehan seksual dapat dilihat dari beberapa tanda:

  • Terdapat darah di pakaian dalam anak.
  • Pakaian anak robek.
  • Luka di area genital anak.
  • Kesulitan buang air.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Kesulitan duduk atau berjalan.
  • Rasa gatal, nyeri, atau terbakar di area genital.
  • Infeksi menular seksual.
  • Kehamilan.

Jeanne Wess dalam bukunya “Tanda-Tanda Fisik Balita” juga menyebutkan bahwa sakit kerongkongan tanpa penyebab jelas bisa menjadi indikasi seks oral yang mengarah pada tanda anak mengalami pelecehan seksual.

2. Tanda Perilaku

Tanda anak mengalami pelecehan seksual dapat diamati dari perubahan perilaku, seperti:

  • Mimpi buruk atau masalah tidur.
  • Masalah nafsu makan.
  • Perilaku seksual bermasalah.
  • Avoid teman atau tempat tertentu.
  • Takut saat disentuh.
  • Mudah terkejut.
  • Mengompol.
  • Ketakutan yang parah.
  • Perubahan perilaku di sekolah.
  • Perubahan perilaku menjaga kebersihan.
  • Melarikan diri dari rumah.
  • Lebih manja kepada orang tua.
  • Melukai diri sendiri.
  • Gejala stres pascatrauma.
  • Pikiran untuk bunuh diri.

3. Tanda Emosional

Perubahan emosional juga dapat diamati pada anak yang mengalami pelecehan seksual, seperti:

  • Mudah malu.
  • Perkembangan terhambat.
  • Rasa bersalah.
  • Kepercayaan diri menurun.
  • Putus asa.
  • Menarik diri dari lingkungan.
  • Merasa tidak berharga.
  • Agresif dan mudah marah.
  • Depresi dan kecemasan.
  • Merasa tidak cukup baik.
  • Sering menangis tanpa penyebab jelas.

Cara Menyikapi Pelecehan Seksual pada Anak

Jika anak menunjukkan perubahan fisik, perilaku, dan emosi, bukan berarti ia mengalami pelecehan seksual. Perubahan ini juga bisa terjadi karena alasan lain.

Tanda anak mengalami pelecehan seksual bisa bervariasi. Orang tua sebaiknya berbicara dengan anak secara perlahan untuk mengetahui pengalamannya.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyikapi pelecehan seksual pada anak, antara lain:

1. Mengajak Anak Berbicara

Langkah pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah berbicara dengan anak secara empat mata.

Jika anak mulai menceritakan, perhatikan reaksi Anda dan anak itu sendiri. Tahu apa yang perlu dilakukan.

Mendengarkan pengalaman anak mungkin membuat Anda marah, terkejut, dan bingung. Itu normal. Tapi jangan sampai anak terkejut dengan respons Anda.

Jika Anda kesulitan berbicara dengan anak, konsultasikan dengan profesional untuk membantunya mengatasi perasaan bergejolak dan berbicara dengan anak.

2. Memberikan Dukungan pada Anak

Saat anak mulai terbuka dan menceritakan kejadian yang dialaminya, pastikan untuk memberikan dukungan. Tunjukkan bahwa menceritakan itu benar.

Namun, hindari memaksa anak untuk menceritakan detail pengalaman. Pastikan dia tidak merasa bersalah.

Anda juga bisa memberi tahu anak bahwa Anda akan selalu ada di sampingnya ketika dibutuhkan. Ini akan membuatnya merasa aman dan dilindungi.

3. Beri Waktu pada Anak

Menceritakan pengalaman traumatis bukanlah hal yang mudah. Anak mungkin butuh waktu sebelum dia siap untuk menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya.

Jadi, jika anak belum siap untuk berbicara, beri dia waktu sampai dia benar-benar siap membuka diri.

Beri anak waktu untuk menenangkan diri sampai dia siap.

Jika ada tanda fisik akibat pelecehan seksual, sebaiknya periksakan anak ke dokter.

Pelecehan seksual sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, seperti kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Ajak anak untuk mengunjungi psikolog guna mengelola trauma yang mungkin dialaminya. Dengan demikian, dampak kekerasan seksual dapat ditangani dengan baik.

Referensi

  1. Anonim. 2023. Spotting Signs of Child Sexual Abuse. https://www.nhs.uk/live-well/spotting-signs-of-child-sexual-abuse/. (Diakses pada 28 Agustus 2023).
  2. Anonim. Child Sexual Abuse and Warning Signs. https://www.michigan.gov/voices4/about/child. (Diakses pada 28 Agustus 2023).
  3. Lukefahr, James. 2008. Behavioral Indicators of Sexual Abuse. https://www.utmb.edu/pedi_ed/CoreV2/Abuse/page_14.htm. (Diakses pada 28 Agustus 2023).

About The Author

Jus Alpukat Jadi Tak Sehat, Jika Dibuat dengan 4 Cara Ini!

Orang Tua Wajib Tahu, Ini 8 Cara Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini