Ketergantungan pada ponsel dapat menyebabkan seseorang mengalami nomofobia atau takut hidup tanpa ponsel. Bagi beberapa orang, penggunaan ponsel sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam keseharian. Namun, jika tidak diatasi, kondisi ini dapat mengganggu rutinitas sehari-hari. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Nomofobia?
Nomofobia atau takut hidup tanpa ponsel merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketakutan yang berlebihan ketika seseorang terpisah dari ponselnya dalam jangka waktu tertentu. Istilah nomofobia sendiri merupakan singkatan dari ‘no mobile phone phobia’.
Merasa khawatir saat terpisah dari ponsel karena kehilangan, baterai habis, atau hilang sinyal memang bisa menjadi hal yang wajar. Namun, jika kekhawatiran dan ketakutan ini terlalu kuat, intens, dan mengganggu aktivitas sehari-hari, maka dapat dikatakan bahwa Anda mengalami nomofobia ini.
Dengan perkembangan teknologi dan ketergantungan manusia pada ponsel yang semakin meningkat, nomofobia pun mulai berkembang. Meskipun masih sedikit penelitian tentang fobia ini, beberapa studi telah menemukan bahwa nomofobia semakin meluas.
Istilah nomofobia pertama kali diperkenalkan oleh United Kingdom (UK) Post Office pada tahun 2008 ketika YouGov, sebuah organisasi penelitian berbasis di Inggris, melakukan penelitian untuk mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan kecemasan akibat penggunaan ponsel secara berlebihan.
Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa 53% penduduk Inggris yang menggunakan ponsel merasa cemas ketika tidak memiliki ponsel, baterai habis, atau kehilangan sinyal.
Penelitian lain di India pada tahun 2017 melibatkan 145 mahasiswa kedokteran tahun pertama. Hasilnya menunjukkan bahwa 17,9% peserta mengalami nomofobia ringan, 60% mengalami gejala sedang, dan 22,1% mengalami gejala parah.
Gejala Nomofobia
Nomofobia merupakan jenis fobia yang termasuk dalam gangguan kecemasan yang ditandai dengan ketakutan yang tidak wajar terhadap objek atau situasi tertentu. Pada nomofobia, objek yang ditakuti adalah tidak memiliki ponsel atau kehilangan layanan/sinyal. Gejala yang muncul dapat berupa gejala emosional dan fisik.
Gejala emosional meliputi:
- Khawatir, takut, atau panik saat memikirkan tidak dapat menggunakan ponsel atau tidak memiliki ponsel
- Cemas dan gelisah saat harus meletakkan ponsel atau mengetahui bahwa tidak dapat menggunakan ponsel untuk sementara waktu
- Panik dan cemas saat tidak dapat menemukan ponsel dalam beberapa waktu
- Merasa terganggu, stres, dan cemas saat tidak dapat memeriksa ponsel
Gejala fisik yang mungkin terjadi pada nomofobia meliputi:
- Sulit bernapas secara normal
- Sesak di dada
- Gemetar
- Berkeringat
- Pusing, bingung, dan penurunan kesadaran
- Detak jantung cepat
Secara sadar atau tidak sadar, seseorang yang mengalami kondisi ini akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak terpisah dari ponselnya. Anda sebaiknya juga mengenali karakteristik orang yang kecanduan ponsel untuk lebih memahami apakah Anda mengalami nomofobia. Beberapa karakteristik orang yang kecanduan ponsel antara lain:
- Ketidakmampuan mematikan ponsel
- Terus-menerus memeriksa ponsel
- Membawa ponsel ke mana pun, bahkan ke kamar mandi
- Memasang ponsel meskipun baterai hampir penuh
- Takut ponsel tidak terhubung dengan data seluler atau wifi
- Selalu memastikan keberadaan ponsel dan merasa tidak berdaya jika tanpa ponsel
- Khawatir hal-hal negatif akan terjadi dan tidak dapat meminta bantuan
- Sangat takut terputus dengan keberadaan atau identitas online seseorang
- Mengabaikan berbagai aktivitas hanya untuk menggunakan ponsel
Penyebab Nomofobia
Penyebab pasti dari nomofobia belum dapat dipastikan. Namun, kemungkinan besar fobia ini muncul karena kita semakin bergantung pada teknologi dan ketakutan tidak dapat mengakses sesuatu yang biasanya dapat diakses dengan mudah.
Berdasarkan veriwellmind.com, berikut beberapa alasan yang mungkin menyebabkan seseorang mengalami nomofobia:
1. Kegunaan Ponsel dalam Kehidupan Sehari-hari
Ponsel semakin berkembang dan membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Selain sebagai alat komunikasi, ponsel juga digunakan untuk membantu kita tetap teratur, menjalankan bisnis, menyimpan informasi pribadi, atau mengelola keuangan.
Semakin banyak hal penting yang kita lakukan dengan ponsel, tidak heran jika kita merasa takut kehilangan ponsel. Terpisah dari ponsel dapat membuat seseorang merasa terputus dan terisolasi dari keluarga, teman, pekerjaan, informasi, dan keuangan.
2. Intensitas Penggunaan Ponsel Setiap Hari
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Behavioral Addictions, mahasiswa dapat menghabiskan waktu hingga 9 jam per hari menggunakan ponsel.
Penggunaan ponsel yang konstan memiliki dua sisi. Di satu sisi, kita bisa mengumpulkan informasi dan bersosialisasi. Di sisi lain, penggunaan ponsel juga dapat menyebabkan ketergantungan yang memicu stres dan membatasi kebebasan.
3. Keakraban dengan Teknologi
Fobia ini lebih umum terjadi pada remaja dan usia dewasa muda karena mereka tumbuh dan besar di era digital. Mereka lebih akrab dengan penggunaan teknologi. Semakin akrab seseorang dengan komputer, internet, dan ponsel, semakin sulit baginya untuk terpisah darinya.
Faktor Risiko Nomofobia
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami nomofobia:
- Pernah kehilangan ponsel dan merasakan kesulitan besar akibat kejadian tersebut
- Memiliki anggota keluarga dekat yang memiliki fobia atau gangguan kecemasan lainnya
- Memiliki gangguan kecemasan secara umum
Kapan Harus Mengunjungi Dokter?
Setiap gejala fobia yang muncul harus diwaspadai. Anda bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental jika merasakan gejala selama lebih dari 6 bulan dan memenuhi kriteria seperti:
- Gejala sering muncul dan berlangsung sepanjang hari
- Gejala mengganggu pekerjaan dan hubungan Anda
- Gejala mengganggu tidur
- Gejala menghambat aktivitas sehari-hari
- Gejala memberikan dampak negatif pada kesehatan atau kualitas hidup
Diagnosis Nomofobia
Diagnosis nomofobia belum secara spesifik termasuk dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai diagnosis klinis. Meskipun demikian, para ahli kesehatan mental tetap dapat mengenali gejala kondisi ini dan membantu Anda mengatasinya.
Anda mungkin akan diminta mengisi kuesioner untuk membantu diagnosis. Anda akan diminta menilai sejauh mana Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan seperti:
- “Saya merasa tidak nyaman tanpa akses yang terus menerus ke informasi melalui ponsel pintar saya”
- “Menghabiskan masa baterai ponsel pintar saya membuat saya takut”
- “Saya cemas karena tidak dapat tetap terhubung dengan keluarga dan/atau teman saya”
Selain pertanyaan di atas, mungkin ada pertanyaan lain yang diajukan. Hingga saat ini, penggunaan Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) atau kuesioner nomofobia dianggap cukup akurat untuk mengukur tingkat keprihatinan hidup tanpa ponsel ini.
Pengobatan Nomofobia
Cara mengatasi nomofobia dapat melibatkan psikoterapi, obat-obatan, dan perawatan diri sendiri. Berikut penjelasannya:
1. Perawatan Diri Sendiri
Tidak ada salahnya memulai mengatasi nomofobia dengan merawat diri sendiri. Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan:
- Tetapkan batas. Buat aturan tentang kapan Anda harus berpisah dengan ponsel, seperti saat tidur atau makan. Cobalah menjauhkan ponsel dari beberapa aktivitas ini dan jika perlu, simpan ponsel di ruangan lain.
- Seimbangkan interaksi langsung dan interaksi melalui ponsel. Jika ada kesempatan untuk berinteraksi secara langsung, hindari penggunaan ponsel. Jika harus berinteraksi melalui ponsel, tentukan waktu yang tepat dan batasan waktu yang diberikan.
- Isilah waktu dengan kegiatan lain. Manfaatkan waktu di mana Anda benar-benar bisa berpisah dengan ponsel. Misalnya berbelanja, membaca buku, atau berolahraga.
Pada awalnya, mungkin sulit dilakukan. Mungkin butuh waktu beberapa lama untuk menjadikan tindakan ini sebagai kebiasaan. Konsistensi akan dibutuhkan dalam melakukannya.
2. Psikoterapi
Jenis terapi yang mungkin dilakukan untuk mengatasi nomofobia antara lain:
Terapi Paparan
Terapi paparan merupakan jenis terapi paling umum yang digunakan untuk mengatasi fobia. Terapi ini melibatkan pasien untuk menghadapi ketakutannya terhadap benda yang ditakuti secara bertahap.
Pada nomofobia, Anda mungkin akan diminta untuk berpisah dengan ponsel secara bertahap hingga terbiasa dan tidak lagi merasakan ketakutan yang berlebihan saat terpisah dari ponsel.
Tujuan terapi ini bukan untuk menghindari penggunaan ponsel secara keseluruhan, tetapi untuk memastikan bahwa Anda tidak lagi merasa takut dan stres saat berpisah dengan ponsel untuk sementara waktu.
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT) adalah jenis terapi yang umum digunakan untuk mengatasi fobia dan kondisi mental lainnya.
Terapi ini membantu Anda belajar mengelola pikiran dan perasaan negatif. Anda akan diajari bagaimana mengelola pikiran agar tidak terjadi ketakutan berlebihan ketika harus berpisah dengan ponsel.
3. Obat-obatan
Obat-obatan biasanya digunakan jika nomofobia sudah mencapai tingkat yang cukup parah. Penggunaan obat-obatan juga biasanya dikombinasikan dengan psikoterapi karena obat hanya dapat membantu mengatasi gejala dan tidak akan menghilangkan fobia sepenuhnya.
Jenis obat yang diresepkan akan disesuaikan dengan gejala yang dialami. Beberapa jenis obat yang mungkin diberikan antara lain:
- Beta blocker. Obat jenis ini membantu mengurangi gejala fisik seperti detak jantung yang cepat atau sesak napas. Obat ini dikonsumsi sebelum serangan terjadi. Jadi, seseorang yang mengalami nomofobia dapat mengonsumsi obat ini sebelum memasuki situasi di mana ia tidak dapat menggunakan ponsel untuk beberapa waktu.
- Benzodiazepin. Obat ini membantu mengurangi rasa takut dan kecemasan ketika muncul pikiran tidak memiliki ponsel.
Penggunaan obat-obatan harus melalui resep dokter dan tidak boleh sembarangan. Beberapa jenis obat mungkin bisa menyebabkan ketergantungan.
Itulah informasi lengkap tentang nomofobia yang perlu Anda ketahui. Jika Anda merasa memiliki kecenderungan bergantung terlalu banyak pada ponsel, mulailah melatih diri untuk menggunakan ponsel secara bijak agar bisa menghindari fobia ini.