Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Stenosis Spinal: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Myles Bannister

Stenosis spinal atau stenosis tulang adalah kondisi di mana celah antara susunan tulang belakang menyempit dan mekenan saraf di sekitarnya. Tulang belakang terbentuk dari susunan tulang yang memiliki celah di antaranya. Ketahui penyebab, jenis, gejala, dan pengobatan dari penyakit ini melalui artikel ini!

Apa Itu Stenosis Spinal?

Stenosis tulang belakang atau disebut juga dengan stenosis spinal adalah kondisi di mana celah antara tulang belakang menyempit. Penyempitan ini menyebabkan tekanan terhadap saraf yang melewati tulang belakang.

Beberapa kasus kondisi ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun kondisi ini berpotensi menyebabkan nyeri, kelemahan, atau mati rasa (seringnya pada kaki). Gejala ini dapat memburuk seiring dengan waktu.

Stenosis tulang belakang umumnya terjadi di punggung bawah dan leher. Penyebab umumnya adalah perubahan keausan pada tulang belakang yang berhubungan dengan osteoarthritis. Perawatan medis diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. Dalam kasus yang parah, tindakan operasi mungkin diperlukan.

Penyebab Stenosis Spinal

Tulang belakang membentang dari leher hingga punggung bawah. Tulang-tulang ini membentuk kanal tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang atau saraf.

Sebagian orang lahir dengan kanal tulang belakang kecil, yang dapat menyebabkan stenosis spinal bawaan. Stenosis tulang belakang yang didapat umumnya berkembang akibat penuaan atau kondisi medis tertentu.

Penyebab stenosis tulang belakang meliputi:

1. Pertumbuhan Tulang Berlebih

Kondisi seperti osteoarthritis dapat menyebabkan kerusakan tulang yang memicu pembentukan taji tulang.

Taji tulang dapat mengenai kanal tulang belakang. Penyakit Paget juga dapat memicu pertumbuhan tulang berlebihan di tulang belakang.

2. Herniated Disc (Saraf Terjepit)

Seiring dengan bertambahnya usia, bantalan lembut (disk) yang bertindak sebagai peredam kejut di antara tulang belakang cenderung mengering.

Disk tulang belakang memiliki permukaan tengah yang lembut dan bagian luar yang keras. Herniated disc terjadi ketika bagian tengah mendorong keluar melalui sobekan di bagian luar yang keras. Kondisi ini dapat memberikan tekanan pada tulang belakang.

3. Penebalan Ligamen

Ligamen adalah jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang dengan tulang. Seiring dengan waktu, ligamen yang menghubungkan tulang belakang menjadi kaku dan menebal. Ligamen yang menebal dapat membesar ke kanal tulang belakang.

4. Tumor

Meskipun tidak umum, tumor di tulang belakang juga dapat menjadi penyebab stenosis tulang belakang. Tumor dapat terbentuk di dalam sumsum tulang belakang, di membran yang menutupi sumsum tulang belakang, atau di ruang antara sumsum tulang belakang dan tulang belakang.

5. Cedera Tulang Belakang

Kecelakaan atau trauma lainnya dapat menyebabkan dislokasi atau patah tulang pada satu atau lebih tulang belakang.

Tulang belakang yang patah dapat merusak kanal tulang belakang. Cedera akibat operasi pada punggung juga dapat menyebabkan pembengkakan jaringan di dekatnya yang dapat memberi tekanan pada sumsum tulang belakang atau saraf.

Faktor Risiko Stenosis Spinal

Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stenosis tulang belakang, seperti:

  • Skoliosis atau kondisi tulang belakang melengkung
  • Mempunyai riwayat cedera tulang belakang atau pernah menjalani operasi tulang belakang
  • Mempunyai kelebihan fluoride atau kalsium dalam tubuh
  • Usia di atas 50 tahun

Jenis Stenosis Spinal

Jenis stenosis tulang belakang ini dibedakan berdasarkan posisi penyempitan celah tulang belakang. Seseorang bisa memiliki lebih dari satu jenis stenosis secara bersamaan. Jenis stenosis yang paling umum adalah:

  • Cervical spinal stenosis, penyempitan terjadi pada tulang belakang di bagian leher.
  • Lumbar spinal stenosis, penyempitan terjadi pada tulang belakang di bagian punggung bawah.

Dari kedua jenis stenosis tulang belakang di atas, lumbar stenosis merupakan jenis yang paling umum.

Gejala Stenosis Spinal

Jenis stenosis tulang belakang yang berbeda dapat menimbulkan gejala yang juga berbeda. Berikut adalah gejala-gejala yang dapat muncul:

Gejala Cervical Spinal Stenosis

Gejala cervical spinal stenosis meliputi:

  • Mati rasa atau kesemutan di tangan, lengan, kaki, dan tungkai
  • Lemah pada tangan, lengan, kaki, dan tungkai
  • Masalah dengan berjalan dan keseimbangan
  • Sakit leher
  • Disfungsi usus dan kandung kemih (biasanya hanya terjadi pada kasus yang parah)

Gejala Lumbar Spinal Stenosis

Gejala lumbar spinal stenosis meliputi:

  • Mati rasa atau kesemutan di kaki atau tungkai
  • Lemah pada kaki dan tungkai
  • Nyeri atau kram pada satu atau dua kaki ketika berdiri atau berjalan dalam waktu yang lama
  • Sakit punggung

Diagnosis Stenosis Spinal

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat medis Anda. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dicurigai adanya kondisi ini, dokter mungkin juga akan menyarankan tes pencitraan untuk memastikan diagnosis penyakit ini.

Berikut adalah tes pencitraan yang mungkin dilakukan untuk membantu diagnosis:

  • Sinar-X. Pemeriksaan sinar-X punggung dapat mengungkapkan perubahan tulang seperti taji tulang yang dapat mempersempit ruang dalam kanal tulang belakang.
  • CT atau CT myelogram. Pemeriksaan dengan menyuntikkan pewarna kontras ini dapat mengungkapkan keadaan taji tulang, saraf terjepit, dan tumor.
  • MRI. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kerusakan pada disk dan ligamen, mendeteksi tumor, dan menunjukkan lokasi saraf yang tertekan di sumsum tulang belakang.

Pengobatan Stenosis Spinal

Stenosis spinal bisa memburuk seiring berjalannya waktu, maka dari itu perawatan diperlukan untuk mencegah kondisi semakin memburuk. Meskipun tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan stenosis spinal, tetapi perawatan dapat dilakukan untuk menstabilkan kondisi dan meringankan gejala.

Berikut adalah perawatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini:

1. Obat-obatan

Nyeri ringan dapat diatasi dengan penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti Paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid. Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan meresepkan obat yang lebih kuat, seperti opioid.

Dokter juga dapat meresepkan relaksan otot untuk meredakan kejang dan kram otot yang menyakitkan. Jika peradangan menjadi masalah, injeksi steroid dapat diberikan untuk meredakannya.

2. Operasi

Jika obat-obatan tidak meredakan gejala, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi dekompresi tulang belakang untuk mengurangi gejala yang lebih parah.

Operasi dekompresi tulang belakang bertujuan untuk menghilangkan pertumbuhan tulang dan jaringan yang meradang dari kanal tulang belakang. Langkah ini akan memberikan ruang bagi saraf dan sumsum tulang belakang.

Tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien, dokter dapat memilih prosedur operasi terbuka atau minimal invasif.

Referensi

  1. Mayo Clinic. 2018. Spinal stenosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spinal-stenosis/symptoms-causes/syc-20352961. (Diakses pada 27 Agustus 2019).
  2. Morrison, William. 2019. Spinal stenosis: Everything you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325817.php. (Diakses pada 27 Agustus 2019).
  3. WebMD. 2018. What Is Spinal Stenosis?. https://www.webmd.com/back-pain/ss/slideshow-spinal-stenosis. (Diakses pada 27 Agustus 2019).

About The Author

Ibuprofen: Manfaat, Dosis, Efek Samping

10 Olahraga yang Cocok untuk Penderita Diabetes